Kelompok gue masih ngebahas kayak kemaren. Dan hari ini belajarnya di rumah jitni -,-
Btw ternyata dia sakit. Bukan sakit biasa, tapi sakit parah. Gue jadi ngerasa kasihan...inget cuma kasihan loh beda sama khawatir.
Dia ngidap ini udah lama katanya..***
Pagi ini Iqbaal sudah duduk di tempatnya. Membereskan kertas hasil belajar kelompok kemarin. Tiga jam belajar kelompok, lumayan tugas mereka lima puluh persen selesai.
Shafira baru saja sampai kelas, menghampiri Iqbaal yang duduk sendirian karena Bastian belum berangkat.
"Nih Baal kesimpulan yang gue buat." Shafira menyerahkan selembar kertas HVS kepada Iqbaal
Iqbaal mengangguk sambil menerima kertas itu. Mengecek kembali tugas yang dikerjakan oleh Shafira.
"Yang bab 1 itu dipegang siapa ya, Fir?" Iqbaal mengalihkan pandangannya kepada Shafira setelah mengecek kertasnya.
Shafira mengangkat kedua bahunya. Tidak mengerti.
"Mana gue tau, sama Nazla kali." jawabnya ragu.
Bertepatan dengan ucapan Shafira, Nazla memasuki kelas sambil mengangguk-anggukan kepalanya seraya mengikuti alunan musik yang ia dengar di ponselnya melalui earphone.
"Eh Nazla!" Shafira memanggil Nazla agak berteriak.
Namun Nazla tidak menoleh ataupun menghampirinya.
"Nazla sini." Iqbaal melambaikam tangannya saat Nazla menoleh ke samping kanan.
Nazla melangkah mendekati dua anggota kelompoknya dengan santai dan masih mendengarkan musik.
"Kenapa?" Nazla menatap Iqbaal dan Shafira secara bergantian sambil menurunkan earphone yang dikaitkan di telinganya.
"Bab 1 ada di lo kan?" tanya Shafira.
Nazla menautkan alisnya. Bingung. Ia tidak mengerjakan bab satu, mungkin.
"Mana gue tau, iya kali." jawabnya santai.
Shafira menatap Nazla. "Trus sekarang dimana tugasnya?"
"Mana gue tau, ketinggalan di rumah kali."
"Emang lo ngerjain bab berapa?" tanya Iqbaal sambil mengecek kembali kertas-kertas yang ada dihadapannya.
"Mana gue tau, bab 2 kali." jawab Nazla lagi.
"Fir, si Zidny ngerjain bab berapa?" tanya Iqbaal. Ia sengaja tidak bertanya kepada Nazla yang membuatnya sedikit kesal.
"Mana gue tau, antara bab 1 sama bab 2 kali."
Jawaban Shafira sama seperti Nazla yang membuat Iqbaal mendesah frustasi, mengapa dua cewek kelompoknya masih pagi sudah membuatnya kesal? Selalu saja menjawab pertanyaannya di awali dengan tiga kata "mana gue tau". Iqbaal ingin individu saja mengerjakannya.
Iqbaal beranjak dari duduk dan pergi dari hadapan mereka. Iqbaal kesal berkelompok dengan manusia seperti mereka, ditambah Zidny yang memanfaatkan keadaan untuk mendekatinya kembali.
Iqbaal terus melangkah keluar. "Baal mau ke mana." teriak Nazla.
Iqbaal menghadap ke belakang. "Mana gue tau, ke kelas sebelah kali."
***
"Emang lo ngga nyatet siapa aja yang ngerjain?" tanya (namakamu) yang duduk manis di hadapan Iqbaal.
Saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah yang ada di belakang lapangan voli. Iqbaal sengaja menemui (namakamu), masih merasa bersalah karena tidak bisa mengajarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Girlfriend
أدب الهواةSemua berawal dari mimpi. Terima kasih sudah membantu mewujudkannya. Dengan cinta, (namakamu) Iasa.