Tepat pukul 19.00 kami memutuskan kembali ke penginapan/hotel, selama diperjalanan kami hanya terdiam, bergelut dengan pikiran kami masing-masing. Sesekali kulihat dia menghela nafas panjang, dan sesekali juga aku menghapus airmata yang sedari tadi tak berhenti menetes.
Setelah sampai di lobi hotel,
"Dek, maafkan aku"
Aku hanya menunduk dan mengangguk
"Mas berharap kamu masih mau menunggu mas lagi, menunggu hingga mas berhasil memperjuangkan hubungan kita."
Hening sesaat,,"Mas, aku kembalikan ini.." kataku sambil menyodorkan cincin tunangan yang 5 bulan lalu dia berikan padaku.
"Tidak dek, simpan saja, simpan cincin ini karena mas masih berharap kamu bersedia menunggu mas, setahun lagi." Sambil dia mengembalikan cincin itu.
Namun aku tak lagi memakainya, aku hanya memasukkan cincin itu di dompet kecilku. Mungkin memang ini yang akan menjadi kenangan terindah darinya. Bukti kami pernah bersama, bukti dia pernah serius padaku meski semua tetap tak pernah mengubah keadaan jika dia sering menyakiti.Dan ketika aku berpamitan kembali ke kamar, tiba-tiba tangan ini ditariknya hingga dia memelukku erat, "aku harap kamu mau memikirkan lagi, dan masih mau menjadi kekasih terbaikku. Mas akan tersiksa dan sangat terluka jika adek pergi. Don't go ay, i need you, i love u more." Bisiknya.
Aku menarik diriku dan pergi meninggalkannya tanpa menoleh sekalipun, karena semakin lama aku berada dalam pelukannya, maka semakin tersiksa bathin ini, semakin tak sanggup aku pergi.
Dan ketika aku sampai di depan kamar, pertahananku runtuh, aku menangis, aku terduduk dan tiba-tiba sebuah tangan kekar memelukku dari belakang..
Aku mengangkat wajah dan melihat siapa lelaki yang tiba-tiba memelukku ini.
"Bang Hen...."
"Sttttt, sudah lepaskan semua tangismu dek, abang disini, abang ada untukmu"
Kemudian bang Hendri membimbingku masuk kamar, memberikan bahu kekarnya untuk aku bersandar, bahkan aku dapat melihat lengan bajunya basah karenaku. Ya aku menangis sejadi-jadinya, berteriak, hingga aku lelah.Sejam kemudian,
"Lega dek?"
Aku sudah lebih tenang sekarang, memandang wajah bang Hendri dan,, Ayah duduk di sudut kamar. Mungkin Ayah datang mendengar aku menangis dan berteriak tadi.
"Ikhlaskan, lepaskan semua sesakmu, biarkan abang yang akan mengobati luka itu, belajar mencintai abang tanpa harus melupakannya, karena abang tau dia memiliki tempat tersendiri di sudut hatimu."
Aku hanya terdiam, aku dilema, aku takut bang Hendry hanya menjadi pelarianku, aku takut menjadikan bang Hendry bayangan atas sosoknya."Abang kapan disini, kok tau aku baru pulang."
"Abang sedari tadi mengikuti kalian, takut terjadi apa-apa sama adek, tadi om Ardi telpon abang, minta mengikutimu."
"Ayah....???"
"Iya mbak, Ayah khawatir, Ayah minta bantuan Hendry ngikuti kalian, berharap mbak baik-baik saja sampai kembali."
"Terimakasih Yah..." akupun berlari memeluk Ayah erat.
"Ayah balik ke kamar dulu ya, mbak sama abang makan aja dulu di bawah."
"iya yah,,"Dan ketika kami sudah di restaurant bawah, kulihat bang Hendry masih terdiam, sesekali memandangku iba. Kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
"Bang, maaf ya sudah merepotkan."
"Never mind, abang merasa berguna saat menjadi sandaran ketika adek rapuh, karena abang ingin selalu membuat adek bahagia dan tertawa" tanpa sadar Bang Hendry mengusap pipiku.
"Janji setelah ini jangan nangis lagi ya?"
Aku hanya mengangguk dan tersipu. Kenapa cinta selalu salah tempat. Cinta pada lelaki beristri, cinta setengah mati hingga membuatku menjadi bodoh, sedang cinta tak berpihak pada lelaki single, baik hati dan lelaki yang dijodohkan untukku.Malam sebelum bang Hendry pulang,
"Dek, mungkin ini terlalu cepat, tapi abang mau hubungan kita lebih serius lagi, Abang mau melindungimu dengan segala kemampuan yang abang miliki, Abang ingin menjadi seseorang yang berarti dalam hidup adek."
"Tapi bang, aku takut patah hati dan terluka lagi.."
"Sttttt.... abang janji tidak akan melukai adek sedikitpun."
Dan dia memelukku hangat.
"Jaga diri baik-baik, jangan sering menangis, adek jelek kalo nangis, hehehehe"
"Jahat ih..." aku merajuk padanya. Ya semoga aku bisa segera melupakan Maven, dan membuka hati untuk lelaki sebaik bang Hendry.**************
Hello readers tercintahhh,,, maaf kalo ceritanya bikin emosi dan baper 😆😆😆.. susah emg kl nulis cerita masa lalu author, harus sambil inget2 si mantan, sambil puter lagu kesukaan kami masa itu, sambil melow2 gitu. Kenapa author lama update??? Karena author harus bisa jaga hati dan diri, takut terbawa emosi dan berimbas pada suami 😊😊.. karena kl author nulis gini pasti sambil bayangin masa2 indah sm mantan, trs pas sm suami gk bs manis, bawaannya pengen marah aja (padahal suami gk salah lho).. jadi maaf ya kalo author telat2 update nya.. "inget2 masa lalu itu bikin baperrr parah lho, susahhh juga karena sdh 5 th berlalu, takut nanti author khilaf tlp lah si mas Mavennya,, kan jadi masalah 😆😆😆"
Thanks buat semua support dan vommentnya... tambahin vote nya biar cepet update ya...thada... kiss n huggs from Banda Aceh 😙😙😘😘😘
(Bonus lagu kenangan dan kesukaan kami masa itu)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ijinkan Aku Mencintai Suamimu
RomanceAretha, gadis berusia 23 tahun yang sedang patah hati (tepatnya gagal menikah dengan tunangannya, karena tunangannya berselingkuh) 3 bulan sebelum pernikahan, lelaki yang 2 tahun bersamanya tega menduakan bahkan hanya memanfaatkan Aretha yang saat i...