Feeling 3
Happy Reading...
Daniel membersihkan tempat duduk seperti ranjang tidur namun tanpa kasur. Ukurannya persegi. Ia menata minuman disana, selagi menunggu Rose menyelesaikan masakannya. Daniel menatap langit.
Langit yang begitu indah, ia baru sadar ada lukisan cantik dimalam hari. Biasanya ia akan sering melihat lukisan langit indah disiang hari terutama jika ada pelangi.
Haah...
Mungkin karena ia terlalu bekerja keras. Ia hanya akan pergi disiang hari, baginya malam hari adalah waktunya ia istirahat.
"Hey..." Rose datang dengan tiba-tiba. Sebenarnya tidak, hanya saja Daniel terlalu fokus menatap langit. Jadi ia tidak sadar Rose sudah ada disana. Didepannya.
"Hehehe... wajahmu menggemaskan tuan" tawa Rose pecah.
Tawanya menyejukan hati
Daniel benar-benar lupa dengan acara marahnya ke Rose. Awalnya ia mau mengumpat hanya saja semuanya ia urungkan karena tawa Rose. Rose sudah memberikan tempat dihidupnya ya walaupun mungkin hanya sebatas teman oh atau hanya seorang pasien saja.
"Kau mengejutkanku nona" Daniel menatap Rose tanpa berkedip. Tatapan yang mematikan menurut Daniel, karena ia selalu membuat wanita yang ia tatap dengan tatapan mautnya pasti akan terjatuh kepelukannya.
Daniel ingin Rose tahu, di matanya hanya ada rasa bersyukur karena bertemu dengan dirinya. Tapi sepertinya Rose benar-benar tidak tertarik dengan dirinya.
Sabar Daniel
"Jangan menatap seperti itu tuan, nanti matamu sakit karena tidak berkedip" jawab Rose seraya membalas tatapan Daniel.
Sial
Daniel justru menyerah dibalas tatapan Rose. Benar-benar membuat dirinya kikuk. Awalnya ia ingin tertawa karena jawaban Rose, tapi justru ia salah tingkah dengan tatapan Rose. Biasanya dirinya tidak sekikuk ini.
Ya Tuhan Daniel
"Makan tuan" Rose memberikan semangkuk ramyeon dan semangkuk nasi untuk Daniel.
"Terimakasih makanannya" ucap Daniel tulus.
Rose tersenyum lalu mengangguk.
'Cukup, ya Tuhan gadis ini benar-benar membuat jantungku terus berdebar' batin Daniel yang memilih menunduk menghindari senyuman itu. Ia memang menyukai senyum Rose, namun jika Rose sudah menunjukannya langsung padanya kerja jantungnya akan semakin meningkat. Ia takut jadi pasien Rose untuk kedua kalinya karena gagal jantung.
#
"Ah... rasanya menakjubkan" Daniel memberikan dua jempol untuk Rose. Ia sangat menyukai mi instan tapi ia tidak sering memakannya. Ia bahkan lupa kapan terakhir makan makanan itu.
Rose mengangguk
"Jika seperti ini kau terlihat seperti manusia"
Daniel menarik kedua tangannya. Maksud dari perkataan Rose apa? Jadi awalnya ia bukan manusia.
Oh Rose.
"Apa aku terlihat lebih tampan dari manusia. Seperti pangeran misalnya" Daniel bahkan tak sadar mengatakannya.
"Hahaha... tentu saja. Kau sangat tampan saat tersenyum tuan dan saat tertawa pun kau menggemaskan" Rose tak berniat apapun pada perkataannya. Ia hanya mengucapkan apa yang biasa ia katakan pada beberapa adik laki-lakinya di panti asuhan.
Deg
Jantung Daniel kembali berdebar hebat. Bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Ia bahkan harus menghela nafas dalam-dalam beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Fanfictiondiawal pertemuan yang tak disengaja itu, Daniel jatuh cinta pada Rose. gadis yang sudah menolongnya. hingga cinta tumbuh dengan subur, membuat Daniel tak ingin menyerah untuk mendaparkan Rose. bagaimana kisah Daniel yang berusaha mendapatkan Rose...