Part 30

8K 509 21
                                    

Bunga berulang kali mencoret-coret asal kertas yang berada di hadapannya. Hari ini hari pertamanya ulangan tengah semester, dan Bunga sama sekali tidak bisa konsentrasi.

Sebenernya ada apa dengan Saturnus akhir-akhir ini?! 

Apa tujuan Saturnus berbohong dengan mengatakan bang Elang yang memerintahkan dirinya untuk menjaga Bunga?

Bunga sungguh tidak mengerti.

Bunga melirik Saturnus yang menopang dagu, sambip menatapnya. Apa cowok itu tidak mengerjakan ulangannya?! Ah, sudahlah memikirkannya sama sekali tidak ada gunanya.

Beberapa menitpun berlalu, Bunga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, tinggal sejam lagi baru ulangan Akuntansi ini berakhir.

Sial.

Bunga melirik kembali ke meja di sebelahnya, posisi Saturnus masih seperti tadi bahkan Bunga yakin cowok itu tidak bergerak 1 Cm pun. Bunga menolehkan kepalanya ke depan, tampak pengawas yang menjaga mereka tengah membuat pulau dewata. Ini mau ngawas atau gimana? Sungut Bunga kesal.

Bunga tidak tahan lagi.

BRAKKK

Bunga menendang meja kasar, membuat seluruh isi kelas terjengkang kaget. Bahkan pengawas tersebut tersungkur ke lantai.

"Itu kenapa nendang-nendang meja? Mau jadi preman  kamu ya?" ucap pengawas itu berlagak galak.

Bunga dengan cepat berlari ke depan membawa lembar ujiannya. Ia bergerak aneh tak menentu, berpura-pura kebelet ingin segera ke toilet.

"Kebelet pak!" ucap Bunga cepat.

Tanpa basa-basi, ia segera pergi keluar ruangan. Masih di ikuti tatapan aneh teman-teman kelasnya, dan terutama Saturnus.

Bunga berjalan cepat menjauhi kelas, saat di rasa cukup ia melambatkan langkahnya. Menghela napas lelah, ah. Ini terakhir kalinya ia akan membuat masalah.

Bunga terlonjak kaget saat di rasa ada yang menepuk bahunya. Ia segera berbalik, melotot tajam.

"Saturnus?! Lo--"

Bunga tidak habis pikir, ia sengaja pergi keluar kelas agar cowok itu tidak menatapnya, dan mengerjakan ulangannya. Dan sekarang apa? Ketua osis kampret itu malah berlari keluar mengikutinya.

"Lo ngapain?!" bentak Bunga kasar. "Wahhh,  "

"Ngikutin lo"

Bunga berdecak, ia memejamkan mata kuat meredam kekesalannya, kemudian membukanya dan segera angkat kaki dari sana. Intinya ia ingin segera menjauhi Saturnus.

"Bunga tunggu!" Saturnus berjalan mensejajarkan langkahnya dengan Bunga. Saat cewek itu berlari, ia ikut berlari, dan saat cewek itu menghentikan langkah lagi-lagi Saturnus ikut berhenti.

"Gak usah ngikutin gue!"

"Kita perlu bicara"

Bunga mendelik. "Gak ada yang perlu di bicarakan"

"Ada!"

"Tapi gue gak mau denger!"

"Bunga"

"Gak usah ganggu gue"

"Gue minta maaf"

Bunga seketika berbalik. "Maaf?" ia menatap tak percaya. "Lebih baik lo minta maaf sama nyokap lo! Kalau gue jadi tante Regina, mungkin lo udah jadi tumisan sekarang!"

"Lo nggak ngerti Bunga.. Gue.." ucapan Saturnus tertahan, ada sorot mata kesedihan disana dan Bunga melihatnya dengan jelas.

Bunga memang tidak mengetahui, ada masalah apa Regina dan Saturnus di masa lalu. Tapi yang pasti, mereka berdua terluka dan tersakiti.

Ketua Osis VS Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang