Part 13

9.5K 528 22
                                    

Bunga mengambil dan menyalakan handphonenya yang tadi berada di atas nakas. Saat sudah menyala ia sedikit kaget melihat ada begitu banyak panggilan, 42 Andre, 12 Lola, 8 Siti, dan 7 Adiba. Bunga memajukan bibirnya saat melihat hanya ada 1 panggilan dari Saturnus. Cih gak punya hati.

Bunga lupa mengabari Andre dan Saturnus bahwa ia sedang berada di rumah sakit, sejujurnya ia memang tidak berniat memberitahu mereka. Lebih baik ia mengarang alasan saja jika mereka bertanya mengapa Bunga sedari pagi sampai malam begitu baru pulang.

Disamping Bunga, ada Lili yang tengah memakan pocky yang di belikan Darrel. Sedangkan cowok itu sendiri tengah mengurus administrasi karena Bunga memaksa ia harus pulang malam ini juga. Bunga Sebenarnya kasihan karena Lili harus sendirian berada di kamarnya jika Bunga sudah pulang nanti, mamanya belum sadar sedari tadi dan masih berada di ruang ICU. Namun mau bagaimana lagi, besok hari pertama Bunga ulangan tengah semester dan ia juga sudah muak dengan bau rumah sakit yang menurutnya sangat mengerikan.

Drrrtttt

Mama?

"Halo--"

"Bunga! Kamu kemana aja dari pagi?! Andre sudah beritahu mama kamu keluyuran dan gak pulang - pulang. Ka---"

"Ma. Dengerin Bunga dulu!" kesal Bunga, "Bunga lagi ada di rumahnya temen Bunga ma."

"Harusnya kamu bilang-bilang supaya jangan bikin orang khawatir, kamu tau gimana pa----"

"Hp Bunga mati!"

"Seharusnya kamu Changer Bunga atau minjam handphone teman kamu. Ka--"

"Bunga lupa. Bunga minta maaf"

Bunga mendengar hembusan napas kasar dari mamanya di seberang sana, dalam hati cewek itu terkekeh geli, ia yakin mamanya kesal karena dirinya terus-menerus memotong ucapan mamanya, "Kamu besok midle kan? Yaudah kamu sekarang pulang dan jangan lupa telpon Andre, dia khawatir cari kamu. Jangan lupa makan, sholat, baru belajar, jangan tidur terlalu larut, ja---"

Bunga mendengus, "Iya, Iya. Bunga pulang dulu ya ma, bye-bye, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Cklik. Telpon terputus dan Bunga segera memasukkan kembali handphonenya kedalam saku. Ia menatap Lili yang juga sedari tadi menatapnya,

"Kakak, Itu Mamanya kakak?"

Bunga mengangguk, "Kenapa?"

Lili terdiam, dari matanya Bunga tau ada hal yang ingin di utarakan gadis kecil tersebut. Namun Bunga tidak ingin memaksanya berbicara, ia tidak mau membuat Lili tertekan, biar saja nanti Lili yang menceritakannya sendiri.

"Bunga! Lili!"

Bunga dan Lili serentak menoleh ke arah pintu. Disana Darrel sedang berjalan kearahnya dengan menenteng dua buah kantong plastik, cowok itu terus saja memamerkan gigi putihnya.

"Ini buah-buahan untuk Lili. Dan ini taruh di kamar Mama Lili kalau udah sadar ya" titah Darrel sembari meletakkan kantong tersebut di atas meja. Lili sendiri mengangguk patuh.

"Lili gak apa-apakan kakak tinggal?" tanya Bunga sembari mengelus kepalanya.

Darrel ikut mengelus kepala Lili dan berucap, "Nanti, kalau Lili kesepian, sebut nama kakak Darrel berulang kali, di jamin kesepiannya bakalan hilang diganti kesedihan"

"Darrel!" seru Bunga.

"Hehe bercanda" Darrel tersenyum, "Lili bisa pinjam handphone perawat atau dokter, terus telpon kakak Darrel, tapi perawatnya atau dokternya yang cantik ya, biar bisa kakak modusin, na--"

Ketua Osis VS Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang