19 - Terlambat sekolah

3.5K 255 7
                                    

A/n : Tinggalkan jejak kalian ya. komen juga dong, biar aku semangat nulisnya😚


***

Hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas di SMA Pancasila. Namun sialnya di hari terakhir ujian, Nila malah terlambat ke sekolah. Padahal tadi Devan sudah mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama namun Nila menolaknya. Alasannya ia mau belajar terlebih dahulu di kamarnya sebab semalam Nila tidak sempat untuk belajar karena gadis itu ketiduran.

Karena keasikan belajar di kamar, Nila tidak menyadari bahwa sekarang sudah pukul enam lewat empat puluh lima menit itu tandanya Nila hanya punya waktu lima belas menit untuk menuju sekolahnya. Sangat mustahil jika ia tidak terlambat.

Dengan tergesa-gesa Nila segera meraih tasnya yang berada diatas tempat tidur king size miliknya lalu memasukan semua peralatan sekolah yang sekiranya ia butuhkan untuk ujian nanti.

"Semoga enggak telat," Nila terus merapalkan doa berkali-kali agar dirinya tidak terlambat ke sekolah.

Setelah berada di luar rumah, gadis itu berlari sangat kencang menuju halte untuk menunggu kendaraan umum. Untungnya jarak rumah ke halte lumayan dekat, jadi Nila tidak terlalu kelelahan karena harus terus berlari.

Nila celingak-celinguk mencari angkutan umum seraya melihat arloji yang bertengger manis di tangan kirinya. Siapapun yang melihat gadis itu pasti menganggapnya persis seperti anak hilang di halte.

"Nila.."

Suara serak basah milik seorang lelaki yang sangat gadis itu kenali menyapa telinganya lagi. Gadis itu mendengus dengan langkah cepat ia berniat meninggalkan halte tersebut. Seketika rasa paniknya terganti dengan rasa kesal setelah mendengar suara lelaki itu.

Gavin mencengkal tangan Nila, ia tidak membiarkan Nila menghindarinya lagi. "Kamu telat?" tanyanya.

Nila mendengus sebal. "Iya."

"Aku antar ya?" tawar Gavin kemudian tersenyum sangat tulus kearah Nila.

"Gausah!" jawab Nila jutek.

"Oke, yaudah ayo naik," Gavin menyodorkan helm kearah Nila. Lelaki berlesung pipi itu tidak perduli tentang penolakan Nila.

Nila menaikan satu alisnya. "Lo budeg ya!? Kan gue udah bilang gausah!" kata Nila kesal.

"Udah sekarang lupain dulu masalah kita dan yang terpenting sekarang aku antar kamu ke sekolah. Kamu lagi ujian kan? Kalau kamu telat, kamu mau enggak naik kelas?!" ucap Gavin menatap lurus kearah Nila.

Nila mengerutkan dahinya bingung. "Tau darimana kalau gue sekarang lagi ujian?" tanyanya.

"Gak penting aku tau darimana. Sekarang kamu pakai helm terus cepat naik motor. Kita jalan sekarang," perintah Gavin kali ini ia berbicara sangat serius dan tulus menolong gadis kesayangannya.

"Tapi—"

"Ini demi kenaikan kelas kamu."

Nila menghembuskan napas kasar. Ia sudah tidak ada pilihan. "Oke, gue mau di antar sama lo," putus Nila ia berharap semoga ini keputusan yang terbaik.

Nial dan NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang