"RAZIA WOII"
"RAZIA!!!"
Bayu berteriak keras ke seluruh penjuru kelas, bahkan suara toanya dapat mencapai kelas sebelah. Akibatnya suasana yang ricuh menjadi lebih ricuh kembali, seluruh siswa heboh menyembunyikan, mencari dan meminjam barang-barang yang akan di razia.
Biasanya, para anggota Osis akan merazia mulai dari sepatu (harus berwarna hitam) kaos kaki putih sejengkal dari mata kaki, dasi, topi dan lainnya. Tak lupa pula alat kosmetik dan barang-barang tidak lazim sebagainya misalnya saja membawa garukan punggung dan lain-lain akan disita. Oleh karena itu anggota osis mempunyai begitu banyak haters yang selalu ingin mencekiknya.
Selain barang-barang tersebut akan di ambil saat razia (jika ketahuan), pemilik barang juga akan dihukum, entah berdiri di depan tiang bendera, mencabuti rumput di halaman belakang atau bisa juga membersihkan toilet yang begitu wangi.
"YANG PUNYA DASI DUA SUMBANGIN SATU KEK!" Agus berteriak kencang.
Suasana semakin heboh bahkan suara ricuh dari kelas sebelah terdengar jelas , mereka mendengar jelas teriakan Bayu.
"Tau darimana?!" Alia berseru heboh, ia sedang sibuk menselotip alat kosmetiknya dan menempelkannya di bawah bangku.
"Gue gak sengaja denger tadi waktu lewat ruang osis!" Bayu berteriak panik, ia sibuk memasukkan gambar entah apa ke dalam kotak makan siangnya.
Bunga terduduk lemas, ia saat ini menggunakan sepatu berwarna abu bercampur merah. Tadi pagi, Bunga terlambat bangun akibatnya ia buru-buru dan asal mengambil sepatu saja.
Welcome malaikat maut!!!
Perkataan Bayu benar sekali. Selang beberapa menit, segerombolan anggota osis memasuki ruangan kelas. Seluruh murid terpekik, suasana gaduh, ditambah suara-suara tak jelas dari kelas sebelah yang juga kedatangan malaikat maut. Pantas saja seluruh anggota osis yang berada di IPS 3 tidak terlihat sejak pagi, termaksud ketua Osisnya Saturnus.
Suasana mendadak hening. Cowok tinggi yang berdiri di paling depan itu mulai membuka suaranya, dia Leo, dulu adalah ketua gugus Bunga saat mos.
"Seluruh murid maju ke depan" ucap toa Leo ke seluruh penjuru.
"Periksa" ucapnya lagi.
Bunga menghela napas pasrah, sebagian osis menggeledah tas, meja murid dan guru, lemari kelas bahkan lubang ventilasi. Dan sebagiannya mulai memeriksa manusia-manusia yang berdiri di depan.
Bunga berdecak kesal, sepatunya jelas tertangkap tapi bukan itu yang ia sesalkan. Masalahnya hukumannya yang akan di terima saat ini begitu mengkhawatirkan. Leo mengumungkan untuk kelas ini seluruh siswa yang barangnya ter-razia harus berdiri di lapangan, hormat seperti saat upacara bendera.
Bunga melirik lapangan, matahari bersinar begitu terik. Ia meneguk ludah susah payah, pasalnya hanya dirinya saja yang akan dihukum. Bayu, Alia dan kawan-kawan lainnya tidak tertangkap.
Ah shit.
📝
Saturnus menatap anggota osis yang satu persatu meletakkan barang razia di meja panjang yang ada di ruangan. Saturnus tadi tidak ikut merazia karena kepalanya tiba-tiba saja pusing. Alhasil, ia hanya berdiam saja di ruang osis ini. Pandangan Saturnus tertuju kepada sebuah benda berwarna merah bercampur abu yang ada di sana.
Dahi Saturnus mengeryit, ia membolak-balikkan sepatu yang ia pegang saat ini. Sepertinya ia mengenali pemilik sepatu ini.
"Le, ini sepatu dari kelas berapa?" tanya Saturnus menatap Leo.
Leo berpikir sejenak barulah berucap. "IPS 3"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis VS Ketua Kelas
Teen FictionPart awal emang singkat-singkat. Tp baca aja dulu lah😂 ** Bunga sangat membenci Saturnus, ketua Osisnya. Pasalnya, sejak Saturnus pindah ke kelasnya, cowok itu selalu saja mendapat perhatian lebih dari guru-guru. Murid di kelasnya pun lebih takut k...