4 - Sisi Lain

4.9K 274 4
                                    

-Happy reading-

Mengenal seseorang itu dilihat dari sisi lain kebaikannya yang mungkin orang lain tidak tau.

-Nial dan Nila-


***


DIKEDIAMAN lelaki berwajah berkategori kelewat tampan dengan mata hitam legam. Terlihat ia sedang menunggu kedatangan sahabatnya. Tidak seperti biasanya lelaki itu mau menunggu seperti ini. Menunggu itu sangat membosankan baginya. Dan inilah kali pertama ia mau menunggu dengan waktu yang sangat lama.

Nial menghela napas kesal. "Kemana sih tuh anak?!" ucap Nial kesal.

Yap, lelaki itu adalah Nial. Lebih tepatnya Elnial Prayoga. Lelaki yang sangat di idamkan oleh kaum hawa di sekolahnya. Tidak heran karena ia memiliki bulu mata lentik dengan mata hitam legam, berhidung mancung, bibir tipis, dan rahang tegas menambah kesan tampannya bertambah.

Kringggg.. Kringgg..

Nial tersentak kaget mendengar nada dering di ponselnya. Ia lantas melihat dan tertera nama si penelpon di layar ponselnya. Ternyata itu teman basketnya. Nial langsung menggeser menu untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Dimana lo?" tanya pria di ujung sana.

"Di rumah," jawab Nial singkat.

Terdengar pria di ujung sana berdecak kesal. "Ngomong panjangan dikit napeh! Pelit amat sama suara," ucap kesal pria di ujung sana.

"Di rumah lagi nunggu yang lain," sahut Nial terdengar malas.

"Nah gitu kek ngomongnya panjangan jadi—"

Belum selesai pria itu berbicara Nial sudah memutuskan panggilan secara sepihak. Ia terlalu malas berbicara dengan teman yang sangat bawel seperti itu.

Setelah menaruh ponselnya ke tempat awal dan kemudian tak lama terdengar suara deru motor menghampiri dirinya yang sedang berada di depan gerbang rumahnya. Dan ternyata yang lelaki itu tunggu sedari tadi sudah datang.

Nial, Devan, Raffa, dan Reza lalu bertos-ria ala anak cowok.

"Sorry bro, buat lo nunggu lama," ucap Raffa memulai pembicaraan.

"Wailah biasanya juga si Nial suka menunggu," sahut Reza terkekeh geli.

Devan menepuk pelan bahu Reza. "Yeh sadar lo juga suka nunggu ya! Apalagi nunggu Gea mau sama lo," ucap Devan tertawa tak terkecuali Nial dan Raffa.

Reza mengerucutkan bibirnya. "Salah lagi gue," ujarnya menyesal dengan yang ia ucapkan tadi.

Devan tertawa puas. "Lo emang selalu salah, bro. Terima ajee,"

"Kampret!"

Kemudian mereka tertawa.

"Yaudah gue ambil motor dulu," ucap Nial setelah selesai tertawa.

Nial dan NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang