1.5%

2.1K 319 39
                                    

Sudah pukul 01.00 malam. Jungkook masih berada di kantor perusahaan nya. Ia sedang berdiri di depan kaca yang langsung memperlihatkan suasana kota Seoul yang masih sangat ramai.

Ditangannya, foto sebuah keluarga kecil yang sama dengan foto di laci guci abu ayah dan ibunya. Jungkook memandang foto itu cukup lama. Walaupun ia tidak ingat dengan kebahagiaan keluarga mereka dulu, tapi dengan foto ini ia tahu. Keluarganya sangat harmonis dulu.

Jungkook menangis dalam diam. Hanya air mata yang mengalir begitu saja. Ia ingat, umurnya 3 tahun waktu itu. Dan ia sering melihat ayahnya menyiksa sang ibu dan kakaknya. Pukulan demi pukulan ia hempaskan kepada mereka. Masa bodo dengan jeritan minta ampun, Jungwoon terus memukuli mereka.

Lelaki itu menyentuh dadanya. Jantungnya tiba-tiba sakit. Sesak, tubuhnya selalu bereaksi ketika kejadian itu kembali ia ingat. Jungkook menggeram menahan sakit.

"Ayah. Ibu, sakit."

©©©

"Bagaimana Jen, keadaanya?"

"Syukurlah dia tidak apa apa. Untung kau cepat membawanya kesini. Jika tidak, Jungkook bisa saja harus di operasi detik ini juga."

Wonwoo menghela nafasnya. Ternyata firasat buruknya itu mengarah untuk adiknya. Entah kenapa tadi, saat Wonwoo pulang dari pesta teman kerjanya. Lelaki itu tiba-tiba saja ingin berhenti di depan perusahaan Jungkook, dan bertepatan dengan  itu  satpam disana menghampirinya dengan gelisah, mengatakan jika Jungkook belum keluar dari ruangan. Hal itu membuat Wonwoo merasa khawatir jika sesuatu terjadi padanya. Dan benar saja, Wonwoo mendapati Jungkook terkapar di lantai.

Jennie, dokter sekaligus sahabat Wonwoo yang saat ini menangani Jungkook berjalan menghampiri Wonwoo, "Hya! Kenapa tiba-tiba Jungkook kambuh lagi? Bukannya setaun ini dia bahkan baik-baik saja? Apa dia sedang ada masalah?"

Wonwoo mengangguk kecil, "Dia memang sedang menghadapi masalah besar. Ngomong-ngomong terima kasih, aku pasti menganggu tidur mu."

"Memang, aku bahkan belum sempat tidur hari ini, gara-gara kau!"

"Mianhae!" Wonwoo terkekeh.

"Kalau begitu aku pergi. Jungkook harus di rawat di sini beberapa hari. Ia harus banyak istirahat."

Jennie berlalu, meninggalkan Wonwoo dan Jungkook di ruangan. Untuk kesekian kalinya, Wonwoo menghela nafas. Lelaki itu memperhatikan wajah tenang Jungkook. Inilah yang ia takutkan, Wonwoo takut semua ini akan menganggu kondisi tubuhnya. Wonwoo belum siap kehilangan adiknya. Cukup, sudah banyak orang yang ia cintai pergi meninggalkannya.

Membayangkan Jungkook menahan sakit sendirian, membuat Wonwoo selalu merasa bersalah.

"Mianhae Jungkook-ah. Seharusnya aku tidak menceritakan apapun kepadamu. Ini semua salahku." Gumam Wonwoo.

Wonwoo merogoh handphone nya. Mengirim pesan kepada adik iparnya.

'Jungkook di rawat di rumah sakit'

Ketik Wonwoo di pesan itu.

®®®

Eunha kalang kabut! Pagi-pagi sekali, bahkan matahari belum mau muncul menyinari bumi. Wanita itu mendapat pesan dari Wonwoo jika suaminya di rawat.

SWEETHURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang