9. Pacaran?

2.9K 295 15
                                    

Gue ngga tau harus seneng atau sedih hari ini.
Seneng? Iya. Sedih? Banyaaaakkk sedihnya😭
Ngga tau kenapa Bunda mutusin ini secara sepihak.

***

Jam pelajaran kimia baru saja selesai. Sesuai janji Bu Yuli, hari ini ia mengadakan ulangan harian bab elektrolit. Dan hasil ulangan akan ia bagi pulang sekolah nanti.

Yang pasti (namakamu) mendapat hasil yang baik tetapi tidak terlalu berharap jika ia mendapat sempurna. Banyak jawaban yang dijawab nya secara ragu-ragu.
Berbeda dengan Salsha yang dengan percaya diri mengumpulkan ulangan nya bersisa waktu lima belas menit.

Langkah (namakamu) menuju keluar kelas setelah mengumpulkan kertas ulangan nya ke depan. Bu Yuli memberikan senyum tipis kepada (namakamu).

Di luar kelas (namakamu) menusukkan ujung sedotan ke teh kotak, duduk di antara Salsha dan Steffi yang sudah selesai ulangan.

"Selo banget (nam), biasanya kalo abis ulangan lo ngomel ngga jelas." ucap Salsha yang sibuk membuka buku paketnya.

Mungkin Salsha sedang mencari kebenaran soal yang tadi keluar dalam ulangan.
Padahal tidak perlu membuka buku kembali, jawaban Salsha sudah pasti benar.

(namakamu) menghela napas berat. "Gue lima puluh persen sih ngejawab soal bener tadi."

Steffi menepuk bahu (namakamu) pelan dan tersenyum tipis.

"Yang penting lo udah berusaha (nam)."

(namakamu) hanya mengangguk.

Salsha meletakkan buku paket di sebelahnya, pandangannya beralih pada (namakamu).

"Poni lo kapan di potong sih (nam)? Udah gede masih ponian aja." tanya dan ucap Salsha tiba-tiba.

Steffi mengacak-acak poni (namakamu) seperti biasanya. "Iya nih poni makin tebel aja."

(namakamu) mengangkat tangannya untuk membenarkan poninya agar selalu kondusif.

"Gue mau potong poni kalo udah punya pacar, dah gitu aja." ucap (namakamu) asal.

"Gue bakal ngomong ke Iqbaal." ucap Steffi sambil beranjak dari tempatnya dan berlari menuju kelas Iqbaal.

(namakamu) terkaget karena tingkah Steffi yang akan pergi untuk menemui Iqbaal.

"STEFFI."

***

Sampai di kelas Iqbaal, Steffi menghampiri Iqbaal dan Bastian di tempat duduknya. Ada tatapan tidak suka dari Zidny. Tetapi Steffi tidak peduli.

Steffi berdiri di samping Bastian.

"Steff, udah selese ulangan nya?" tanya Bastian.

Steffi mengangguk. "Baru aja selese."

"Pasti Iasa dapet nilai di atas KKM deh Steff." ucap Iqbaal.

Steffi terkekeh. "Iya Baal, tadi aja tuh ya tumben banget dia ngga ngomel pas keluar ruangan."

Iqbaal setuju dengan ucapan Steffi. Sangat setuju. Ia semakin yakin kalau (namakamu) yang dulu mempunyai sifat paling jutek, di depan dirinya akan menghilangkan sifatnya.

"Dukung gue dong biar dapetin dia." ucap Iqbaal kepada Bastian dan Steffi.

Steffi dan Bastian mengangguk pasti.

"Pasti bro." dukung Bastian.

"Kalo dia udah pacaran, mau ngilangin poni katanya Baal." celetuk Steffi.

Tatapan Zidny semakin sinis ketika mendengar kata pacaran yang di ucapkan Steffi.
Benarkah Iqbaal akan berpacaran dengan (namakamu)? Zidny benar-benar tidak bisa menerimanya.
Susah payah ia move on dari Iqbaal, tetapi Iqbaal lebih memilih orang yang baru saja mengenalnya.

My Best GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang