Lima (Kang Sohyun)

1.9K 242 10
                                    

~~~



Rose dan Daniel sudah berada ditempat perbelanjaan yang lumayan besar. Rose berjalan memimpin dan Daniel hanya mengikutinya. Sesekali Daniel berjalan beriringan namun Rose dengan cepat memberikan intrupsi untuk menjauh darinya. Dan Daniel melakukannya tanpa melawan. Daniel sudah membeli pakaian untuknya, pakaian yang ia pakai kemarin ia buang.



"Kau mau beli apa? Aku akan belikan apapun yang kau inginkan sekarang" Kata Daniel dengan membanggakan dirinya.



Lagi lagi



"Tuan, berhenti memamerkan uangmu. Aku juga memilikinya." Rose memperlihatkan dompetnya. Walaupun ia yakin uangnya tidak terlalu banyak tapi ia hanya tidak ingin Daniel membelikan apapun untuknya.



"Kita makan Rose, aku lapar" Daniel mengubah topik pembicaraannya. Ia sangat tahu, jika ia tak mengubah topiknya itu hanya akan membuat dirinya dan Rose bertengkar.



"Hey, ini baru jam 9 pagi dan kau baru saja makan beberapa jam yang lalu. Sekarang kau lapar lagi?"



"Semua orang butuh makan Rose"



"Tapi sepertinya anda melampaui batas tuan"



"Ayo makan" Daniel meraih tangan Rose, namun dengan cepat Rose menangkisnya. "Ya Tuhan, maaf Rose." Daniel menampilkan senyum menggemaskan.



"Jangan tersenyum tuan" Rose memalingkan wajahnya.



"Kenapa? Jantungmu berdetak karena senyumku kan?"



"Senyummu terlihat aneh" Rose berjalan lebih dulu meninggalkan Daniel yang sedikit kesal. Bagaimana tidak, Rose mengatakan senyumnya aneh. Ini sedikit melukai harga dirinya.



Rose berhenti lalu melihat kearah Daniel yang masih diam ditempat "kau bilang lapar tuan. Tapi malah berdiri seperti patung pakaian" Rose berjalan lagi.



Astaga, sabar Daniel



"Tunggu aku" Daniel berlari kecil mendekati Rose.



#



Mereka sudah memilih restoran yang ada disana. Pusat perbelanjaan itu begitu besar dan luas. Semua ada disana. Beberapa Restoran juga berjejer disana.



"Kau pilih makananmu Rose" Daniel memberikan buku menu pada Rose.



"Aku tidak lapar tuan. Aku hanya ingin minuman. Ice americano"



Daniel bangkit dan memesan makanan untuk dirinya dan minuman untuk Rose. Lalu setelahnya kembali duduk didepan Rose.



"Wah, ada gitar" Rose melihat sebuah gitar disana. Di panggung kecil yang ada didekat mereka. "Aku boleh memainkannya kan?" Tanyanya pada Daniel.



"Kau bisa bernyanyi?" Daniel sedikit tidak percaya. Tapi mungkin saja ia salah. Mungkin saja kan Rose memang bisa bernyanyi. Ia hanya memikirkan akhirnya jika Rose tidak bisa bernyanyi, mereka pasti akan sangat malu. Tapi sudahlah, hilangkan jauh-jauh pikiran jelek itu. Karena itu tidak baik.



Rose mengangguk yakin.



"Tidak ada yang melarang. Silahkan" Daniel mempersilahkannya dengan dagunya. Kedua tangannya ia lipat didepan dada.



"Ahay..." Rose menampilkan kembali sisi menggemaskannya. Daniel bahkan tersenyum melihat tingkah itu. Suaranya yang lucu dan tingkahnya yang tak kalah menggemaskan. Membuat Daniel semakin ingin bersamanya. Sesering mungkin dan bisa jadi untuk selamanya. Semoga.



Rose mulai memainkan gitarnya, ia menyanyikan lagu Love yourself versi dirinya. Daniel meraih ponselnya dan mulai merekam pertunjukan didepannya. Pengunjung yang lain, yang ada direstoran itu ikut menikmati suara lembut milik Rose, mereka terlihat menyukainya. Bahkan orang-orang yang hanya berjalan-jalan, menyempatkan diri mendengar suara Rose yang bagus. Mereka ikut bernyanyi bersama Rose.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang