POSESIF Bukan Tanda Cinta

5.1K 197 3
                                    

(10)

Hari demi hari kami lewati bersama, sikap Maven semakin aneh  semakin posesif, semakin over protective. Bahkan saat saya dan teman-teman ada acara ultah teman sekantor di comic cafe daerah tebet pun, dia begitu menyebalkan, membuatku malu, tiap saat bbm, telpon bahkan ketika jarum jam menunjukkan pukul 22.00 dia memintaku mengirim lokasi sekarang, dia ingin menjemput, dia berdalih, wanita tidak boleh pergi hingga larut tanpa di dampingi suami atau keluarga. Kejenuhan mulai terasa, 2 bulan kami bersama, tapi sikapnya semakin membuatku jenuh, lembur kerjapun dia menunggu di lobi kantor, hingga beberapa teman meledekku. “satpamnya sudah nunggu tuh tha, buruan pulang, nanti kerjaan kami saja yang selesaikan.” aneh sih, di saat wanita lain ingin perhatian lebih dari lelaki, malah aku risih. Karena sedari kecil aku terbiasa mandiri.

Malam ini dia memutuskan untuk bermalam di kontrakan. Dia hanya mengatakan esok hingga 4 hari kedepan dia akan berdinas di bangkok, jadi dia ingin aku tetap menjaga diri, tanpa dia, sepulang kerja aku di jemput ojek kenalan dia. Ah, entah harus sedih atau bahagia, tapi inilah kisah cinta kami.

Hari ini 3 hari setelah dia berangkat ke Bangkok, kebetulan ada teman (teman facebook yang pernah menyukaiku) tiba-tiba mengajakku bertemu di satu cafe di daerah kuningan. Akupun menyetujuinya, lagian ini malam weekend, apa salahnya jalan sebentar, dan esok aku akan pulang ke tanggerang. Dan Mavenpun baru pulang lusa, jadi amanlah. Di cafe itu, Wahyu sengaja mengajakku bertemu karena dia mengenal Maven, dia tidak ingin aku menjadi wanita kedua dan menjadi perusak bahagia keluarganya. Wahyu gigih menyuruhku menjauhi Maven, dia bahkan berusaha menembakku untuk mau menikah dengannya. Jujur saat itu kebingungan melanda, aku pun merasa bersalah pada mantan istri dan anaknya, 2 bulan ini dia terlalu sibuk denganku, lantas akupun bimbang, apa aku sejahat ini menyakiti hati istrinya? Ya Allah, tunjukkan jalan yang benar untukku. Sepulang dari cafe mas Wahyu mengajakku makan malam bubur ayam yang enak se jakarta berdua, kemudia mampir mall, membeli beberapa keperluan pribadi, dan terakhir mas Wahyu membelikan boneka. Oiya mas Wahyu salah seorang anggota TNI AU seangkatan dengan sepupuku, jadi kami mengenal di jejaring sosial facebook. Memang dari dulu dia menyukaiku, sering memberi perhatian lebih, namun aku tak sedikitpun ada rasa dengannya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, mas Wahyupun mengantar aku pulang ke kontrakan. Sedari mas Maven berangkat ke Bangkok, komunikasi kami terbilang jarang, hanya sesekali videocall. Setalah mas Wahyu pergi, akupun mencari kunci kamar, sebelum kunci saya temukan, tiba-tiba kamar terbuka. Akupun terkejut, mas Maven di dalam dengan pandangan marah dan emosi.


“kok sudah pulang ay, kapan sampai?”
“darimana? Cewek yang mas jaga kehormatannya selama ini, malam-malam pergi berdua dengan lelaki lain. Sudah diapakan saja? Sudah ditiduri juga? Pantas mas bbm gak di balas.!! Emosinya memuncak sambil memecahkan gelas berisi teh manis.
“astagfirullah, ampun ay, maafin adek”
“adek hanya minta antar beli baju tadi, terus kami makan bubur ayam. demi allah kami tidak berbuat aneh-aneh.”
“yakin? Sekarang masuk kamar mandi, bersihkan tubuhmu, mas gak mau menyentuh wanita yang kotor karena memeluk lelaki lain.!!”
Aku hanya mampu terisak dan menuju kamar mandi. Tak berselang lama, dengan kalap mas Maven masuk juga ke kamar mandi, menyeretku, menyiram tubuhku dengan air. Sungguh perasaanku tak karuan, apa ini Tuhan,mengapa dia begitu kasar padaku. Seusai mandi, dia mengambilkan baju ganti yang di belinya di bangkok, kemudian menyuruhku membuang baju yang tadinya aku pakai jalan.

#hapunten sadayana baru bisa update.. 😆 maaf jika banyak typo. Leave comment for me 😊 hatur nuhun 😊

Ijinkan Aku Mencintai SuamimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang