Part 20

8.9K 516 9
                                    

Bunga melangkahkan kakinya keluar kantin, matanya sudah panas, rasanya ia ingin menangis di tempat saat itu juga. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?

Di belakangnya Darrel dan Andre ikut berlari mengejarnya, kedua cowok itu juga bingung akan sikap Bunga.

Dina, Lola, Siti dan Adiba. Ketiga sahabat serta mantan sahabatnya hanya menatapnya datar sekilas, kemudian kembali bercanda ria. Mereka menganggap Bunga seolah tidak ada.

Bunga membalikkan badan, memberi isyarat lewat mata kepada dua cowok di belakangnya agar berhenti mengikutinya, kemudian cewek itu pun kembali membalikkan badan dan berlari lagi.

Saat dibelokan menuju lapangan belakang, tiba-tiba saja..

Bukkkk

Awhh!

Bunga menatap takut pak Irwan, pembina osis yang terkenal galak, berdiri di hadapannya saat ini. Bunga meringis merasakan lututnya yang perih, tapi ia tak peduli, ia segera memunguti beberapa map dan kertas pak Irwan yang berserakan.

Bunga merasakan ada seseorang yang saat ini tengah berjongkok dan ikut membantunya, Bunga mendongak, ia menatap Saturnus yang saat ini membantunya.

Cowok itu mengambil map dan kertas yang sudah di pungut Bunga, dan menjadikkannya menjadi satu dengan yang sudah ia pungut. Kemudian cowok itu berdiri dan memberikannya kepada pak Irwan.

Pak Irwan hanya geleng-geleng kepala saja, tanpa mengucapkan apa-apa, ia segera berlalu pergi.

"Lo nggak apa-apa?" Saturnus kembali berjongkok, ia menyingkap sedikit rok Bunga sembari bergumam, "Berdarah"

"Nggak apa-apa"

Tanpa aba-aba, Saturnus lansung mengangkat badan mungil Bunga membuat cewek itu melotot kaget. Bunga memberontak, minta di turunkan.

"Saturnus ih!!"

"Planet!"

Saturnus menatap Bunga yang saat ini berada di gendongannya, ia berucap pelan, ralat lebih terdengar seperti bisikan, "Lo gak boleh lecet sedikitpun"

Dahi Bunga mengkerut, ada apa sebenarnya dengan Saturnus?! Ia merasa, semua orang disekitarnya mendadak berubah.

Beberapa siswa-siswi berbisik-bisik melihat ketua osis mereka saat ini tengah membopong cewek cantik yang terkenal galak di sekolah. Bunga saat malu, namun Saturnus nampak biasa-biasa saja.

Saat melewati kantin, menuju UKS, saat itulah Bunga berpapasan dengan Dina, Lola, Siti dan Adiba. Bunga kaget, Dina dan Lola menatapnya jijik.

Bunga dapat melihat jelas Lola mengumpat kata 'Bicth' kepada dirinya, Bunga terhenyak, ia menatap tak percaya sahabat-sahabatnya yang kini berjalan memunggunginya.

"Turunin gue" ucap Bunga pelan, air matanya sudah terjatuh begitu saja.

Saturnus mengerjapkan matanya "Lo nangis?"

"Turunin gue.. "

"Kaki lo masih sakit"

"TURUNIN GUE!" teriak Bunga keras, Saturnus pun segera menurunkan badan Bunga dari gendongannya.

Baru saja Bunga berjalan beberapa langkah, tubuhnya lansung limbung, Saturnus segera menangkapnya sebelum terjatuh.

Bunga menghempaskan tangan Saturnus di pundaknya, dengan langkah terseok-seok, Bunga berjalan sendiri menuju uks.

Saturnus menatap nanar punggung Bunga yang perlahan menjauh, Saturnus dapat melihat tetesan darah yang mengalir dari kedua lutut cewek itu. Mungkin karena gesekan lutut dan batu-batu tajam tadi, membuat luka Bunga agak dalam.

Ketua Osis VS Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang