Tidak ada yang bisa menjelaskan tentang apa yang mereka berdua rasakan. Rasa yang datang tanpa ijin dan berharap tidak hilang diterpa takdir yang memisahkan mereka. Nila masih setia memeluk pinggang Nial dengan erat. Nial yang menyadari itu, tak henti-hentinya mengulas senyum bahagia. Cowok itu tidak mengerti, mengapa ia menjadi sebahagia ini berada di dekat gadis yang menurutnya sangat menyebalkan.
Tak memerlukan waktu lama, mereka sudah sampai di depan toko bunga dengan palang bertuliskan "Love flower shop' terpampang jelas di atas tokonya. Nila perhatikan toko bunga ini berbeda pada umumnya. Dari halamannya saja mata gadis itu sudah dimanjakan oleh sebuah kebun yang sekelilingnya dipenuhi berbagai macam bunga. Ada bunga matahari, bunga anggrek, bunga daisy, bunga anyelir dan sebagainya. Tidak heran jika tempat ini selalu ramai pengunjung karena selain bisa membeli bunga, kita juga bisa berfoto-foto dengan bunga-bunga cantik disana.
"Nila.."
Nila tersentak kaget. "Iya?" tanyanya. Meskipun pandangannya masih kagum pada cantiknya bunga daisy di kebun ini.
"Lo mau bunga ini?" tanya Nial sambil memegang setangkai bunga daisy dihadapannya.
Nila hanya mengangguk saja. Memang sejak pandangan pertama, gadis itu sudah jatuh cinta oleh bunga daisy di tempat ini.
"Yaudah gue beliin, ya."
"Eh-enggak usah," sanggah Nila. "Lo beliin bunga buat nyokap lo aja."
Nial mengulas senyum jahil. "Lah, siapa juga yang sekarang mau beliin bunga ini buat lo," kata Nial. Sangat membingungkan.
Nila mengerutkan dahinya bingung. "Maksudnya?"
Nial tersenyum penuh arti. "Gue mau beliin bunga ini buat lo, tapi bukan sekarang," sambungnya.
"Lah terus kapan?" Sedetik kemudian Nila menyadari kebodohannya. Sontak saja ia langsung menepuk mulutnya berkali-kali.
Nial menatap manik mata Nila lalu tersenyum sangat manis. "Gue mau beli bunganya, pas gue mau ngelamar lo."
Mampus, Nila beneran terbang.
Bukannya gede rasa atau apa. Namun Nila sadari, hari ini Nial terus menerus mengeluarkan kata-kata manis dan tentunya membuat Nila ingin terbang begitu saja. Contohnya, tadi di halte lalu sekarang di toko bunga ini. Ah, rasanya Nila ingin terbang sekarang juga.
Nial menjentikan jarinya ke depan wajah Nila. "Woi, bengong aje. Jangan-jangan lo baper ya? Sori, sori aja nih ya, tadi gue cuma asal ngomong. Jangan baper begitu deh."
Mendengar itu, Nila pun dengan cepat mencubit pinggang cowok itu. "Ish, dari tadi lo ngeselin banget ya!" ucapnya kesal.
Nial tersenyum, satu alis tebalnya terangkat naik. "Ngeselin? Bukannya dari tadi gue ngebaperin, ya?" tanya cowok itu jahil.
Nila memutar bola mata malas. "Seterah lo deh! Capek gue berdebat sama cowok ngeselin kayak lo."
Nial memamerkan deretan giginya yang rapih kemudian tangannya bergerak untuk mengacak pelan rambut Nila. "Jangan ngambek dong. Nanti kalo gue digebet sama cewek yang ada disini, entar lo nangis, lagi."
"Idih, ogah amat gue nangis karna lo. Emang lo siapa gue? Pacar aja bukan," ceplos Nila sangsi.
Nial menaikturunkan kedua alis tebalnya. "Oh ... Jadi sekarang lo kode biar gue tembak nih?" goda Nial lagi. "Tenang aja ya, semua butuh proses."

KAMU SEDANG MEMBACA
Nial dan Nila
Fiksi RemajaKamu adalah pelangi yang selalu berusaha membuatku tersenyum disaat hujanku mulai menghilang.. °°° ELNial Prayoga cowok tukang buat onar, tapi dia anak dari pemilik sekolah. Dan dia juga murid paling di segani di SMA Pancasila. Sifatnya? Badboy, coo...