Dua (Bersamanya)

2.6K 314 27
                                    

Together

Happy Reading

#

Rose selesai mengobati Daniel. Ia melihat jam dindingnya waktu sudah menunjukan hampir jam satu dini hari.

"Istirahatlah tuan" Rose mencari selimut tebal untuk dirinya. Ia memilih tidur dilantai.

Daniel membaringkan dirinya. Menghembuskan nafasnya tidak, lebih tepatnya menormalkan detak jantungnya yang baru saja bekerja sangat keras. Menatap langit-langit rumah kecil itu.

Rose sudah menyiapkan tempat tidur untuk dirinya disamping Daniel, hanya saja dirinya dilantai sedangkan Daniel diranjang.

Rose teringat sesuatu, ia bangkit dari tidurnya. Mencari selimut untuk Daniel. Setelah menemukannya, ia mendekat kearah Daniel dan mulai menyelimutinya.

"Jika membutuhkan sesuatu jangan sungkan memberitahuku" kata Rose diakhiri senyum manisnya.

Daniel sedikit melirik kearah Rose yang tengah tersenyum.

Sial, jangan tersenyum seperti itu. Kau membuat kerja jantungku mulai lagi setelah beberapa saat mulai membaik batin Daniel.

Daniel memilih memalingkan tubuhnya, lebih tepatnya menghindari senyuman cantik itu. Ia takut Rose akan mendengarkan detak jantungnya.

Rose kembali kekasur lantainya. Setelah terbaring sempurna, ia tidak bisa memejamkan matanya. Efek tidur dipesawat, ia pasti akan terjaga semalaman.

Rose menyatukan kedua tangannya erat, mendekatkannya pada dadanya. Ia menutup matanya.

"Tuhan, tolong jaga ibu panti dan saudara-saudaraku di Jerman. Berkati selalu mereka. Dan berikan tempat terbaik dan terindah untuk ayah dan ibuku disurgamu. Semoga aku bisa bekerja dengan baik disini, dan bisa melanjutkan studiku. Menjadi dokter spesialis jantung. Amin" Doa Rose. Ia membuka matanya, menatap langit rumahnya.

Semoga doanya sampai ke Tuhannya.

Tanpa Rose sadari, Daniel mendengarnya. Daniel belum terlelap, karena debaran jantungnya yang masih belum normal. Ia belum ingin menutup matanya, ia belum ngantuk.

Daniel memikirkan doa yang baru saja diungkapkan Rose. Doa yang baik. Tapi apa Tuhan akan mendengarkan doa wanita yang jahat. Yang pekerjaannya hanya membohongi para pria kaya.

Tunggu. Apa wanita itu memang wanita murahan? Ia seorang dokter dengan impian menjadi dokter spesialis jantung. Ia ingin mengejar mimpinya. Tidakkah dirinya yang salah. Memberikan gelar yang buruk pada orang yang belum ia kenal, padahal wanita itu sudah membantunya.

Astaga Daniel

Daniel mengganti posisinya, ia sekarang menatap kearah Rose yang tengah tersenyum menatap langit kamarnya.

Senyuman yang begitu cantik

Daniel belum mengenal wanita itu, tidak baik memberikan gelar buruk padanya. Lihatlah wajah cantik itu, dia pasti wanita baik-baik. Ia sudah menolongnya disaat semua orang menjauhinya. Ia datang mengulurkan tanganya, membantu dirinya. Lihatlah, ia juga rela tidur dilantai membiarkan orang yang tak ia kenal berbaring diranjangnya. Bukankah ia memang baik?

Dia bukan wanita murahan tapi ia wanita yang memiliki hati yang baik.

Rose merasa seseorang tengah menatapnya, Rose menggerakan kepalanya kearah kirinya. Dan benar saja Daniel tengah melihatnya.

"Oh!" Rose segera bangkit dari tidurnya, duduk melihat Daniel. "Kau membutuhkan sesuatu? Apa ada yang sakit? Dimana?" Rose terlihat panik.

Berlebihan tapi menggemaskan

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang