13 - Syanin dan Nila

4.3K 291 5
                                    

A/n : Maaf kalau ada typo, Ini gak dibaca lagi.


BUDAYAKAN VOMENTS SEBELUM ATAU SESUDAH MEMBACA.

Happy reading🌻

***

Kedekatan itu tidak bisa diukur dari seberapa lama kamu kenal dia, tapi seberapa nyaman kamu berada didekatnya.

***

NILA sudah rapih dengan balutan seragam yang lengkap dengan atribut sekolah, terlihat jelas karena Nila itu tipe murid yang taat aturan. Berbeda dengan Devan jangankan memakai atribut sekolah lengkap memakai baju seragam aja suka berantakan sama seperti hidupnya yang berantakan. Nila mulai bosan menunggu Devan diruang tamu. Inilah kebiasaan Devan selalu lelet. Nila sampai berpikir; kenapa cowok seperti perempuan yang kalau dadan butuh waktu berjam-jam, Nila saja perempuan tapi tidak selama Devan. Nila sampai lupa kalau Devan seperti itu untuk tebar-tebar pesona. Padahal pesonanya aja tidak ada sama sekali.

Devan menunjukan cengiran tanpa dosa. "Muka lo kenapa bete begitu dah?" Tanya Devan menyebalkan.

"Bodo amat Van!" Kesal Nila.

Devan tertawa. "Yaudah yuk berangkat" ajak Devan.

Memang Nila menunggu Devan sedaritadi untuk berangkat sekolah bersama. Hubungan Nila dan Devan sudah ada perubahan, ini semua karena kejadian semalam yang membuat hubungan keduanya tidak merenggang lagi. Nila juga sekarang sudah sedikit demi sedikit tidak canggung lagi apabila berbicara dengan Devan. Begitu juga sebaliknya, Devan juga sekarang tidak terlalu dingin lagi dengan Nila walaupun Devan juga suka sangat menyebalkan seperti kejadian sekarang ini.

Mereka berdua sudah menaiki mobil Devan. Tidak seperti biasanya Devan membawa mobil. Nila juga sempat bertanya dengan Devan, dan Devan menjawabnya dengan enteng; "Emang kenapa?, walaupun gua bawa mobil ataupun motor, pesona gue gak akan berkurang" Jawabnya dengan percaya diri. Nila yang mendengarnya langsung berdecak kesal, maksud Nila tidak seperti itu dia hanya menanyakan saja, karena jarang sekali Devan membawa mobil. Memang kepercayaan diri Devan sudah ditingkat tidak normal.

Mobil audi hitam metalic yang dikendarai Devan sudah memasuki area pakiran sekolah. Tidak perlu waktu lama untuk sampai disekolahnya, mengingat Devan yang membawa mobil seperti di arena balap. Membuat Nila sampai melafalkan doa agar ia selamat sampai disekolah.

"Lo kenapa?" Tanya Devan saat melihat wajah Nila yang sudah pucat pasi.

Nila memutar bola matanya malas.
"Ini semua gara-gara lo yang bawa mobil kayak orang kesetanan" Ucap Nila malas.

Devan tertawa membuat Nila kesal setengah mati. Rasanya Nila ingin sekali menyumpal mulut Devan dengan sepatunya, namun niatnya itu ia urungkan.

Nila keluar dari mobil Devan tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Devan yang mulai tersadar langsung menghentikan tawanya saat melihat punggung Nila sudah mulai menjauh. Dengan gerakan cepat Devan beranjak keluar dengan menyampirkan tasnya yang hanya berisi satu buku itu.

Devan berhasil menyusul Nila dan berusaha menyeimbangi langkahnya.

Banyak pasang mata melihatnya dengan berbagai macam tatapan, ada tatapan iri, ada tatapan memuja, dan tatapan tidak suka. Bahkan ada yang secara terang-terangan mengeluarkan celotehan yang membuat kuping Nila panas.

Eh, Itu anak baru kan?.. kok bisa berangkat bareng Devan?

Nial dan NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang