Mungkin ini yang disebut "kita butuh waktu untuk sendiri dan introspeksi diri untuk memutuskan untuk pergi atau bertahan"
3 bulan hubungan ini makin hambar, hanya sesekali bertukar kabar, bahkan dalam seminggu hanya sekali kau menghubungiku. Kita memang butuh waktu sendiri, untuk memutuskan hal yang akan menentukan masa depan kita.
"Pernah kau janjikan langit jingga
Yang indah di ujung senja
Pernah kau janjikan bahagia
Di akhir cerita kitaNamun kini aku meragu
Apa hatimu masih untukku?
Apa cintamu masih setia padaku?
Entahlah, hanya Tuhan yang tau.Aku ragu, kamu ragu
Lalu untuk apa kita melanjutkan semuanya?
Tidakkah sebaiknya kita berpisah
Mencari bahagia kita sendiriDuhai engkau lelaki yang setahun ini menjadi candu
Bahkan untuk menghapus nama dan cintamu saja aku tak mampu
Boleh kah aku katakan jujur padamu
Aku butuh kamu selalu bersamaku."Tidak pernah aku pungkiri, kehadiran Maven setahun lalu membuatku bahagia, mengecap indahnya cinta, mengobati luka karena penghianatan yg dulu, tapi kini,, semua sudah berbeda lelaki semua sama.
3 bulan ini aku sengaja menyibukkan diri, bekerja kontrak di kantor Ayah sebagai asisten lapangan, membuat perhatian dan waktuku tersita banyak, mungkin inilah cara terbaik untuk aku mulai lepas dari cinta yang menyakitkan. Ayah menawarkan pekerjaan ini karena tau, akhir-akhir ini aku banyak melamun dan menangis.
Dan malam ini, sepulang kantor
"Mbak, gimana betah jadi asisten lapangan nya Ayah?"
"Mbak nyaman kok Yah, mbak suka pekerjaan ini, kan dari dulu Ayah tau mbak suka di lapangan, biar gak jenuh yah di ruangan terus." Jawabku
"Iya mbak, alhamdulillah kalau mbak betah, nanti kalau ada penerimaan pegawai tetapnya, nyoba daftar aja mbak, siapa tau lulus"
" amin Yah..." aku mengamini harapan Ayah, namun fikiranku masih melayang.
Menatap keluar jendela selama perjalanan, jujur saat ini aku merindunya, tapi aku bisa apa?"Mbak...." tegur Ayah
"Eh iya Yah,,"
"Mbak kenapa melamun? masih mikirin mas Maven ya? Gimana kabar Maven mbak?"
Pertanyaan Ayah membuatku membisu, hatiku sakit teriris sembilu.
"Mas Maven baik yah, cuma lagi sibuk saja persiapan Ujian kenaikan pangkat."
"Oh, makanya Ayah jarang lihat mbak video call sama Maven."
"Iya yah..." jawabku terbata, ya..aku tak mau Ayah khawatir dan tahu semua, hubungan kami seperti jemuran yang di jemur pas musim hujan, gak kering-kering.
"Yah, kalo mau ambil ijin boleh gak yah?"
"Boleh aja mbak, cuma sebulan ada ijin 1x ya, kl mau ijin hr senin atau jumat saja, enak, memang mbak mau kemana?"
"Belum tau Yah, mbak mau liburan kayaknya."
"Oh, pulang ke Bantul aja mbak, sekalian ziarah ke makam Yangti sama Yangkung"
"Rencananya gitu Yah."
Dan hening, akupunn terdiam, larut dalam pikiranku hingga kami tiba di rumah.19.30 WIB,
Setiap hari aku dan Ayah berangkat bekerja jam 05.00 dan pulang jm 19.00.. maklum kantor kami berbeda kota.
Kuraih handphone milikku, menimbang dan meragu, ingin rasanya menghubunginya, tapi... gensiii... dan akhirnya"Ping!"
"Eh iya mas." Jawabku
Sepertinya kami sehati, dia mulai menghubungiku saat aku memang ragu tapi merindu.
"Dimana dek?"
"Baru sampai rumah mas, baru mau istirahat."
"Oh...."
Lamaaaa dan akhirnya...Kring kring kring
"Assalamu'alaikum mas"
"Wa'alaikumsalam dek, mas kangen."
Entah mengapa air mata tak terbendung lagi, aku terisak dalam diam, aku merindukannya setengah mati.
"adekkkk juga kangen mas..hiks hiks hiks"
"Jangan nangis dong ay, mas kangen ceria nya kamu, bukan tangismu."
"Huhuhu.. iya mas,mas dimana?"
"Masih di kantor Ay, lembur nih."
Dan 30 menit kami larut dalam perbincangan tentang rindu yang telah membuncah. Setidaknya malam ini aku tak lagi menangis dalam sepi.Hari ini 10 february 2013
"Pagi Ay..."
"selamat pagi juga mas.. 😊"
"Ay, minggu depan mas mau pulang ke makasar, insyaallah mas transit surabaya, jadi bisa kan ketemuan?"
"Serius???"
"Iya dong masa bohongan, heheehehe"Aku bahagia, entah karena hubungan dan komunikasi ini mulai berjalan baik, atau karena dia akan ke surabaya dan kami akan bertemu. LDR itu berat, dan kita harus menahan rindu hingga salah satu dari kita mengalah untuk datang menemui cintanya.
Dan hari itupun tiba, aku sengaja menjemputnya di bandara dan kami tidak berniat k rumah, melainkan menghabiskan waktu di Surabaya saja.
Kali ini ku lihat penampilannya berbeda dari 3 bulan lalu, dia semakin kurus dan yahhh agak hitam."Hai..
"Hai juga...
Kami pun canggung dan terasa aneh saat pertemuan setelah sekian lama berdiam.
"Kita kemana ini dek?"
"Mas mau istirahat? Nanti cek in k mksr jm brp?"
"Iya deh, mau istirahat tapi di temeni kamu ya,,hehehhe, mas ke makasar besok kok, jadi malam ini mau berdua sama Etha dulu, sebelum besok pulang" godanya sambil memeluk pinggangku.
"Adek kurusan ya, ini kok gk montok lg pinggulnya"
" ih mas apaan sih,,, heheheheh, iya, turun 5kg, abis pantat adek gk seksi lg."
"Hahahahhaa..."Kamipun bersendau gurau, selama perjalanan wajah bahagia yang ditunjukkan padaku. Dan akhirnya kamipun memilih beristirahat di Hotel sekitar bandara, agar esok tidak terjebak macet, maklum setiap jam kerja pasti macet.
"Dek, etha... "
"Hmmm"
diapun mendekat, memelukku dari belakang, erat.
"Aku kangen" dan suara berat ini yang aku rindukan. Begitu berat saat mengucap rindu.
Hingga bibir kami menari, bertaut dan saling mengecap manis cinta itu, meluapkan rindu.Hingga malam tiba, saat aku berpamitan pulang,
" mas, adek pulang ya, besok sebelum mas berangkat, adek usahakan sudah disini, ijin sebentar sama ayah nganter mas k bandara."
"Tetap disini Ay, aku masih rindu." Dan dia makin mengeratkan pelukannya, hingga aku tak jadi pulang dan tertidur dalam kedamaian.Aku merasa kepalaku berat, saat aku dengar suara orang berbincang di telpon, samar aku dengar, namun aku yakin itu suara mas Maven.
"Iya sayang, besok mas langsung ke makasar, ini ada nikahan teman, jadi mampir surabaya dulu. Iya sayang, Ayah segera pulang, salam untuk Arya ya sayang, iya love you too."
Aku menangis dalam diam, ada sakit di ulu hatiku, siapa yang telpon mas Maven tengah malam gini, di panggil sayang.
"Ay, kok bangun?" Tanya mas maven terbata namun berusaha tenang
"Aku haus mas, makanya terbangun, mas kok belum tidur?" Aku berusaha menjaga suaraku agar tak terkesan aku habis menangis.
"Iya tadi ada telfon dari mama, tanya jam berapa sampai makasar."
"Oh...."Aku menahan amarahku, menahan tangisku, aku merasa di bohongi lagi, siapa dia? Siapa??? Hingga mas maven berbohong padaku.
***********************
Hallooo semua... maaf beberapa bulan off karena saya kecelakaan dan tangan kanan patah, juga harus kuretase krn calon baby kami meninggal di usia 10w4d 😭😭😭😭 .
Mohon maaf ya jd gk bisa lanjut nulis,, terimakasih untuk voment nya ya my lovely readers..Insyaallah segera di lanjutttt...
![](https://img.wattpad.com/cover/104546972-288-k38709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ijinkan Aku Mencintai Suamimu
RomanceAretha, gadis berusia 23 tahun yang sedang patah hati (tepatnya gagal menikah dengan tunangannya, karena tunangannya berselingkuh) 3 bulan sebelum pernikahan, lelaki yang 2 tahun bersamanya tega menduakan bahkan hanya memanfaatkan Aretha yang saat i...