rooftop

16 3 0
                                    

Aku dan kiki berjalan ditangga menuju rooftop sekolah, saat tiba diatas angin menerpa wajahku dan menghembuskan anak rambutku juga kiki.

Aku duduk di pinggir dan membuat kakiku bebas dibawah. Melihat betapa luas kota bogor. Suara klakson saling bersahutan. Cuaca juga sangat cerah namun tidak terik

"Disini enak ya ra" ucap kiki memecah keheningan antara kami

"Ya sangat"

"Dia siapa ra"

"Andi"

"Kenapa kamu bilang dia gila"

"Dia menyatakan cinta padaku terus menerus tapi dia sudah pu ya kekasih dia gila ki"

"Apa kamu menyukainya juga" tanya kiki datar

"Tentu tidak, kenapa kamu menanyakan itu"

"Entahlah aku mulai--- ehh sorry ra"

"Mulai apa" ucapku heran dengan jawaban kimi hang agak sedikit membuatku..... Kepo

"Tidak, Oh ya kamu pulang bersama siapa"

"Aku punya jemputan" ucapku tergelak

"Siapa" ucap kiki serius, aku menyukai ekspresi itu kiki sangat tampan

"Tukang angkot" aku tergelak begitupun kiki

"Balik bareng aku mau"

"Kamu bawa kendaraan?" tanyaku

"Tidak, aku dijemput ayahku nanti lagipula aku tidak tau jalanan disini" ucapnya riang. Semoga akan tetap begitu

"Oh, baiklah. Aku naik angkot saja tak apa aku sudab terbiasa"

"Ayolah ra, aku ingin mengenalkanmu pada ibu dan ayahku"

"Ah kiki kenapa kamu merajuk" ucapku geli

"Kamu teman pertamaku disini"

"Baiklah, tapi kita pulang naik jemputanku saja"

Kiki sedikit berpikir. Namun menjawab

"Boleh lah" lalu kami tegelak.

Pertemuan singkat dan bisa menjadi sangat akrab? Apa ini kebetulan? Atau takdir.

---

Aku sedang menunggu angkot dihalte bersama kiki, aku tidak lagi sendirian. Seperti sebelum ada kiki . saat ada angkot yang melintas aku melambaikan tangan bukan tanda menyerah. Tapi untuk memberhentikan angkot.

"Ki rumah lu, didaerah mana"

"Deket kampus IPB"

"Oh iyah"

Dijalan menuju rumah kiki, aku dan kiki banyak bercerita. Syukurlah kiki tidak menanyakan hal.lain aku rasanya belum siap menceritakan itu.

Setelah 20menit aku dan kiki turun

"Ehm, ongkosnya berapa Ra"

"5 ribu"

"Ini bang" ucap kiki sambil memberi uang 10ribuan,

"Kembaliannya ambil aja"

"Makasih ya de"

Lalu aku dan kiki berjalan menuju perumahan dan kiki menunjuk rumah yang lumayan mewah

"Itu rumah ku sudah dekat"

Aku agak sedikit minder, karena ternyata kiki orang berada tapi bukankah teman tak melihat dari materi? Mungkin.

Hello KikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang