Bunga memandang kikuk Regina yang saat ini tengah tersenyum menatapnya. Ini pertama kalinya Bunga berbicara dengan wanita paruh baya tersebut.
"Kamu Bunga kan?" tanya Regina lembut.
"Iya tante"
"Makasih banget ya, Darrel sudah cerita semuanya tentang kamu. Tante makasih banget udah nyelamatin dan jagain anak tante.."
Bunga tersenyum kikuk, ia bingung harus berkata apa, "Iya tante"
"Panggil mama aja, kamu sudah tante anggap seperti anak sendiri. Walaupun baru pertama kali tegur sapa begini, mama merasa senang sekali berbicara dengan kamu Bunga" ucap Regina kembali lembut.
Bunga mengerjapkan matanya, ia tidak salah dengar? "Mama?"
Regina mengulum senyum, "Tante gak maksa kok"
"Eh iya tan, eh Ma"
Lili tersenyum, ia berlari memeluk Bunga, "Berarti, kak Bunga sekarang resmi jadi kakak Lili!"
"Darrel gak nih?"
Suara toa Darrel memenuhi ruangan, sontak saja semua yang ada disana menoleh ke arah Darrek yang tersenyum. Lili segera berlari dan memeluk cowok itu.
"Kak Darrel juga anak mama kan?" ucap Lili tersenyum.
Regina terdiam, ia terhenyak. Entah kenapa ia memikirkan putranya yang kini tengah berada dimana, Regina tidak tahu.
"Ma?"
"Ah.. Kenapa?"
Lili cemberut, "Kak Darrel anak mama kan?"
Regina tersenyum hambar, "Iya, dia anak juga anak mama"
📝
Satu hal yang Bunga dapatkan setelah berbincang dengan Regina kemarin.
Ramah.
Yak, sifat Regina sangat di luar dugaan Bunga. Ia malah tidak percaya jika wanita itu menelantarkan begitu saja Saturnus. Ia juga merasa ragu dengan ucapan Lili yang mengatakan mamanya tidak menginginkannya dan bahkan berniat membuangnya.
Well, anak kecil memang tidak bisa berbohong, tapi kemungkinan besar ia salah paham.
"Gila! Sexi coy, mirip Awkarin!"
"AwKarin tepos bego'"
"Ini mah AwKeran!"
Bunga memutar bola mata malas mendengar percakapan tidak bermutu dari arah belakang, ia pun memilih menelungkupkan kepalanya di atas meja.
Samar-samar Bunga melirik Lola, Siti, Adiba dan Aida yang tengah sibuk menonton entah film apa, Bunga tidak tahu.
Yang jelas, percakapan di film itu menusuk tajam hati Bunga.
"Sahabat? Hahaha. Gue gak punya sahabat, tukang ngerebut pacar orang!"
"Cewek murahan! Bitch!"
Tanpa sadar, air mata Bunga menetes mendengar percakapan tersebut. Entah kenapa Bunga merasa, sahabatnya itu sengaja membesarkan volume agar di dengar oleh dirinya.
TEEEEEETTTTTTT
Bunga memalingkan kepalanya begitu tak sengaja matanya bertatapan dengan Adiba. Bunga pun seger menghapus air matanya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis VS Ketua Kelas
Teen FictionPart awal emang singkat-singkat. Tp baca aja dulu lah😂 ** Bunga sangat membenci Saturnus, ketua Osisnya. Pasalnya, sejak Saturnus pindah ke kelasnya, cowok itu selalu saja mendapat perhatian lebih dari guru-guru. Murid di kelasnya pun lebih takut k...