Udah siap banget mau pergi, Zidny malah nolak terus. Entah kapan dia mau ke sana, yang jelas gue pengin dia sembuh.
Dan gue hari ini masuk kuliah di kampus baru, bareng sama salah satu cewe yang pernah Zidny saranin buat gue deketin dia. Tapi gue tetep ngga mau berpaling dari Zidny dan berharap sama Tuhan ngasih umur Zidny panjang.
***
Sore ini Salsha sudah berjanjian dengan Ody di rumahnya. Pasti ia akan bertemu dengan Iqbaal—yang ada di mimpi sahabatnya. Terlebih, (namakamu) sudah menceritakan jika ia sudah bertemu Iqbaal saat ia menemani Steffi di acara pernikahan anak tante Fara. Salsha tahu (namakamu) belum bisa move on dari lelaki bernama Iqbaal itu. Apalagi mengetahui kenyataan yang sebenarnya Iqbaal adalah pacar dari Zidny—orang yang juga ada dalam mimpinya tetapi dengan karakter tokoh yang berbeda jauh di dunia nyata.
Salsha mengucapkan salam berkali-kali ambil mengetuk pintu rumah Ody yang sepertinya tidak ada orang. Hingga Salsha menyadari ada mobil yang baru saja sampai di hadapannya. Mungkinkah itu Ody?
Mata Salsha menyipit, yang dilihatnya adalah Iqbaal. Langkah kaki Iqbaal semakin mendekat ke arah Salsha.
Iqbaal berdeham kecil. "Maaf cari siapa ya?" tanya Iqbaal.
"Aku nyari kak Ody. Ada di rumah ngga?" ucap dan tanya Salsha.
"Lo siapa?" tanya balik Iqbaal.
Salsha menghela napas pendek. "Gue Salsha. Udah janjian sama kak Ody mau sharing tentang kedokteran sih. Dia ngga ada di rumah ya?"
Salsha. Iqbaal pernah mendengar nama itu dan sepertinya memang pernah bertemu dengan orang yang ada di hadapannya sekarang. Iqbaal pernah disuruh untuk mendekatinya oleh Zidny. Kata Zidny, Salsha adalah calon dokter. Biar begitu, Iqbaal tidak akan pernah berpaling dari Zidny.
"Oh, lo yang udah janjian sama teteh ya? Harusnya sih dia free hari ini, tapi malah dia ada urusan mendadak buat jaga rumah sakit. Jadi ngga bisa." Jelasnya singkat.
Padahal Salsha sudah sangat semangat untuk datang ke rumah ini. Jadi ia harus memutuskan untuk membatalkan lagi pertemuannya dengan Ody.
"Yah yaud—"
Ucapan Salsha terpotong ketika ponsel di dalam saku celana Iqbaal berbunyi. Dan Iqbaal segera mengangkatnya.
"Halo, Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam. Baal, hari ini Tante ke Singapura. Zidny udah ngga bisa lagi di sini. Kita udah urus semua pasport dan tinggal berangkat. Ody ikut tapi kamu tetep stay di sini ya."
"Apa? Tapi kenapa Iqbaal ngga diajak
Tante? Iqbaal pengin juga tahu keadaan Zidny gimana."
Mendengar percakapan itu, Salsha penasaran apa yang sedang Iqbaal bahas dengan seseorang melalui telepon. Terlebih ketika nama Zidny terucap.
"Yaudah Iqbaal ke rumah sakit sekarang."
Iqbaal memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Ia harus segera ke rumah sakit untuk menemui Zidny yang keadaannya entah bagaimana. Sadar atau tidak Iqbaal pun tidak tahu.
"Gue ke rumah sakit dulu ya, Sal." ucapnya terburu-buru.
Salsha penasaran dan mengatakan. "Baal, gue ikut."
Iqbaal hanya mengangguk setuju dan terus melangkah.
***
(namakamu) merasa bahwa ia tidak benar-benar yakin akan move on dari Iqbaal. Padahal Iqbaal yang tidak mengenal dirinya sudah mempunyai kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Girlfriend
FanfictionSemua berawal dari mimpi. Terima kasih sudah membantu mewujudkannya. Dengan cinta, (namakamu) Iasa.