cengeuk

19 3 0
                                    

Aku bergegas ke halte depan komplek rumahku menunggu angkutan umum untuk pergi sekolah. Ku amati gelang yang kemarin kiki belikan dipuncak untukku sangat cantik dan aku suka, ku senyum memandangi gelang itu.

Sesampainya disekolah aku berjalan dikoridor yang sudah lumayan banyak siswa yang datang. Banyak yang menyapaku dan ku balas.

"Raa" teriak seseorang dibelakangku

"Tiara tungguin" aku menoleh dan mendapati kiki berlari kearah ku, dia ngos-ngosan sambil memegangi lututnya.

"Kenapa ki" ucapku melihat kiki

"Kamu dipanggil dari tadi gak nunggu aku" ucapnya

"Yasudah mau bareng?" ucapku diangguki kiki,

---

"Suka gelang nya?" ucap kiki saat aku dan kiki memasuki kelas

"Suka ki,"

"Ehem ada yang makin lengket nih" ucap gaga . teman kiki, kiki sudah punya 3 teman selain aku sekarang yang lumayan baik dan dekat dengannya. Afga , gabriel , dan anjas

"Jadiin aja sih lama bener diambil orang tau rasa" tambah anjas yang lain cekikikan

"Apa sih kalian" ucapku malu

"Ituuu yang cewek malu malu"

"Udah kalkan jangan godain tiara" bela kiki

"Waah, ampuuun lupa kalo ada hati yang terluka" ucap anjas mendramatisir.

Aku geleng-geleng. Lalu dusuk dikursi ku diikuti kiki

"Kikiii hai" ucap dinda

Aku mendelik tak suka padanya karena masalah yang dia perbuat dulu. Aku bukan pendendam Tapi dia membuatku sangat amat tak menyukainya

"Ganjen" sinis ku

"Diem lu" bentaknya

"Jangan bentak tiara!" tegas kiki dinda kicep aku hanya mengedikan bahu

"Ada apa" tanya kiki

"Aku mau, ehm. Oiya Kamu ada minat masuk osis?" tanyanya ku yakin dia bohong. Ku mendengarkannya tapi bersikap tak peduli dan hanya membaca novel yang kubawa dari rumah

Kiki melihatku "kamu ikut osis gak ra" tanyanya

"Aku gamau masuk organisasi yang didalemnya orangorang sok suci" ucapku menekan kata terakhir

"Maksud lu apa" bentak dinda

"Gue tadi bilang jangan bentak tiara! Budeg?!" bentak kiki . dinda kicep

"Gue gamau !"

---

Istirahat pertama dan aku memutuskan ke rooftop tanpa mengajak kiki saat jam pelajaran aku hanya diam dan menjawab pertanyaan kiki sekenannya

Kiki mengikutiku karena dia bingung ada apa,

Aku sudah menyuruhnya ke kantin bersama afga dan yang lain. Tapi kiki tetep kekeuh ingin ikut denganku saja

Disinilah aku dirooftop, ditemani awan yang mendung mungkin nanti sore akan turun hujan.

"Cerita ra" ucap kiki lembut

Aku menghembuskan nafas panjang lalu menatap kiki datar

"Apa yang ingin kau tau sekarang" tanyaku

"Ra, kenapa kamu selalu menghindar dari dinda, icha , dan eva? Setauku kau tidak pernah ketus pada siapapun kamu baik pada semua orang tapi saat ku perhatikan kamu berbeda pada mereka, bahkan pada afga, gaga dan anjas pun kamu baik. Bukan maksudku kamu kasar hanya kamu tidak pernah mau terlibat percakapan banyak . aku boleh tau sebabnya?" ucap kiki panjang

Aku tersenyum miris "dulu, sangat dulu sekali. Aku dan mereka teman baik. Sangat baik sampai aku tak mencium busuk mereka" ucapku tertawa---tawa yang sangat menyedihkan

"Kami bahkan punya geng namanya 'cengeuk' karena kami paling berisik dikelas Dulu"

"Tapi semuanya berbeda pada 4bulan terakhir ini, dinda menyukai andi yang terus menyatakan cinta padaku dan dia tak suka itu, entah apalagi yang terjadi setelah itu, aku tak tau letak salahku sampai dia menjauhi dan gak suka aku, tapi yasudahlah aku tak butuh manusia licik sepertinya"

"Ketahuilah ki, aku bukan pendendam . dan dia? Mereka hebat membuatku membencinya"

Ucapku kembali merasakan perasaan pilu saat mengingat pertemanan kami yang rusak hanya karena sebuah masalah yang tak pernah ku ketahui dan aku sudah gak peduli

Aku menengadahkan kepala ku keatas seketika cairan yang terbendung dipelupuk mataku jatuh kebawah sepatuku yang menggantung bebas

"Raa maaf"

Aku menggeleng " bukan salahmu mereka malu punya teman sepertiku, aku tidak kaya. Mungkin jika aku kaya mereka masih jadi temanku" ucapku parau

"Apa kamu masih mau jadi temanku ki" ucapku menatap kiki

Kiki memelukku.. Benat benar memelukku. Aku diam badanku kaku aku tak tau harus berkata apa. Seluruh darahku berdesir hebat. Mata ku membelalak kaget

"Kamu bukan hanya sekedar teman untukku ra, kumohon jangan berkata begini lagi aku tak ingin kau pergi. Tak mau kamu hilang please, stay here for me! " ucapnya lembut

"Ki.." suara ku tercekat aku tak tau harus berkata apa. Kiki memelukku sangat erat

"Ra kumohon, jangan jauhi aku" lirihnya

"Kenapa.."

"Aku menyukaimu" ucapnya pelan. Aku semakin kaget dengan pernyataannya bagaimana ini, aku harus apa?

"Ki... Aku.... "

"Tak apa aku tau ini sangat cepat aku hanya mengungkapkannya agar kau tau, jika aku tak akan pernah pergi" ucap kiki sambil mengendorkan pelukannya dan menangkup kedua pipiku

"Apa kau menyukaiku juga" tanyanya

Aku bimbang ada rasa menyenangkan dan aneh saat kiki berkata demikian. Dan dengan keberanian penuh aku menganhgukan kepalaku membuat kiki tersenyum puas, sangat manis dan tampan aku menyukainya. Dia memelukku lagi tak kalah erat, aku balas pelukannya.

---

Aku dikantin bersama kiki dijam istirahat kedua

"Mau makan apa ra" tanya kiki

"Aku pengen mie ayam"

"Oke tunggu bentar yah" aku mengangguk. Rasanya senang. Sekarang kami berpacaran dan ada rasa takut pula luka itu akan kembali terulang tapi aku percaya kiki tak akan pernah mematahkan hatiku karena kini aku sudah berpacaran bukan lagi status teman.

Dengan itu afga, gaga dan anjas membuyarkan lamunanku dan dengan iseng menggebrak meja membuatku terkejut bukan main.

"Ihhh anjiiit kaget gue " umpatku

"Lagian bengong aja" ucap anjas

"Isssss, tapi gausah ngagetin juga bisa" kesalku pada trio kampret ini. Mereka hanya cengengesan

"Yang nih mi ayam mu" ucapnkiki meletakkan mangkuk mie ayam didepanku

"WHAT?"

"YANG!!"

Hello KikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang