BAB 10

4.1K 427 3
                                    

Dika datang, ia membawa dua gelas frapuccino dari Starsbucks.

"Nih buat lo." katanya

"Aiiihhh makasih Abang, tumben."

"Buat gantiin frapuccino yang lo tumpahin ke doi kemarin." katanya nyinyir.

"Eh maksudnya lo numpahin kopi ke si Kavin ?" tanya Mbak Sela

"Hooh."

"Kok gitu, gila lo mau bonus kita pada nggak apa cair bulan ini ?" tanya Mbak Sela.

"Elah tenang aja kali, dia ga mungkin se kejam itu sampe nggak cairin bonus kita."

"Prestasi lo meningkat ya Ra." cibir Dika

"Gue gitu, eh Mas Arfin berapa hari di Sydney ?"

"4 hari kayanya sih, disana lagi hectic banget soalnya." Mbak Sela menimpali.

"Eh gue punya info nih tentang doi."

Mbak Sela langsung nimbrung di kubikel Dika.

"Gila ya lo hari senin yang super sibuk gini lo udah dapet gosip aja, ini baru jam sembilan woy."

"Yee mau denger nggak nih ?" tanya Dika ketus.

"Mau-mau cepetan apaan." Mbak Sela yang paling bersemangat.

"Kemarin si Boss jalan sama si Nadin anak perencanaan di Kalibata Mall."

"What serius maksud lo nge-date gitu ?" tanya Mbak Sela tak percaya.

"Ya semacam gitu lah." Dika menimpali.

Ranaya memutar bola matanya jengah. "Sumpah ya dia playboy banget, padahal sorenya dia tuh ngajak dinner si Priska."

Ranaya tidak habis pikir dengan tingkah boss nya ini, setelah ia mencuri ciuman pertama Ranaya ia malah jalan dengan cewek lain.

"Yakin lo si boss ngajak si Priska dinner?" tanya Dika.

"Ih serius gue, noh di depan kubikel gue di ngajakin si Priska dinner, gue juga empet dengernya yaudah deh gue sengaja nyiram dia pake frapuccino."

"Itu bukan karena lo cemburu kan ?" Mbak Sela memicingkan matanya menatap Ranaya curiga.

"Hah y-ya engga lah."

"Halah ngaku aja kali." Dika menyenggol lengan Ranaya.

"Dih apaan sih ya engga lah, gue cuman nggak suka aja dia kan seorang manager masa iya pacaran di kantor nggak proffesional banget kan." kilah Ranaya bohong.

Mbak Sela dan Dika masih menatapnya penuh kecurigaan. Ranaya yag sadar bahwa dirinya sedang jadi pusat perhatian keduanya langsung mengalihkan pembicaraan.

"Eh lo jadi Dika jalan sama si Anggun ?"

"Jadi dong." jawab Dika.

"Anggun yang anak pemasaran itu ?" tanya Mbak Sela.

"Hooh, dah move on tuh anak dari si Akua."

"Cieee gila, pepet terus Dik jangan kasih kendor." kata Mbak Sela menggebu.

"Elah slow aja kali, gue gamau buru-buru nanti doi malah illfeel duluan." timpal Dika santai.

"Slow sih slow, ditinggal kawin baru mellow dah lu." cibir Ranaya.

"Ih lo mah ngedoainya gitu amat sih." protes Dika.

Ranaya dan Mbak Sela pun terbahak-bahak, sampai seseorang mengintrupsi tawa mereka.

That girl, On Duty !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang