Chp 23

5.8K 409 25
                                    

"Jadi lekas sembuh."

"Saya yakin Tuan Sasuke tidak mendekati anda atas dasar kasihan Naruto-sama. Beliau menjaga anda dengan tulus."

Ucapan Shizuka beberapa waktu lalu langsung terngiang di otak Naruto, Shizuka benar, Sasuke masihlah orang yang sama pria egois yang hanya mementingkan diri sendiri dia tidak akan mau bersusah payah menjaga orang lain jika itu hanya bermodalkan kasihan. Mungkinkah ini memang saatnya membuka diri?

"Apa itu tadi lamaran?"

"Sekarang atau dulu, sama sekali tidak romantis."

Puk....

Naruto terperanjat saat menerima tepukan di ubun-ubun, bagaimanapun sentuhan pria masih terasa asing baginya tangan itu turun menangkup pipi,  dan beralih melingkar di bahunya, mata Naruto terpejam erat dengan tangan terkepal bibir wanita itu terkatup rapat, demi Tuhan apa yang Sasuke lakukan?

"Ssstt... Tenanglah." Suara berat Sasuke berbisik rendah, hembusan napas hangat membuat Naruto semakin tak karuan. "Mulai sekarang aku akan berusaha membuatku terbiasa, kita akan menghilangkan trauma mu bersama-sama," suara Sasuke terasa menenangkan hati, degup jantung Naruto perlahan normal, kecemasan yang semula mendera hatinya perlahan terkikis. "Kau bisa, aku akan selalu disisi mu."

Sasuke mengecup dahi wanitanya penuh kasih, tadinya ia sempat khawatir akan menerima penolakan dari Naruto, tapi untunglah kekhawatiran nya tak terjadi.

"Sasuke...arigatou."

"Hm."

Untuk pertama kalinya Sasuke mengulas senyum tulus, ia merengkuh tubuh ringkih itu penuh kehati-hatian, dadanya bergemuruh kekasihnya telah kembali, wanitanya kembali, seutuhnya. Bertahun-tahun ia mencari dan tidak berakhir sia-sia, setitik air mata jatuh tepat di rambut pirang kekasihnya Sasuke merengkuh lebih dalam, penyesalannya sedikit demi sedikit terbayar Sasuke tidak akan pernah melepas wanita itu lagi, itu janji seorang Uchiha.

•••Π•••

Waktu melesat begitu cepat, Sasuke menepati janjinya untuk terus bersama Naruto, dan wanita itu perlahan mulai terbiasa dengan kehadiran lawan jenis disekitarnya, walau sejauh ini hanya untuk satu orang saja.

Seminggu pertama saat Naruto keluar dari rumah sakit, Sasuke harus menemui keputusan berat antara kewajiban dan tanggung jawab, pulang ke Konoha atau tetap di Kiri menjaga sang kekasih, Alhasil sebagai jalan tengah ia memilih memboyong Naruto ke Konoha. Sebulan lamanya Sasuke pun mengembalikan Naruto ke Kiri, ia harus menerima hardikan dan cibiran Mei Terumi karena telah membawa kohai manisnya begitu lama, mengenai Mei, perawan tua itu juga sedikit tidak suka pada Sasuke setelah tahu fakta jika Sasukelah orang yang membuat Naruto kesusahan selama ini.

Bulan-bulan berikutnya pun masih sama, bedanya Sasuke memilih tinggal bersama Naruto di Kiri, tidak ada yang lebih indah selain tinggal bersama orang terkasih pikir Sasuke. Waktu membuat Naruto terbiasa, ia bisa merasakan lagi manis kehidupan walau itu sedikit demi sedikit, sering kali ia merasa dibawa ke kenangan beberapa tahun silam oleh Sasuke, pria itu menghidupkan lagi kebiasaan-kebiasaan lama mereka yang lama ia lupakan. Hatinya terenyuh menyadari fakta mereka sama kesepian.

"Ohayo..."

Sasuke melingkarkan lengan kokoh di pinggang ramping Naruto yang kian berisi, wanita itu tidak lagi kurus dimata Sasuke.

"Hm."

"Tidak terkejut?" tanya Sasuke heran, ia berdecak ini sebuah kemajuan.

"Tidak," balas Naruto terdengar mengejek, ia kembali merangkai bunga mawar putih, sebetulnya ia sempat melihat pantulan kekasihnya itu dari cermin yang terpasang di dinding, jadi ia tahu Sasuke pasti akan mengejutkan, lagi.

"Berarti siap ke level selanjutnya?" ucap ambigu Sasuke.

"Level selanjutnya?" beo wanita itu heran.

Sasuke tersenyum licik, onyx nya berkilat penuh semangat tangan kanannya terulur menyingkirkan rambut pirang Naruto yang kini sudah melewati punggung, mengurai tengkuk putih Naruto ia mengecup bagian itu sekilas kemudian menumpukan dagu di bahu sang kekasih.

Gyut~~~

Gluk..

Terperanjat, Naruto terdiam kaku wajah wanita itu jadi pucat.  "Sasuke."

"Sstt...kita siap ke level selanjutnya." Setelah tangan Sasuke menutup mulut Naruto agar diam dan sebelahnya lagi ia letakkan di atas dada wanita itu yang tidak bisa dikatakan kecil.

"He'em." Gumam Naruto pasrah, ohh.. Ya ampun kenapa ia merasa malu.

•••END••••












•••

Ini benar-benar end kok, jangan tanya kenapa, karena ini hanya fanfic absurd dan tidak bisa menuntut kesempurnaan (kesempurnaan hanya milik Rizky Febian) dari cerita ini... Oke.

Sekian, terimakasih udah mau baca TLL dari awal sampai akhir, aku cinta kalian😘😘😘

Sampai jumpa di cerita aku yang lain.

regards



The Lost Love | SfN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang