Intinya seneng banget, Iasa nyamperin gue ke kelas :p gue pengin ngucapin banyak terimakasih sama Bu Yuli, ini tuh kesempatan banget buat gue biar lebih deket sama Iasa❤ Alhamdulillah resiko orang pinter mah gini 😁
***
Pada jam terakhir pelajaran kimia, Bu Yuli membagikan hasil ulangan minggu lalu.
Bu Yuli membagikan dari nilai yang tertinggi sampai nilai terendah.
Ini sudah di tebak, karena yang pertama di panggil adalah Salshabilla Adriani. Kemudian Afi, Dea, Rafto, Maura, Namira, Fathra dan lain-lain yang merupakan anak terkenal pintar di kelas ini.(Namakamu) mencoba biasa saja. Ia malas, pasti hasil ulangannya sebanding dengan usahanya dan kemampuannya yang kurang. Tidak bisa di paksakan lagi kemampuannya, kapasitas otaknya tidak se-luas Salsha dan ia juga tidak senang dengan pelajaran kimia.
"Yang terakhir, (Namakamu) Thalia Iasa." Bu Yuli memegang kertas ulangan terakhir yang hasilnya terendah. Menatap (Namakamu) yang menghampirinya.
(Namakamu) menghela nafas. Teman-teman satu kelas ikut menatapnya ketika ia beranjak dari tempat duduk, sampai ke meja guru dan menghadap kepada Bu Yuli.
"Kamu kenapa bisa dapet empat? Ini bab gampang loh, Thal." Tanya dan ucap Bu Yuli yang selalu memanggil muridnya dengan nama tengahnya.
(Namakamu) malu. Pasti teman-temannya mendengar ucapan Bu Yuli.
"Saya, kurang belajar Bu."
Bu Yuli tahu apa yang harus ia lakukan.
"Kamu les di luar ngga?" Tanyanya.
(Namakamu) menggeleng pelan. Sejak masuk SMA, jangankan les, untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama Ayahnya pun tidak ada. Pulang sekolah saja ia sudah capek, boro-boro mikir untuk les.
"Ya udah, istirahat nanti kamu ke ruang guru ya?" Bu Yuli menyerahkan kertas ulangan kepada (Namakamu) yang mengangguk sebagai respon untuknya.
(Namakamu) tidak tahu apa yang akan di lakukan Bu Yuli kepadanya. Apa dia akan di drop out? Ah, terlalu dangkal pikiran (Namakamu).
***
"Kantin yuk, gengs." Ajak Steffi.
Salsha merapikan buku dan alat tulisnya ke laci, kemudian menyetujui ajakan Steffi.
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul." Ucap (Namakamu).
"Emang lo mau kemana?" Tanya Steffi.
"Bu Yuli nyuruh gue nemuin dia di ruang guru, sekarang." Jawab (Namakamu).
"Kira-kira Bu Yuli mau ngapain ya (Nam)." Ucap Salsha.
(Namakamu) menggelengkan kepalanya. "Ngga tau Sha, apa jangan-jangan gue mau di DO gara-gara gue ngga bisa kimia."
Steffi menjitak poni (Namakamu). Pikiran (Namakamu) dimana? Gara-gara tidak bisa kimia, ada guru yang mengeluarkan siswanya. Ini terdengar lucu.
"Ya ngga mungkin lah (Nam)."
"Lo mau di nasehatin kali biar belajar dan bisa kimia." Timpal Salsha.
"Males banget deh ah." Ucap (Namakamu) malas.
(Namakamu) merangkul pundak Salsha dan Steffi dari samping.
"Gimana mau ngejar lo pada, gue aja di terima di sini juga karna Papa temennya kepala sekolah." Lirih (Namakamu) agar teman-teman yang tersisa di kelasnya tidak mendengar.
Salsha dan Steffi langsung melepas tangan (Namakamu). Mereka tidak suka jika (Namakamu) membahas ini. Pasalnya, bisa saja membuat (Namakamu) tambah malas belajar.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Girlfriend
FanfictionSemua berawal dari mimpi. Terima kasih sudah membantu mewujudkannya. Dengan cinta, (namakamu) Iasa.