Males banget malem ini di suruh nemenin Bunda, jadi ngga bisa sama Zidny kan -,- ini karena Ayah & teteh sibuk.
Trus gue ketemu sama temen-temen SMA Zidny. Dan parahnya, Zidny nyuruh gue buat deketin salah satu dari mereka. Mau kapan pun, gue ngga akn pernah lakuin itu. Karena, gue setia sama Zidny. Udah itu aja.
***
Iqbaal cemberut mendengar perkataan Rike yang mengatakan bahwa dirinya harus ikut ke acara pernikahan teman Bundanya malam ini. Alasan Rike tidak ada Heri yang meminta Iqbaal untuk menggantikan posisinya. Otomatis, Iqbaal harus meninggalkan Zidny di rumah sakit.
Tentu saja, Iqbaal tidak mau, karena mendadak dan pasti kebanyakan disana adalah orang tua yang datang. Namun, Rike memaksanya dengan alasan tidak ada teman. Ody sangat sibuk. Heri sedang pergi keluar kota. Jadi, hanya ada Iqbaal.
"Ngga mau, Bun. Pasti Bunda cuekkin aku, dan lebih milih ngobrol sama temen Bunda." ucap Iqbaal dengan wajah mencibirnya.
Rike menghela napas. "Engga Iqbaal." jawabnya singkat.
Iqbaal melajukan mobilnya yang berhenti di sebuah geedung, entah gedung apa namanya, tapi dari luar saja banyak sekali mobil-mobil yang terparkir diluar.
Rike turun dari mobil, begitupun Iqbaal yang hanya cemberut sedari tadi. Tersenyum pun tidak.
Mereka memasuki gedung itu. Di dalam gedung banyak sekali orang-orang yang berlalu lalang, ada yang berbincang-bincang, makan-makan, dan masih banyak kegiatan lainnya yang dilakukan oleh para undangan.
Sedangkan Iqbaal disini bagaikan orang asing, yang tidak mengenali siapa-siapa, hanya mengenal Rike.
"Ayo kita kesana," ucap Bundanya menunjuk kearah jam dua, yang terdapat sepasang suami istri yang melangsungkan pernikahannya.
Saat Rike mencekal tangan Iqbaal untuk menggandengnya, Iqbaal tidak mau. Memilih diam di tempat dan tidak mengikuti arah tarikan tangan Rike. Rike pun berjalan sendirian yang mungkin akan menemui temannya.
Selagi Rike pergi ke temannya, Iqbaal berjalan menuju tempat yang menyajikan hidangan makanan.
Iqbaal mengambil nasi beserta rendang, dan mengambil ponselnya untuk mengirimkan foto itu kepada Zidny. Ini sudah menjadi kebiasaan mereka untuk bertukar kabar dengan cara mengirimkan foto. Iqbaal tersenyum sambil menekan tombol send.
Kemudian Iqbaal menghampiri meja bundar yang kosong, dan hendak duduk di sebuah kursi. Namun sayang, tanpa disengaja tubuhnya tertabrak oleh seseorang, yang membuat piring itu terjatuh, begitu pula dengan ponsel Iqbaal. Akibat dentingan piring itu, sanggup membuat perhatian orang-orang teralihkan kearah laki-laki itu.
Iqbaal menunduk dan mengambil pecahan piring itu. Perempuan yang tidak sengaja menabraknya pun ikut membantu, yang membuat Iqbaal terangkat kepalanya, karena ingin melihat jelas, siapa orang yang berani menabraknya.
Ternyata seorang perempuan yang menggunakan dress berwarna biru dongker selutut, dan juga berlengan panjang. Dengan rambutnya yang tergerai bebas.
Detak jantung (namakamu) bertambah berpuluh-puluh kali lipat dari biasanya.
Sumpah serampah hanya ia ucapkan dalam hatinya, karena ia tidak sanggup berbicara.
Hingga tiga kata, yang sayangnya hanya ia ucapkan di dalam hatinya.
"Lo nyata, Iqbaal."
***
Steffi sibuk mencari (namakamu) yang entah hilang kemana. Di acara pernikahan anak dari Tante Steffi yang semegah ini (namakamu) berani untuk pergi sendirian tanpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Girlfriend
FanfictionSemua berawal dari mimpi. Terima kasih sudah membantu mewujudkannya. Dengan cinta, (namakamu) Iasa.