2.1%

2.3K 310 95
                                    

Semua orang menunggu.

Wonwoo tidak berhenti merutuki dirinya sendiri, merasa kalau semua ini terjadi karena dirinya. Lain halnya dengan Eunha yang sedari tadi tidak berhenti menangis.

Tadi Jungkook sempat pingsan. Denyut jantungnya pun sangat lemah, kalau bukan karena Wonwoo yang melakukan CPR di tempat. Mungkin jantung itu tidak akan berdetak lagi.

"Kenapa bisa?" Yeri baru saja datang bersama kakaknya, Taehyung. Gadis itu bahkan masih menggunakan piyama yang di balut juga dengan jaket.

Matanya tertuju ke arah Eunha, mata wanita itu sudah sembab bahkan tidak mampu mengeluarkan air mata lagi. Yeri segera memeluk Eunha.

"Eonnie," Katanya lirih.

Setelah hampir 2 jam mereka menunggu. Kepala tim bedah jantung akhirnya keluar dari ruang operasi. Wanita yang sejak dulu merawat penyakit Jungkook itu keluar dengan wajah lelahnya,

"Bagaimana Jen?" Cecar Wonwoo.

"Syukurlah operasinya berhasil. Tapi saya belum bisa memastikan bagaimana keadaan pasien selanjutnya."

Eunha yang tidak terima dengan pernyataan dokter yang tidak pasti itu, mendekat tangannya mendorong dengan lemah tubuh Jennie "Bagaimana bisa kau seorang dokter Tidak bisa memastikan keadaan pasien!"

"Maafkan saya. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin." Ucap Jennie menunduk.

"Sudahlah Jen, terima kasih sudah membantu kami." Wonwoo menepuk pundak Jennie.

Ketika sebuah masalah datang secara bertubi-tubi dalam satu waktu. Sebenarnya apa renana tuhan, sehingga tidak membiarkan mereka untuk bahagia. Belum lebih dari seminggu, Eunha bisa merasakan sosok Jungkook yang hangat kepada dirinya. Sosok suami yang Eunha idamkan sejak dulu, tapi kenapa tuhan seolah berusaha untuk memisahkan mereka dengan segala cara.

Eunha meremas perutnya, tiba-tiba perutnya terasa mulas. Wanita itu merintih, membuat orang-orang segera memandangnya khawatir.

"Sayang, kau-" Taena yang tampak sangat khawatir, menahan tubuh Eunha agar tidak jatuh. Wanita itu terbelak begitu pula dengan yang lainnya.

Jennie segera menghampiri Eunha, "Kau pendarahan." Kata Jennie panik.

©©©

Eunha duduk di pinggir ranjang, salah satu tangannya tersambung sebuah selang. Wanita itu diam menatap sang ibu.

"Jadi, Jungkook yang sudah membuat ayah ditahan?" Tanya Eunha lirih.

Taena mengangguk.

"Dan juga, Jungkook menikahiku hanya untuk balas dendam?"

Taena kembali mengangguk.

Eunha mendesah, wanita itu kembali menangis. Dadanya terasa sakit, jadi ini yang dimakaud Jungkook selama ini. Eunha sekarang mengerti dengan semua kejanggalan perkataan yang terkadang selalu Jungkook ucapkan. Eunha menunduk, rambut panjang miliknya terjatuh, menutupi wajah Eunha yang sudah benar-benar kacau.

"Sayang," Taena berusaha meraih tangan anaknya, namun Eunha segera menjauh. Ia berbaring di kasur, membelakangi ibunya begitu saja.

"Eomma aku mohon, aku ingin sendiri." Sahutnya.

Eunha sudah mengetahui semuanya. Termasuk Jungkook yang ternyata kakaknya. Eunha hanya masih belum percaya, semua ini benar-benar tidak pernah terpikirkan olehnya seumur hidup.

SWEETHURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang