Bab 15

3.6K 307 0
                                    

"Aaaaaa.....!!!" teriak Ranaya saat ia melihat Dika yang sedang half naked, ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Ini juga salah Ranaya juga sih, dia seenaknya main masuk apartement Dika. Fyi, Dika dengan sukarela memberikan password unitnya untuk Ranaya.

"Apaan sih lebay deh." sahut Dika sambil memakai kaos putih polosnya.

"Lu tuh kalau mau telanjang tau tempat dong." protes Ranaya, kedua tangannya masih menutupi wajah cantiknya.

"Ya lo ngapain dateng tiba-tiba kaya debt collector ?" Dika mendekati Ranaya dan menurunkan kedua tangan Ranaya yang masih menutupi wajahnya.
"Lagian half naked doang, lebay banget dah." tambahnya lagi.

"Nggak kuat iman gue." kata Ranaya jujur.

"Gue gituh, badan gue emang selalu bikin perawan ngenest kaya lo belingsatan." Dika menyugar rambut cepaknya kebelakang, jumawa.

"Nggak kuat iman buat nggak nyakar lo maksudnya." Ranaya meluruskan sambil duduk disofa, membuat mata Dika menatapnya sinis.

"Ngapain lo kesini ?" tanya Dika ketus, ia mendaratkan pantatnya di sofa samping Ranaya duduk.

"Ew, biasa aja kali. Ngopi yu." ajak Ranaya.

Dika berdecih. "Kagak, kalau ujung-ujungnya gue yang bayar."

"Ck, gue yang bayar." kata Ranaya. Dika mengangkat sebelah alisnya, seolah mengolok Ranaya.
"Seriuuuusss." seru Ranaya.

"Oke." Dika menyetujui.

"Tapi nggak Starbucks." kata Ranaya sembari menyengir.

"As always, nggak mau rugi."

"Hehe. Udah sana ganti baju." titah Ranaya.

"Ngapain, udah ajalah kaya gini."

"Yakin ?" Ranaya menggeser posisi duduknya mendekati Dika.

"Ya yakin, tinggal pake coat doang." kata Dika santai.

"Yakin, kolor minion nya nggak mau diganti ?" Ranaya menunjuk kolor yang dikenakan Dika. Dika pun mengikuti arah telunjuk Ranaya.

"Fakkk !!!" seru Dika sembari melesat masuk kedalam kamarnya meninggalkan Ranaya yang menertawakanya.

"Lo kenapa nggak bilang dari tadi Rara ?!" teriak Dika dari dalam kamar. Ranaya tidak menggubris teriakan Dika, ia masih tertawa tangannya memegangi perut.

Dika keluar dari kamarnya. Tidak ada lagi kolor minion laknat lagi,  kini sudah berganti menjadi celana ripped jeans denim. Kaos putihnya sudah dilapisi dengan coat army.

"Ketawa aja terus sampe mampuss !!" seru Dika.

"Minions bangets ya mas ?" goda Ranaya.
"Eh bentar lagi lo ulang tahun ya ? Sip lah, kolor minions gue kasih selusin dah." ledek Ranaya.

"Bodo amat." Dika mendelik sebal. Ranaya terbahak lagi.

"Duh nggak sabar pengen cepet senin nih gue." goda Ranaya lagi.

"Awas lo jangan macem-macem." ancam Dika sengit.

"Haha berarti yang bayar kita ngopi lo dong ya ?" Ranaya menaik turunkan alisnya.

"Nggak Starbucks kan ?" tanya Dika.

"Enak aja, ya Starbucks lah." kata Ranaya.

"Bangsyaaatt." Dika kesal.

***

Dika dan Ranaya kini terdampar disalah satu kedai kopi ternama, Starsbuck. Dan ternyata Starsbuck sedang ada promo buy one get one free, lumayan si cepe bisa balik lagi ke kantong.

That girl, On Duty !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang