"Dokter bilang sore ini dia akan sadar."
Eunha masih setia duduk di sebuah kursi yang bersebelahan dengan ranjang pasien Jungkook. Menunggu kapan 'sore' yang dimaksud dokter itu datang. Sedari tadi tangannya enggan melepas tangan Jungkook. Eunha masih tidak percaya, Jungkook yang selalu dingin-jutek-marah dan segala hal buruk, tertidur lemas tanpa mampu berbuat apapun.
Jungkook sakit?
Luar biasa.
Perlahan namun pasti. Mata sayu Jungkook sedikit demi sedikit terbuka, beberapa kali ia mengerjapkan matanya. Sampai ia sadar dimana dirinya berada. Jungkook menengok lemas, disana Eunha dengan tampang penuh ke khawatiran sibuk memperhatikannya.
Jungkook berusaha menangkap suara yang dikeluarkan Eunha, butuh waktu beberapa detik sampai pendngarannya berfungsi normal.
"Jungkook kau sadar? Jungkook kau bisa dengar suaraku?"
Eunha menyentuh wajah Jungkook, "Syukurlah kau sadar."
©©©
"Noona terima kasih." Jungkook tersenyum.
"Nde! Jangan sampai aku melihatmu di rumah sakit ini lagi. Oh iya-" Jennie mengalihkan pandangannya "Kau istrinya?" tunjuk Jeannie ke arah Eunha.
"Ah ya. Aku istrinya." Eunha tersenyum kikuk.
"Jaga dia baik-baik. Jangan sampai dia merasa tertekan atau banyak pikiran. Heol! Kalau bisa kau memunjuknya untuk transplantasi jantung, agar-"
"Noona! Sudah kubilang aku tidak mau."
Jennie memutar matanya jengah, "Ck, yasudah aku pergi. Salamkan pada kakakmu nanti."
Dan sekarang hanya ada Eunha dan Jungkook. Diam canggung. Bingung ingin memulai ucapan seperti apa.
Eunha mengigit bibir bawahnya, matanya bergerak ke arah Jungkook dan jendela bergantian.
"Hmm, Jungkook- kau butuh sesuatu?" Tanyanya canggung.
Jungkook melirik Eunha sekilas, "Tidak usah, terima kasih."
Situasi ini! Benar benar-
Astaga Eunha bahkan tidak betah dengan situasi ini. Mereka seperti 2 anak kecil yang sedang ribut karena berebut mainan dan berakhir dimarahi orang tua. Eunha lebih suka Jungkook marah-marah saja dari pada diam canggung seperti ini.Mata Eunha bergerak melirik Jungkook. Lelaki itu masih setia bersender di punggung ranjang seraya menunduk.
Seketika Eunha salah tingkah saat Jungkook menegakkan matanya, "Mianhae."
Butuh 5 detik Eunha mencerna.
"Eh? Apa tadi kau bilang-"
"Maaf. Aku minta maaf sebagai suamimu."
Jungkook mengambil alih tangan Eunha, menggenggamnya cukup erat, "Kau ingin aku jujur atau tetap seperti ini?"
Mampus sudah! Eunha lupa cara bernafas.
"Maksudmu?"
"Pilih saja."
"Ju-" Eunha mengerutkan dahinya tidak yakin, "Jur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHURT
RomanceAwalnya semua baik-baik saja. Mereka bagai sepasang kekasih yang tidak bisa di pisahkan. Sampai akhirnya Jungkook dan Eunha menikah. Berpikir jika mereka akan memulai hidup baru yang indah. Sayang, itu hanya pikiran Eunha. Karena pada akhirnya, tida...