2. Keterpaksaan

5.3K 405 3
                                    

Pertama kali dia manggil gue, and you know? Gue juga berhasil dapetin kontak WAnya. :p
Aaaaa bahagia bangeet ❤

***

Sebelum (Namakamu) menyebrang jalan, ia menengok ke arah kanan dan kirinya. Kepalanya terasa pusing karena menggunakan angkutan umum untuk pergi ke sekolahnya.
Seperti biasa, ada Caitlin dan Gege yang berada di depan gerbang untuk mengawasi siswa baru. Barangkali, ada yang di antar atau menggunakan kendaraan sendiri. Ini sudah menjadi peraturan dari sekolah, bahkan menjadi tradisi setiap tahunnya.

"Tumben ga telat." celetuk Caitlin. Gege yang berada di samping Caitlin menatap sinis ke arah (Namakamu).

(Namakamu) hanya menghela nafas, ia tidak akan menanggapi dua osis itu dan melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di kelas, (Namakamu) duduk di bangku yang sebelahnya masih kosong. Salsha belum berangkat, hanya ada Steffi di depannya. (Namakamu) memijit pelipisnya pelan yang masih terasa pusing.

"Steff" panggil (Namakamu).

Steffi langsung mengalihkan pandangannya ke belakang.

"Kenapa?" Tanya Steffi.

"Pusing" jawab (Namakamu).

Bertepatan dengan jawaban (Namakamu), Salsha datang dengan membanting tasnya di meja dengan raut wajah cemberut.

"Ini kenapa lagi masih pagi udah marah-marah aja. Yang satu pusing yang satu marah" Steffi menatap Salsha. Dua sahabatnya sedang sudah mempunyai masalah yang berbeda se-pagi ini.

"Ngeselin banget sih kakak osis yang di depan itu. Sumpah ya, pengin gue tarik tuh rambut." Ucap Salsha dengan nada tinggi.

Osis yang di depan? Maksudnya...Caitlin dan Gege?

"Oh kak Caitlin sama kak Gege ya? Emang dia tuh nyebelin banget" tambah (Namakamu).

"Kalian masih pagi udah ngomongin orang aja" Steffi menggelengkan kepalanya kepada dua sahabatnya.

"Kalian tau ga gue kenapa?"

"Apa?" Tanya (Namakamu) dan Steffi serempak.

"Dih kompak amat lo pada"

(Namakamu) dan Steffi menunggu Salsha untuk melanjutkan ucapannya.

"Gue emang salah sih. Nyebrang main nyelonong aja, abis itu ga sengaja mau ke tabrak sama mobilnya kak siapa tuh kelas sebelas." Ucap Salsha seraya mengingat nama kakak kelas itu.
"Kak Aldi, nah iya kak Aldi namanya. Masa yang marah kak Gege, ngomelin gue abis-abisan, padahal kak Aldinya juga biasa aja. Bahkan dia nanyain ke aku ada yang luka apa engga." Jelas Salsha.

"Kok bisa kak Gege yang marah?" Tanya (Namakamu).

Salsha mengangkat kedua bahunya seraya tidak mengerti. "Mana gue tau."

***

Seluruh siswa baru alias kelas sepuluh, sekarang di kumpulkan di ruang aula sekolah untuk di beri pengarahan tentang aturan tata tertib menjadi bagian dari sekolah ini. Dengan barisan perkelas, (Namakamu), Salsha dan Steffi tidak akan terpisah. Pasti ketiganya akan selalu berdekatan.

Ini kesempatan bagi Iqbaal untuk melihat (Namakamu). Iqbaal tahu kelas (Namakamu) dengan kelasnya bersebelahan. Ini berarti, duduk di ruang aula pun tidak jauh jaraknya.

"Bas, gue harus nyari cewe itu."

"Iasa maksud lo?"

"Iya lah, siapa lagi coba."

Iqbaal menggeser posisi duduknya agar berdekatan dengan (Namakamu). Untung saja, (Namakamu) duduk di ujung.
Bastian duduk di samping Iqbaal.

"Ehem." Iqbaal berdehem agar (Namakamu) menyadari kehadirannya.

My Best GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang