0.6%

2K 351 44
                                    

Untuk kesekian kalinya ini UNEDIT jadi banyak kesalahan penulisan (typo) dan juga part ini cuman bumbu doang 😂






"Kau kenapa?"

Untuk kesekian kalinya Seulgi bertanya. Pagi sekali Eunha datang ke apartment-nya. Matanya sudah sembab saat itu, bahkan setelah satu jam di kamar Seulgi, Eunha masih terus menangis.

"Kau ribut dengan suamimu?"

Eunha menggelengkan kepalanya.

"Lalu?"

Eunha menunduk menutupi wajahnya yang sudah tidak karuan, "Aku tidak apa, hanya ada sedikit masalah." Katanya dengan suara serak dan hampir tidak terdengar.

"Baiklah. Aku berangkat kerja dulu, jika ada sesuatu, kau bisa menghubungiku."

Eunha hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara apapun. Seulgi sudah pergi dari apartment-nya. Dan Eunha masih menangisi kejadian tadi malam.

Gadis itu melirik handphone-nya. Tidak ada panggilan atau pesan apapun dari sana. Jungkook tidak menghubunginya sama sekali. Ia benar-benar tidak dipedulikan oleh suaminya.

Eunha meringkuk di kasur. Bingung apa yang harus ia lakukan mulai sekarang. Pulang seolah tidak terjadi apa-apa, atau pergi meninggalkan Jungkook dan berpisah dengannya. Tapi pernikahan mereka masih di umur jangung, baru satu minggu dan tidak lucu jika mereka bercerai.

Dan fakta yang paling menyakitkan adalah Eunha yang masih terlalu mencintai Jungkook dan belum rela berpisah dengannya.

Sebuah suara berhasil mengejutkannya. Eunha mengambil handphone-nya di atas nakas, panggilan masuk dari ibunya. Ia segera mendudukan tubuhnya dan menghapus air matanya.

"Hallo bu."

"Oh Eunha? suaramu kenapa, kau sakit sayang?"

"Tidak bu, hanya serak saja. Ada apa bu?"

"Nanti siang ibu ke rumah kalian ya."

Mati!

"Mau apa bu?"

"Memangnya tidak boleh ibu mampir ke rumah anaknya?"

Eunha mengigit bibirnya. Oh tuhan bagaimana ini? Diakan sedang kurang baik dengan Jungkook, tidak mungkin jika ia bilang kalo dirinya baru saja bertengkar dengan suaminya dan dia sedang kabur ke rumah Seulgi.

"Bukan begitu bu, hanya saja ... "

"Kalo ibu kesana dan kau tidak ada! Ibu akan menghukummu dan memotong punya suamimu."

Mengerikan.

"Baiklah ibu."

Eunha menghela nafasnya kasar. Ini buruk! Setidaknya ia harus pulang hanya untuk menyambut ibunya. Dari pada sang ibu harus tau permasalahan rumah tangganya. Eunha tidak ingin itu terjadi, biarkan dirinya yang menyelesaikan masalah rumah tangganya.

Eunha meraih coat nya dan berlalu kembali ke rumahnya.

©©©

Sesuai dugaan, Jungkook sudah pergi bekerja. Eunha dengan cepat membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Sebelum ibunya mendapati dirinya dengan wajah sembab, ia harus sudah membenahi penampilan kacaunya.

Eunha membuka pintu saat bel berbunyi. Seorang wanita paruh baya dengan dua kantung plastik di tangannya, ia tersenyum mendapati anaknya membukakan pintu.

"Suamimu sudah berangkat bekerja ya?" Taena menyerahkan kantung plastik yang ia bawa.

Eunha menaruh kantung plastik yang berisikan makanan itu di dapur. "Ibu ingim minum apa?" teriaknya dari dapur.

Taena tidak menjawab, ia malah mengampiri Eunha ke dapur.

"Terserah kau saja sayang."

Eunha menghela nafasnya, "Aku buatkan teh saja ya bu."

Gadis itu mengambil cangkir dan teh celup di salah satu laci.

"Jadi bagaimana setelah kalian melakukannya? Kapan kalian berniat memberi ibumu ini cucu." Ucap Taena bersemangat.

Eunha tercekak mendengarnya. Ia mengerti maksud dari 'melakukannya' adalah sesuatu kegiatan yang biasanya suami istri lakukan.

Bagaimana bisa jika dirinya memberikan cucu, sedangkan dirinya di peluk saat tidur oleh suaminya saja tidak pernah.

"Berapa sendok gulanya bu?"

Taena berdecak malas. Sedari tadi ia bertanya, Eunha selalu mengalihkan pembicaraan. "Kau ini ibu bertanya- Oh Jungkook kau disini."

Eunha memegang erat sendok di tangannya. Jelas sekali barusan ibunya menyebutkan nama Jungkook.

"Ibu disini?" Jelas sekali itu suara suaminya.

Eunha menggigit bibir bawahnya kuat kuat. Rasanya ingin sekali Eunha menangis lagi. Kejadian, ucapan dan sikap Jungkook tadi malam kembali terasa baginya. Dadanya sesak seketika.

Jungkook melingkarkan tangannya di pinggang Eunha. Lelaki itu mengecup kening Eunha, "Kau sudah bangun sayang."

Bau keringat bisa ia cium dengan jelas. Eunha juga bisa merasakan basah keringat tubuh suaminya yang habis berjogging.

Jungkook kembali menjadi manusia berbulu kelinci.

Seolah tidak terjadi apapun. Seolah Eunh tidur dengan nyenyak bersama dirinya tadi malam. Seolah Eunha terbangun tanpa Jungkook di sampingnya. Seolah hal wajar bagi sepasang suami itu terjadi. Dan itu hanya seolah.

Eunha tidak bisa mendengar percakapan antara Jungkook dan ibunya. Karena ia tahu semua ini hanya drama kecil yang dipertontonkan oleh ibunya seorang.
Ia tidak peduli dengan bagaimana Jungkook memujinya, bagaiman Jungkook menceritakan harmonis keluarga kecilnya, bagaimana rencana mereka memiliki anak.

Yang Eunha bisa tangkap sekarang, Jungkook itu the big liar!

Eunha melepas rangkulan Jungkook di pinggangnya. Gadis itu tersenyum kepada ibunya.

"Maaf ibu, tapi bisakah mulai sekarang aku tinggal dengan ibu lagi?"

SWEETHURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang