#####
Kyulkyung keluar dari ruangan dr Ong, Kyulkyung mendapat pesan dari bibinya yang datang menemuinya.
"Kyungi..." panggil seseorang yang tak jauh dari Kyulkyung. Kyulkyung tersenyum mendapati siapa yang memanggilnya, ia berlari kecil menghampirinya.
"Bibi" Kyulkyung sudah bersama bibinya yang tak lain adalah ibunya Daniel.
"Aku baru saja bertemu dengannya"
"Siapa?"
"Wanita yang dekat dengan Daniel"
"Kapan?"
"Dilift, saat bibi mau masuk ia ingin keluar tapi bibi menahannya. Kita berbicara dilift"
"Ah..." Kyulkyung hanya mengangguk
"Mau makan malam dengan bibi, bibi traktir. Perasaan bibi sedang senang sekarang"
"Baiklah, tapi hanya sebentar. Aku harus berkeliling rumah sakit. Aku akan mulai bekerja besok"
Ny Kang tersenyum mengangguk. Mereka berjalan beriringan keluar dari rumah sakit.
###
Seminggu kemudian
Beberapa lembar kertas masih berserakan diatas meja kerja disalah satu ruangan dirsebuah rumah sakit. Tangannya memegang bolpoin dengan cekatan. Sesekali ia menggelengkan kepalanya, meluruskan syarafnya. Ia masih berada dirumah sakit. Seperti pagi ini, ia masih berkutat dengan beberapa lembar kertas. Ia tidak pulang sejak kemarin, perutnya bahkan entah kapan ia isi dengan baik. Ia hanya minum vitamin untuk menguatkan tubuhnya.
Daniel menghembuskan nafas panjangnya. Akhirnya pekerjaan sedikit terselesaikan. Sekertaris diperusahaan gamenya juga selalu memberi kabar tentang perusahaan, mengirim kannya lewat email. Ia juga tak melupakan perusahaannya.
Ia menyibukan dirinya dengan sangat baik, berada dikursi kerjanya selama beberapa hari. Seminggu ini ia hanya tidur beberapa jam saja.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" Perintah Daniel saat seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya, Daniel mengangkat kepalanya melihat siapa yang datang menemuinya.
"Selamat siang tuan" Seorang pria yang mungkin lebih mudah darinya datang membungkuk hormat didepannya.
"Ada apa?" Tanya Daniel. Ia mengenalnya, pria itu dari bagian keamanan.
"Seseorang yang mencurigakan datang kerumah sakit"
"Apa yang ia lakukan?"
"Masih dalan pencarian tuan"
"Baiklah, aku mengerti. Tetap awasi, jangan lengah. Perketat lagi keamanannya"
"Saya mengerti. Permisi tuan" Pria itu keluar dari ruangan Daniel. Daniel mengusap wajahnya pelan, masalah muncul lagi.
Daniel bangkit dari kursinya, berdiri didekat jendela besar diruangannya. Melihat matahari pagi yang mulai terlihat malu-malu untuk menyinari bumi. Awan dilangit mulai menyambutnya.
Bayangan tentang seseorang hadir disana. Berada tepat dikedua bola matanya. Ingatannya kembali pada malam dimana semuanya membuat dirinya frustasi.
Rose
Ia merindukan sosok itu, ia merindukan pemilik nama itu, ia merindukan pemilik pipi berisi itu. Ia merindukannya bahkan saat ia sibuk pun, nama itu hadir dalam benaknya.
Daniel menghembuskan kembali nafas beratnya. Padahal ia sudah tahu bagaimana sosok asli wanita itu. Seharusnya ia membencinya. Seharusnya ia melupakannya tapi mengapa itu sulit. Apa sedalan itu ia mencintai wanita itu? Tapi wanita itu menjijikan, menggodanya dengan begitu baik lalu mencampakannya. Gadis itu hanya memanfaatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Fanfictiondiawal pertemuan yang tak disengaja itu, Daniel jatuh cinta pada Rose. gadis yang sudah menolongnya. hingga cinta tumbuh dengan subur, membuat Daniel tak ingin menyerah untuk mendaparkan Rose. bagaimana kisah Daniel yang berusaha mendapatkan Rose...