17 - Bad Problem

4K 222 6
                                    

A/n : Maaf kalau ada typo, ini gak dibaca lagi.

°°°°

ISTIRAHAT pertama, tak membuat Nila langsung ke kantin. Ulangan kenaikan kelas mengharuskannya berada di perpustakaan ini. Ia mengucapkan selamat tinggal untuk jam istirahat pertamanya hari ini. Walaupun begitu rasa lapar yang mendera perutnya tidak semudah itu ia atasi. Beranjak sejenak untuk ke kantin pun rasanya berat sekali. Nila terlalu nyaman berada di perpustakaan ini.

Buku fisika yang bisa di bilang buku penyebab pusing, sudah Nila baca dan ia pahami sampai halaman terakhir. Otak encernya sangat membantu untuk belajarnya kali ini dan suasana hening di perpustakaan juga sangat membantunya. Namun suasana hening itu tak lama terjadi, suara bising yang berasal dari depan pintu perpustakaan tiba-tiba terdengar.

"Sekarang kalian bersihkan dan rapihkan buku di perpustakaan ini! Dan jangan lagi kalian sampai berani kabur dari hukuman saya! MENGERTI?!!"

Tunggu! Nila seperti kenal suara itu. Suara itu seperti milik pak Anton— Guru olahraga di SMA Pancasila.


Ada yang kena hukuman lagi?


"BAIK PAK," sahut serempak para siswa nakal itu.

Nila mencondongkan kepalanya untuk mencari celah. Sayangnya, banyaknya rak buku di perpustakaan membuat Nila sulit untuk mencari tahu siapa siswa yang terkena hukuman dari pak Anton. Banyak orang yang berbisik-bisik di sekitarnya membuat rasa keingintahuan Nila muncul juga. Nila simpulkan bahwa siswa nakal yang berada di depan sana sudah pasti sering terkena hukuman karena banyaknya murid disini yang mengetahui bahkan saling membicarakannya.

"Eh girls, pangeran tampan di sekolah kita kena hukuman lagi ntuh. Jadi gak tega gue ngeliatnya," tutur pelan gadis berbadan mungil dengan kepala dihiasi bandana berwarna pink yang Nila ketahui bernama— Meyra.

"Iya, Mey. Kalo gue berani mah udah gue samperin tuh mereka," Kata si gadis berambut sebahu yang berada di depan Nila.

"Haha, jalan lempeng di depan mereka aja lo gak berani. Gaya-gayaan mau nyamperin!" Sahut perempuan lainnya.

"Anjir!" Sungut kesal gadis berambut sebahu tersebut.

Nila sudah tidak tahan menahan rasa keingintahuannya. Lantas ia mulai bertanya kepada segerombolan perempuan yang sedari tadi Nila dengarkan pembicaraannya. Dan Nila memutuskan untuk bertanya dengan satu-satunya orang yang ia kenal disana— Meyra anak kelas 11 ips2.

"Meyra?"

Meyra menolehkan kepala ke belakang. "Eh—iya, La. Kenapa?" sahut Meyra ia segera menghentikan obrolan dengan teman-temannya.

"Hmm.. tadi siapa sih yang dihukum sama pak Anton?"  Nila mulai kepo. Tidak seperti biasanya ia jadi se-kepo ini.

"Nial sama teman-temannya, La. Kenapa emang?" tanya balik Meyra.


What?! Jadi itu Nial sama teman-temannya.


Senakal itukah mereka?


"Gue cuma tanya aja kok, thanks ya."

Nial dan NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang