"Rapat direksi akan diadakan siang ini. Dan itu artinya menantuku Jeon Jungkook yang akan menjadi presdir. Kau siap bukan?"
Jungkook tersenyum, kepalanya sedikit ia tundukan agar terlihat lebih sopan, "Ya, ayah. Terima kasih sudah mempercayaiku mengambil alih perusahaan."
Inilah saatnya. Penantian Jungkook selama bertahun-tahun akan terwujud. Jadi apa Jungkook mampu melakukannya? Disisi lain ia tidak ingin menyakiti Eunha lagi. Jungkook mendongkak, melirik ke arah Seokha beserta Taena di sampingnya.
Bagaimanapun, Jungkook tidak bisa mengelak kalau dia sangat ingin menghancurkan mereka berdua.
Jungkook sudah memegang senjata untuk menghancurkan dua orang di depannya. Ia sudah mempunyai bukti atas penggelapan dana yang dilakukan Seokha, penjualan senjata secara ilegal selama sepuluh tahun terakhir dan yang terpenting, kasus tiga tahun yang lalu. Pencucian uang dan pembunuhan kepada Seokjin dan Sowon orang tua Taehyung.
Satu persatu Jungkook akan mengumumkan itu ke media, tapi setelah perusahaan ini sudah menjadi miliknya. Licik memang, tapi tidak kejam seperti Seokha.
©©©
"Ya, dia ada di rumahku."
"..."
"Haha tidak, sebaiknya kau kesini saja. Kita rayakan Jungkook yang sudah menjadi presdir."
"..."
"Kalau begitu aku dan Jungkook tunggu."
Wonwoo memasukan iphone miliknya ke saku. Lelaki itu berjalan mendekati Jungkook yang sedang duduk di pinggir kasur sambil memegang bingkai foto keluarganya.
"Jadi saat ini kau sudah menjadi presdir seutuhnya?"
Mendengar itu membuat Jungkook tersenyum sinis, "Tidak akan lama, sebentar lagi tempat itu akan ku hancurkan."
Lagi-lagi Wonwoo hanya bisa menghela nafas. Wonwoo sebenarnya tidak tega melihat Jungkook yang tersiksa seperti ini. Sebagai kakak, ia tau perasaan Jungkook yang sedang galau saat ini.
Apalagi melihat Jungkook yang sudah tidak bersikap dingin kepada Eunha. Semua itu pasti tidak akan mudah baginya.
Jungkook menggeser tubuhnya agar bersandar di punggung kasur, "Hyung, apa yang harus kukatakan jika suatu saat nanti Eunha bertanya?"
"Ceritakan saja. Walaupun jika kau menceritkan, tidak menutup kemungkinan Eunha akan sedih. Tapi, akan jauh lebih menyakitkan jika kau terus menutupinya."
Jungkook mengusap wajahnya kasar, "Kenapa jujur itu sulit."
Kenapa jujur itu sulit? Ya, benar kenapa sulit sekali untuk jujur. Kata-kata itu seperti menyindir Wonwoo. Ia yang sebenarnya menutupi sesuatu, suatu dugaan yang akan membuat Jungkook semakin tersiksa.
"Aku akan menyiapkan sesuatu untuk di makan. Eunha akan datang sebentar lagi."
Jungkook balas dengan anggukan.
Tidak butuh waktu lama. Kurang dari lima belas menit, Eunha sudah berdiri di hadapannya. Jungkook segera menarik Eunha menuju kamar. Lelaki itu menuntun Eunha agar duduk di kasur membelakanginya, membiarkan Eunha bersandar di dada milik Jungkook. Tangan Jungkook memeluk tubuh Eunha dengan posesif.
"Selamat Jungkook." Ucap Eunha.
Jungkook mengecup puncak kepala Eunha, "Hmm, terima kasih."
Eunha sebenarnya masih belum terbiasa dengan perilaku kelewat manis yang diberikan Jungkook lima hari ini. Lelaki itu jadi lebih manja dan romantis. Hal-hal kecil seperti ini-lah yang membuat Eunha merasa memiliki suami.
Wanita itu selalu saja gugup jika berada dengan jarak terlalu dekat seperti ini. Ia mengalihkan perhatiaannya dengan melihat sekeliling ruangan, sampai perhatiannya terhenti di sebuah bingkai foto yang terdapat di atas nakas. Eunha menunjuk foto itu, "Mereka orang tua kandungmu?"
Jungkook yang melihat arah telunjuk Eunha baru mengerti maksudnya. Cowok dengan gigi kelinci yang menjadi khas nya itu beralih untuk mengambil foto tersebut.
"Ya, mereka orang tua kandungku." Jungkook menarik kedua sudut bibirnya, "Eunha, kau ingin mendengar cerita keluargaku?"
"Cerita?" Kedua alis Eunha bertaut.
Jungkook menopang kepalanya di bahu Eunha, kedua tangannya masih setia memeluk Eunha sambil memegang bingkai foto tersebut.
"Dulu ayahku pernah berselingkuh dengan istri laki-laki lain-"
Mata Eunha terbelak, tidak salah dulu Jungkook pernah selingkuh ternyata turun dari ayahnya.
'Ngomong-ngomong selingkuh, kemana selingkuhan Jungkook?'
"Saat itu umurku baru 1 tahun. Ayahku bangkrut dan selingkuhannya itu meninggalkannya. Semenjak saat itu ayah menjadi orang yang temperament. Ia sering sekali menyiksa ibuku dan Wonwoo-hyung."
Eunha tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, tangannya terangkat menutup mulutnya. "Kau serius?"
"Hmm, bahkan saat umurku 3 tahun, ayahku juga sering memukulku. Samar-samar aku masih ingat perilaku ayahku. Tapi aku bersyukur saat itu aku mempunyai hyung yang selalu melindungiku. Setelah itu ayahku tidak sengaja membunuh ibuku, ia mendorongnya hingga membentur sudut meja."
Jungkook menatap lekat foto ditangannya, "Dan tidak beberapa lama, ayahku bunuh diri karena merasa bersalah."
Ada nada kesedihan. Hanya melihat sekilah, Eunha tau Jungkook kembali merasakan moment terburuk di dalam hidupnya. Eunha membalikan tubuhnya menghadap Jungkook, menarik kepala Jungkook agar bersandar di dadanya. Tangannya terangkat untuk mengelus surai hitam Jungkook.
"Dan ternyata orang yang membuat ayahku bangkrut adalah suami dari selingkuhan ayahku. Kau tahu? Bahkan sekarang mereka hidup bahagia."
Ada rasa basah di dadanya. Jungkook menangis.
"Tak apa, itu hanya masa lalu."
Eunha tidak tahu jika masa lalu Jungkook sekejam itu. Eunha merengkuh kepala Jungkook, membiarkan suaminya menangis dipelukannya. Memberikan ketenangan agar Jungkook menghilangkan segala mimpi buruk di masa lalu.
Jungkook mendongkak menatap Eunha, ia kembali menegakkan tubuhnya saat dirasa dirinya sudah tenang.
"Eunha," Jungkook membelai lembut pipi istrinya, "Apapun yang akan kulakukan nanti kuharap kau mengerti. Satu hal yang perlu kau ingat, aku sangat mencintaimu."
Ah, apakah Eunha bermimpi lagi?
Jungkook serius mencintainya?
Eunha hanya terfokus dengan kalimat terkahir. Ia tidak menyangka Jungkook mencintainya. Eunha memeluk tubuh Jungkook erat, meluapkan rasa bahagianya itu."Aku juga sangat mencitaimu Jungkook."
-TBC-
Kok aku rada lieur ya baca tulisan sendiri? 😂 Semoga kalian paham maksud ceritaku di atas wkwkwk
Double update 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHURT
RomanceAwalnya semua baik-baik saja. Mereka bagai sepasang kekasih yang tidak bisa di pisahkan. Sampai akhirnya Jungkook dan Eunha menikah. Berpikir jika mereka akan memulai hidup baru yang indah. Sayang, itu hanya pikiran Eunha. Karena pada akhirnya, tida...