###
Daniel sudah ditangani dokter diruang ICU. Daniel sengaja dobawa kerumah sakit tempat Rose bekerja, karena rumah sakit itu juga yang terdekat dari tempat Daniel terluka. Rose dan supir Daniel menunggu dengan gusar dikursi panjang yang disediakan disana.
Rose tak henti-hentinya mengusap air matanya. Ini sudah seperkian kalinya ia bertemu Daniel yang selalu terluka.
"Kenapa kau selalu terluka disaat kita dipertemukan tuan?" Rose mengusap kedua pahanya dengan gelisah. Ia benar-benar sedang tidak baik-baik saja.
"Tuan akan baik-baik saja nona, jangan khawatir" supir Daniel mencoba menenangkan Rose yang memang sangat terlihat khawatir.
"Tidak Ahjussi, aku bahkan tidak bisa tenang. Mengapa ia suka sekali terluka"
"Bahkan sebelum menemuimu ia pernah terluka, beberapa hari yang lalu. Wajahnya terluka nona"
"Benarkah?"
"Iya, tuan bermaksud menolong seorang wanita yang hampir diculik eh dia tidak tahu jika penculiknya ada banyak orang dan ia hanya sendirian. Berakhirlah dia dengan wajah lebamnya"
"Dasar ceroboh. Sok jagoan" Rose menggerutu kesal
Rose bangkit dari kursinya saat melihat dokter yang menangani Daniel keluar dari ruang ICU.
"Bagaimana dokter?" Tanya Rose
"Kekasihmu baik-baik saja. Lukanya tidak terlalu parah. Ia juga bisa pulang besok atau sekarang pun juga bisa"
"Ahh syukurlah, terimakasih dokter"
"Jangan khawatir, dia baik-baik saja. Good luck for your wedding, Rose" dokter itu berlalu meninggalkan Rose juga sopir Daniel. Rose melihat perawat mendorong bankar Daniel. Rose dan sang sopir mengikutinya. Daniel akan dipindahkan keruang inap.
"Syukurlah tuan baik-baik saja" sang perawat sudah meninggalkan Daniel dikamar inap. Rose hanya duduk dikursi, disamping ranjang Daniel. Diam menatap Daniel penuh selidik, ada banyak pertanyan dibenaknya saat ini.
"Ah iya, bawakan aku pakaian ganti untukku untuk besok. Malam ini aku akan beristirahat disini. Pakaian rumah sakit ternyata lebih nyaman"
"Baiklah tuan, saya permisi"
"Ah tunggu. Tolong, belikan aku makanan untuk dua orang. Kau istirahat saja dihotel"
"Bagaimana dengan anda tuan?"
"Aku akan bersamanya malam ini" Daniel tersenyum melihat Rose yang menatap dirinya tajam, membuat dirinya tidak nyaman.
Sang sopir mengerti lalu berpamitan meninggalkan ruang inap Daniel. Rose masih belum bersuara. Sedangkan Daniel tiba-tiba kikuk ditatap Rose seperti itu.
"Kau membuatku tidak nyaman, Rose" Daniel memposisikan letak tidurnya. Membuat dirinya senyaman mungkin, tapi tatapan Rose benar-benar membuatnya kikuk.
"Bisa jelaskan, bagaimana bisa seseorang yang sudah menyuruhku pergi bisa ada didepan ku saat ini?" Tanyanya penuh selidik, kedua tangannya dilipat didepan dada. Rose terlihat menakutkan.
"Panjang ceritanya" jawab Daniel berusaha santai.
"Harus kau ceritakan semuanya, semuanya"
"Ah baiklah. Begini, setahun yang lalu ingatanku kembali saat aku mengalami kecalakaan"
"Kecelakaan? Lagi? Ya Tuhan, mengapa kau sering sekali terluka tuan"
"Karena Tuhan menciptakanmu sebagai dokter yang akan menyembuhkan lukaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Fanfictiondiawal pertemuan yang tak disengaja itu, Daniel jatuh cinta pada Rose. gadis yang sudah menolongnya. hingga cinta tumbuh dengan subur, membuat Daniel tak ingin menyerah untuk mendaparkan Rose. bagaimana kisah Daniel yang berusaha mendapatkan Rose...