1.0%

2.1K 333 45
                                    

Setelah hampir satu jam mereka terdiam. Duduk berjauhan, dengan space yang sangat jauh. Eunha meremas gaun tidurnya. Ia tidak suka dengan keadaan seperti ini, Jungkook yang biasanya terlihat penuh emosi dan dingin. Mendadak seperti seorang introvert yang lebih suka diam seribu bahasa.

Setelah adegan menangis tiba-tiba tadi, Jungkook langsung memasuki kamar. Membanting pintu cukup keras, membuat apartment yang ia huni terasa sedikit bergetar. Eunha tidak tahu alasan Jungkook menangis, lalu tiba-tiba marah dan berakhir diam seribu bahasa.

Eunha jadi curiga jika suaminya bipolar.

Eunha menarik nafasnya, memberanikan diri membuka suara, "Jungkook!"

Yang dipanggil masih terdiam. Matanya fokus menatap layar TV, telinganya seolah-olah tuli. Tuli beneran tau rasa kau!

Eunha menggeser tubuhnya mendekat ke arah Jungkook, "Kau kenapa?"

Jungkook memutar bola matanya jengah, "Ck, menjauhlah."

"Kau kenapa? Kau sedang ada masalah. Kenapa kau berubah hanya dengan waktu seperkian detik. Lalu tadi mengapa kau menangis?"

Jungkook mulai risih. Mendengar istrinya cerewet membuat kepalanya terasa pening seketika, "Diamlah dan menjauh."

Jungkook mendorong bahu Eunha agar menjauh. Bukannya menjauh Eunha malah semakin mendekat ke arah Jungkook, "Jawab dulu mengapa kau menangis tadi?"

"Kau-" Jungkook melirik Eunha dengan kesal, "Cicak." ucapnya spontan.

"Hah? Aku tanya kenapa kau menangis. Kenapa kau jawab cicak?"

Jungkook memutar otaknya mencari jawaban yang, hmm setidaknya masuk akal dari 'cicak'. "Tadi aku melihat cicak yang hampir jatuh."

Oh rasanya Eunha ingin tertawa sambil guling-guling hingga Busan. Benarkah ini suaminya?

Apa dia sedang melucu?

Atas dasar apa, suaminya yang dingin melontarkan lelucon receh.

Eunha tidak tahan ingin tertawa. Wanita itu terbahak cukup keras. Tetesan air mata keluar dari sudut matanya. Lama-lama perutnya terasa mulas.

"Berhenti!" Ucap Jungkook dengan nada tinggi.

Eunha masih terus terbahak.

"Ku bilang berhenti!" Nada Jungkook naik satu oktaf.

Oh tuhan! Rasanya Jungkook ingin membungkam mulut Eunha dengan kaus kaki yang ia pakai tadi. Wanita itu sangat susah diberi tahu.

Jungkook membanting remot TV, "DIAM!"

Ugh!

Rasanya jantung Eunha berhenti berdetak sekian detik. Tawa nya hilang seketika digantikan ekspresi terkejut.

Jungkook mengacak rambutnya kesal, "Jangan ganggu aku! Banyak kerjaan." Ucapnya seraya masuk ke dalam kamar.

Eunha menatap kepergian Jungkook. Ia memutar bola matanya jengah, "Ck, dasar bipolar."

💢💢💢


Eunha mengerjap-ngerjapkan matanya. Suara dering handphone yang cukup memekik telinga, membuat dirinya terpaksa membuka mata.

Eunha mengambil handphone miliknya di atas nakas.

5 panggilan tidak terjawab.
6 pesan masuk.

Eunha duduk bersandar di punggung kasur. Membaca pesan belum terbaca dari Yerim.

Kim Yerim
Eunha kau sudah bangun?
Eonnie bangunlah ini sudah jam 7 pagi!
Hehe Kak Eunha antar aku ke mall hari ini.
Aku ingin membelikan hadian untuk kakakku 😆
Kau tahu? lusa adalah ulang tahunnya.
Hmm, sebaiknya kau juga membelu kado. Jadi ayo kita beli bersama!

SWEETHURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang