Chp 21

4K 402 15
                                    

Brak...

Pintu rumah sakit di dorong beringas, baik seluruh petugas medis maupun penghuni rumah sakit menatap aneh plus kesal pada si pelaku, beberapa perawatan wanita memekik tertahan melihat pelaku, mimpi apa mereka bisa melihat sosok tampan Uchiha Sasuke secara langsung, sayangnya aura tak mengenakkan membuat mereka menahan niat untuk mendekati sang Idola.

Bisik-bisik mulai terdengar, beberapa mulai menebak apa yang sedang dilakukan Uchiha Sasuke di rumah sakit? Ditambah raut cemas dan jalan yang terburu-buru membuat sebagian kaum perempuan semakin bertanya-tanya.

.

Uchiha Sasuke benar-benar mendapat kabar mengejutkan, sejam yang lalu saat ia menghadiri acara amal salah satu koleganya, ia mendapat berita dari Chiyo jika Naruto mengalami pendarahan serius karena percobaan bunuh diri, Sasuke tidak pernah sepanik ini semenjak kematian kedua orang tuanya dulu. Sasuke semakin mempercepat langkah saat melihat Chiyo dan Ayame di depan salah satu pintu.

"Bagaimana?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Tu-tuan..." Tubuh tua Chiyo gemetar, perempuan tua itu bahkan terlihat tak mampu lagi berdiri jika tak ada Ayame yang menahannya. "Nona, kami tidak tahu keadaan nona."

Ayame mendudukkan Chiyo, gadis muda yang menjadi pelayan di rumah Naruto itu pun terlihat takut menatap Sasuke. "Dokter sedang menangani nona, kita diminta menunggu Tuan," jawab Ayame dengan suara kecil.

Sasuke mengusap wajah, mimik pria itu berubah keruh,  bingung, kesal, marah, dan kecewa, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu seperti kata Ayame,

"Ya Tuhan jangan kau renggut orang tersayang ku lagi."

Andai ia tidak pergi hari ini, andai ia tidak meninggalkan Naruto siang ini, andai ia tidak menerima undangan Yagura. Andai, sayang sekali itu semua hanya andai yang tidak mungkin bisa terjadi, jika saja ia bisa memutar waktu Sasuke akan terus menempel pada Naruto tak perduli walaupun wanita itu mengusirnya habis-habisan.

.

Cklek..

Hening, Sasuke bahkan tegang seraya menatap tak sabaran pada dokter paru baya yang keluar dari ruangan tempat Naruto berada,

"Saya perlu bicara dengan keluarga Namikaze Naruto." Dokter plontos kisaran usia setengah abad itu akhirnya bersuara.

Tak pelak Sasuke langsung berdiri dari posisi duduk, ia mengharapkan kabar baik dari dokter di depannya saat ini juga.

"Anda siapanya?"

"Saya tunangan dari Namikaze Naruto," jawab mantap Sasuke tanpa ragu. "Bagaimana keadaannya Dokter?" tanyanya menambahkan.

Dokter itu menepuk bahu Sasuke seraya memberikan senyum seolah menenangkan, Sasuke menunggu tidak sabaran entah kenapa ia merasa jika dokter itu tengah mempermainkan dirinya dengan berlama-lama diam.

"Nona Namikaze baik-baik saja, jika saja tidak lekas dibawa kerumah sakit mungkin Nona Namikaze tidak tertolong. Dia sedang mengalami masa kritis, tapi itu tidak berpotensi membahayakan nyawanya, kalian bisa menjenguk sebentar lagi. Sasuke menahan napas, syukurlah mimpi buruknya tidak menjadi kenyataan. "Tapi kami harus mengikat Nona Namikaze sementara waktu sampai emosinya stabil."

"Ikat?" beo Sasuke heran.

"Seperti yang saya bilang, kondisi emosional Namikaze-san sedang tidak stabil, dari keterangan medis terdahulu ada suatu hal yang memicu trauma Namikaze-san muncul kembali. Saya yakin anda sudah tahu itu, maka dari itu sebaiknya anda menanganinya cepat agar kejadian serupa tidak terjadi lagi."

"Terimakasih Dokter. Tapi sepertinya anda tidak perlu mengikat Naruto, saya yakin kejadian serupa tidak akan terjadi."

"Anda yakin?"

"Ya."

"Baiklah."

Hahh...

Masih terlalu banyak rahasia yang belum ia ketahui, Naruto belum mempercayainya seratus persen, penyesalan kian membesar sejauh mana dan sedalam apa kesusahan Naruto selama ia tidak ada. Masih misteri dan itu semakin membuatnya merasa gagal sebagai seorang lelaki.

•••TBC•••

Yoo.... Ada yang kangen cerita ini?

The Lost Love | SfN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang