Chp 5: Dia Kembali

10.1K 876 27
                                    


Mobil yang di tumpangi Naruto perlahan meninggalkan hiruk pikuk perkotaan, sekarang mereka melalui jalan yang sedikit menanjak. Naruto tidak bisa tidak memperhatikan pemandangan di kiri dan kanan nya wanita itu tampak tertarik melihat hamparan pohon momiji yang daun nya sudah berganti warna. Mereka kemudian melewati gerbang kayu mulai memasuki kawasan sebuah desa wisata, setelah mobil itu berhenti Naruto kemudian turun dengan hati hati. Matanya memandang takjub suasana sekitar, hidungnya kembang kempis menikmati udara sejuk yang menenangkan, dan Naruto kembali mengikuti Chojuro yang terlebih dahulu membawa kopernya ke ryokan.

.

.

.

Naruto menghela napas melepas, penat. Ia sekarang tengah berada di onsen pribadi yang ada di ryokan yang ia sewa, setiap kamar memang memiliki onsen pribadi, yang hanya berbatas dengan dinding bambu, tidak memiliki atap agar para tamu bisa menikmati sensasi mandi di alam terbuka.

Naruto menenggelamkan tubuh nya sebatas leher, wanita itu terpejam menikmati sensasi hangat yang menjalar ke seluruh tubuh, nyaman. Naruto mengadah memandang langit yang telah berwarna oranye, warna kesukaan nya. Cukup lama Naruto berendam tiba tiba ia teringat pada Mei yang mengundang dirinya untuk makan bersama dengan para kru dan model nya, sebenarnya Naruto sudah menolak namun Mei berhasil memaksa. Mengingat itu Naruto segera keluar dari air untuk mengeringkan tubuh nya.

•••Π•••

Naruto berjalan santai menelusuri jalan batu yang disusun rapi, hari sudah gelap beruntung di sisi kiri dan kanan jalan ada lampu penerangan sehingga Naruto bisa melihat dengan jelas, dari kejauhan ia bisa melihat gazebo yang berderet rapi, dengan segera ia mempercepat langkah nya ketika melihat beberapa orang yang ia kenal.

Gelak tawa terdengar jelas ketika Naruto mendekati Mei dan para pegawai nya "apa aku terlambat?" suara Naruto menghentikan tawa mereka, Mei tersenyum cerah melihat Naruto yang berada tak jauh dari nya. "Tidak baby, kau datang tepat waktu," pungkas Mei cepat "kita baru saja mulai, yang lain juga belum datang. ah kau tambah cantik saja," ujar Mei memuji, seperti biasa wanita itu terlihat sexy dengan pakaian nya "kemari biar kuperkenalkan mereka." ucap Mei sambil memperkenalkan para pegawai nya satu persatu. Naruto hanya mengangguk menanggapi ocehan Mei. Udara semakin dingin kedua tangan nya dengan cepat menarik merapatkan jaket yang ia kenakan.

Naruto duduk mengambil tempat di samping Haku, membuat pemuda cantik itu tersenyum manis pada nya "Naruto-san lama tidak bertemu." ujar Haku memulai pembicaraan diantara mereka "aku rasa terakhir kita bertemu sekitar satu bulan yang lalu." tukas Naruto, ia menyamankan dirinya "kau benar," timpal Haku membenarkan sambil bibirnya mengesap secawan sake "kau tidak minum," tanya nya heran, namun seketika ia tersenyum "Ne bagaimana aku bisa lupa, kau tidak bisa mengkonsumsi minuman beralkohol," ujar Baku membuat Naruto mendecih kesal namun ia tidak membalas karena itu benar adanya "kau bisa menunggu bukan, aku akan segera kembali sepertinya mereka juga menyediakan ocha." tambah pemuda itu cepat, ia berlalu meninggalkan Naruto sendirian. Sementara Mei, senpai nya itu tengah sibuk bergurau dengan yang lain, membuat dirinya menghela napas bosan.

Bau sake serasa menusuk hidungnya  membuat wajahnya menyerit, sejak dulu ia memang tidak begitu menyukai minum minuman beralkohol dan sialnya dirinya harus dihadapkan dengan salah satu jenis minuman itu sekarang.

Cukup lama ia menunggu Haku namun pemuda itu tak kunjung datang, orang orang mulai berdatangan memenuhi gazebo yang tidak seberapa luas nya. Orang orangnya kebanyakan adalah laki laki membuat Naruto risih karenanya, ia memang kurang suka berdekatan dengan laki laki. Makhluk visual yang mempunyai ucapan semanis madu berbanding terbalik dengan fakta yang mereka lakukan. Soal Haku lupakan, Naruto bahkan kadang lupa menganggap pemuda itu seorang laki laki, kalau tidak mengingat suara berat nya.

The Lost Love | SfN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang