Part 2

11.8K 657 17
                                    

Bunga yang baru saja memasuki kelas tersentak kedepan, karna ada seseorang yang mendorongnya dari belakang, Bunga pun berbalik dan lansung menutup telinga karna suara toa Bayu menggelegar di kelas.

"WOI GILA!!, SI RUDI DI KEROYOK SAMPE BABAK FINAL!!"

"Babak belur bego!" celutuk Agus dari belakang Bayu.

"Ah itu! Ayo-ayo sini!! Gila seru banget!!" sahut Bayu lagi.

Bayu pun keluar kelas bersama Agus yang lansung diikuti teman-teman sekelasnya. Sedangkan Bunga melotot kesal, dia terabaikan dan timbul lagi masalah baru untuknya.

Bunga segera menyusul Bayu dkk yang sudah berbelok menuju halaman belakang.

Setibanya disana, Bunga melotot kaget, karna wajah Rudi sudah babak final, eh belur di keroyok kakak kelas. Sedangkan teman-teman sekelasnya tengah asyik menonton bahkan ada yang sambil memakan pop corn.

"Ya ampun!! Berhenti!" Bunga segera berjalan cepat menuju Rudi yang tengah meringkuk kesakitan.

4 orang kakak kelasnya itu menatap Bunga sangar, salah satu dari mereka maju ke depan Bunga.

"Mampus gue!"

Bunga meneguk ludah, berharap guru segera datang.

"Apa lo?!" Bunga memberanikan diri memarahi kakak kelasnya ini.

"Lo yang mau apa hah?!" sahut Cowok di depannya ini.

"Kasihan tau gak?! Lo gak liat dia udah bonyok kek gitu, masih aja lo pukulin!"

"Bacot!"

"Biarin bacot, daripada lo gak punya hati nurani. Bisanya main keroyokan aja!" Bunga menatap tajam cowok itu "Lo jadi kakak kelas bisanya bully adik kelas aja! Gak jaman tau gak kek gitu!"

"Basi!"

Cowok itu tersenyum sinis "Wah, lo gak takut sama gue?"

"Ngapain gue takut sama cowok brandalan kek lo!,"

Cowok itu memegang dagu Bunga membuat Bunga kembali melotot "Hm.. Muka lo lumayan tapi galak macem penyihir"

Bunga lansung menepis kasar tangan cowok itu "Gak usah pegang-pegang gue. Najis. Seandainya gue beneran penyihir gue kutuk lo jadi Tai monyet!!"

"Lo jahat banget tau gak! Rudi salah apa sampe lo pukulin kek gitu?! Mukanya udah gak karuan, sikunya berdarah, kakinya luka dan lo masih aja tadi nendang dia? Wah lo beneran gak punya hati, lo brengsek, lo lebih buruk dari an--"

Plakk

Semua penonton meringis melihat pipi Bunga yang ditampar kakak kelas tersebut.

"Lo cewek bukan berarti gue gak berani main kasar sama lo" Cowok itu terkekeh. "Kalo mau ceramah di masjid jangan disini"

Bunga mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya memutih, ia marah dan malu karna harga dirinya dijatuhkan begitu saja.

"Breng---"

Belum sempat Bunga melanjutkan ucapannya, cowok itu kembali melayangkan tangannya membuat Bunga segera menutup mata.

3 detik berlalu, Bunga tidak merasakan ada tangan yang kembali menyentuh pipinya. Bunga memberanikan diri membuka mata, dan ia lansung meneguk ludah kembali melihat pemandangan di depannya.

Glek

Saturnus, ketua Osisnya tengah menahan tangan cowok itu sehingga tidak kembali menampar pipi Bunga.

Saturnus menurunkan tangan cowok itu dan memelintirnya kebelakang, membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Bisa gak sih, jangan main tangan sama cewek? Banci tau gak!" tajam Saturnus.

Bunga hanya melongo melihat pemandangan langka didepannya.

"Kita berurusan di Ruang BK!"

Saturnus segera menyeret cowok tadi ke ruang BK, dan teman-teman Osis saturnus yang datang entah darimana segera menyeret 3 orang lainnya. Setelah itu petugas PMR di kelasnya Bunga segera mengangkat Rudi ke UKS.

Macem korban bencana alam.

Bunga hanya diam melihat satu persatu teman kelasnya yang juga beranjak pergi.

Duh, selamat pipi cantik gue.

                        📝

Ketua Osis VS Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang