BAB 9

4.2K 454 4
                                    

Kavin masih tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu, sudah 3 hari sejak insiden ciuman di pantry gadis itu seolah berusaha keras menghindarinya. Itu membuat Kavin murang-maring sendiri, bahkan karyawan lain pun kena imbasnya. Ada saja alasan gadis itu untuk menghindarinya. Hari ini pun Kavin belum bertatap muka dengan gadis itu, ia sibuk berkutat di kubikelnya.

Kavin ada meeting siang ini di lantai 6, saat keluar ruangannya Kavin tidak melihat gadis itu di kubikelnya. Ia ingin menanyakan tentang keberadaan gadis itu pada teman-temannya, tapi ia urungkan. Kavin malah berlalu keluar dari ruangan, saat ia hendak menuju lift pintu lift terbuka ada Ranaya di dalamnya namun saat gadis itu menyadarai keberadaan Kavin lantas ia buru-buru memencet tombol lift kembali. Namun sayang, dengan kilat Kavin menyeruak masuk kedalam lift.

Ranaya mengembungkan pipinya, ia tak bisa menghindar lagi saat ini. Usahanya untuk menghindari Kavin berhari-hari ini jadi hancur karena kini ia berada satu lift dengannya.

Kavin menyandarkan tubuhnya di dinding lift dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Kamu menghindari saya ?" tanya Kavin.

Ranaya celingukan pura-pura tidak mendengar.

"Jangan pura-pura tuli, saya bicara sama kamu." kata Kavin dengan menarik pergelangan tangannya membuat tubuhnya menempel pada tubuh atletis milik Kavin.

Ranaya buru-buru menjauhkan dirinya dari Kavin.
"B-bapak bicara sama saya ?" Ranaya gelagapan.

Kavin mendengus. "Kenapa kamu menghindari saya ?" tanya nya lagi.

Ranaya menggigit bibir bawahnya gugup. Ting.... Pintu lift terbuka. Ranaya menghembuskan nafasnya lega.

"Emm saya udah sampe, saya keluar dulu ya pak." pamit Ranaya. Kavin hanya mengeram frustasi.

"Puiiihhh, mampus gue."

"Hey, tumben kesini Ra." suara cempreng Rasita mengagetkannya.

"Ih suara lo cempreng banget."

"Hehe sorry, soalnya lo tumben ke divisi pemasaran." Rasita nyengir.

"Hm gue mau minta rekapan penjualan minggu ini, jangan bilang belum selesai ya."

"Elahh galak amat sih mbak, tenang minggu ini gue yang handle kok. Yo ke kubikel gue dulu, ada yang mau gue tanyain sama lo."

"Jangan nanya yang aneh-aneh."

"Ck engga, lo duduk." kata Rasita, ia menyuruh Ranaya duduk dikursi kubikelnya dan Rasita sendiri duduk di mejanya.

"Ra, pak Kavin tuh gimana sih orangnya ?" tanya Rasita.

"Gimana apanya ? Ya gitulah macam manusia kaya kita."

"Dih bukan itu maksud gue, dia tuh gimana kalo lagi kerja lo kan satu ruangan sama dia." jelas Rasita.

"Ya ga gimana-gimana."

"Ck lo ih, pak Kavin udah punya pacar belum ? Atau lo pernah ngeliat dia bawa cewek gitu. Terus dia suka kemana dulu kalo pulang kerja, terus-terus makanan kesukaannya apaan ?" tanya Rasita antusias.

"Ya mana gue tau, emangnya gue manager nya apa sampe-sampe harus segala tau tentang kehidupannya."

"Ah lo mah ga asik Ra." Rasita manyun.

That girl, On Duty !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang