Chp 14: Untuk Kedua Kalinya

5.8K 583 26
                                    



Mature!!!

"Akhh...bajingan apa yang kau lakukan!" seru Naruto sedikit terbata.

Ia merasakan tubuhnya panas, punggungnya telah terekspos, sentuhan tangan besar Andrew serasa membuatnya bergairah.

'Ini gila!'

"Ssttt...diam dan nikmati," pria itu menyeringai, keinginannya selama ini akan segera terwujud, membayangkan wanita itu menggeliat dibawah tubuhnya semakin membuat libido Andrew melambung tinggi.

Naruto mengatup rapat mulutnya rapat, bodoh, sentuhan pria itu semakin membuatnya terangsang, bagian bawahnya terasa basah, sebisa mungkin ia menahan desahan yang akan keluar. Ia tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya terasa lemas, sentuhan sentuhan Andrew pada tubuhnya membuat tubuhnya meminta lebih.

Tatapan sayu Naruto semakin membuat pria itu bersemangat, bagus, obat yang ia berikan rupanya sudah bereaksi.

"Enghh..."

"Yah babe, keluarkan suara indahmu," pria itu mengecup tulang pipi, perlahan turun menuju leher jenjang mangsanya

"Tubuhmu begitu mengagumkan sudah lama aku ingin mencicipinya." bisik pria itu setengah mengeram, ia menggigit kecil leher Naruto meninggalkan jejak.

Dengan tergesa-gesa pria itu mengoyak menurunkan dress hitam Naruto setengah bahu, menyembulkan setengah payudara bulat Naruto. Seakan tuli, pria itu tidak memperdulikan isakan Naruto, keadaan lorong yang sepi seolah mendukung perbuatan bejat pria itu.

'Tidak jangan lagi.'

Air mata mengalir deras, pikiran Naruto kembali dipenuhi memori buruk. Ia tak ingin kejadian masa lalunya terulang. Sebisa mungkin ia berusaha menjauhkan tangan Andrew yang sekarang menjamah bagian bawahnya.

"Hiks...jangan ak-uh mohon."

"don't tell me to stop dear."

"Enghh." pikiran nya sekarang mulai kosong.

Andrew menyeringai melihat wanita itu yang tampak pasrah, matanya berkilat penuh gairah, bagian bawahnya sudah tegang sepenuhnya. Tangannya yang semula menahan tubuh Naruto, perlahan turun meremas bokong sintal wanita itu. Pria itu menggigit puting Naruto. Membuat wanita itu mendesis tanpa sadar.

Dia sudah tak tahan lagi secepatnya ia harus membawa Naruto pergi.

•••Π•••
.


.

"Aku tidak menemukannya dimanapun, dimana Naruto-sama meletakkannya."

"Shizuka-san, ini percuma sebaiknya kau hubungi Naruto-sama agar kita bisa menyerahkan konsep itu secepatnya pada Mei-sama." Mabui mengusulkan, wanita berkulit eksotis itu sudah cukup pusing, hampir dua jam ia dan Shizuka terjebak dalam ruang kerja bos nya.

"Aku juga berpikiran begitu, tapi Naruto-sama tidak bisa aku hubungi sejak kemarin malam," terang Shizuka "ini tidak pernah terjadi, aku jadi mengkhawatirkan Naruto-sama." ujar nya lagi cemas.

Mabui mendesah kecewa, ia yakin ini akan lama, tangan nya kembali membuka lemari kaca, berharap benda yang mereka cari segera didapat.

"Ludiomil, Shizuka-san kau tahu ini obat apa?" Mabui bertanya penasaran, ditangannya terdapat kotak obat berwarna biru muda.

Sementara Shizuka melotot "apa yang kau lakukan!" seru perempuan itu, ia segera mengambil kotak tersebut dari tangan Mabui.

"Apa maksudmu aku hanya bertanya?" tanya Wanita berambut putih itu sedikit tersinggung atas perlakuan Shizuka.

"Maksudku, itu adalah privasi Naruto-sama, beliau akan marah kalau kita mengusik barang pribadi nya." jelas Shizuka gelagapan.

Gadis itu pun mengembalikan benda tersebut pada tempat semula, tak lupa ia membawa rekannya menjauh.

"Kita sebaiknya mencari ditempat lain, sepertinya dokumen itu tidak ada disini." ujar nya menyudahi.

"Baiklah."

Shizuka bersyukur dalam hati, Mabui tidak lagi bertanya, akan bahaya kalau sampai rekannya yang lain tahu kebenaran atasan mereka.

'Kenapa Naruto-sama tidak membawanya?'

Pikirannya pun dipenuhi pemikiran pemikiran negatif, semoga Naruto-sama tidak dalam kondisi tertekan, harap nya.

•••Π•••

"Pergi!....memangnya kalian siapa hah!"

"Jangan mendekat!"

"Jangan menyentuhku!"

Suara penuh amarah menggema seisi rumah. Disalah satu kamarnya meringkuk seorang wanita. Tangis pilu mengiris hati terdengar darinya, kedua tangannya meremat selimut yang menutupi tubuhnya.

"Ma-maaf nona tapi tuan menyuruh ka-kami untuk mengurus nona." cicit perempuan muda berseragam.

Takut, Gadis itu masih waras untuk tidak sembarangan mendekati orang yang emosi nya belum stabil. Tak berbeda darinya, dua orang dibelakangnya juga merasakan hal yang sama.

Prank...

Sebuah gelas kaca hancur setelah menghantam dinding. Maid yang sebelumnya ingin mendekat pucat pasi, hampir saja wajahnya terkena gelas yang dilempar wanita yang dibawa tuannya.

"Aku ingin pulang hiks.. kalian siapa." lirihnya amat pelan, mulutnya terus meracau, otaknya terus-menerus dipenuhi kilasan malam itu.

"Hiks..Nii-san."

•••TBC•••

😘

The Lost Love | SfN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang