Alexandre Colin
Akhirnya mereka meninggalkan aku. Astaga, ini hari yang berat. Terutama berurusan dengan Huxtable itu. Dia mempesona. Berbeda dengan Jarvis yang mempesona secara fisik. Dia mempesona lewat caranya berbicara, caranya bergerak. Aku berusaha keras agar terlihat mengabaikannya.
Aku tidak tahu harus berkata apa tentang dia. Tentu saja dia normal. Saat datang ke pesta Adrianna, dia datang bersama seseorang. Pacarnya kukira, kalau tidak salah namanya Kate. Jelas aku terlalu banyak berkhayal jika aku menginginkannya.
Nathanael akan tertawa sepuasnya bila mendengar ini. Aku sudah bersumpah di depannya bahwa aku bukan gay dan tidak akan pernah memiliki pasangan gay. Kami taruhan dengan rumahku yang berada di inggris bahwa aku tidak bisa bertahan sampai 5 tahun.
Jika aku menceritakannya, dan aku berhasil mendapatkannya. Aku akan kehilangan rumah sialan itu. Tapi siapa yang bisa menyalahkan aku sih. Pria itu disodorkan begitu saja ke depan hidungku. Menyebutnya fotografer, dan menggodaku secara tidak sadar
Aku melihat banyak cacat pada usahanya berbicara denganku. Dia kelihatan gugup aku kira. Apakah dia tertarik denganku? Aku tertawa dalam hati memikirkan gagasan ini. Astaga, ini makin kacau. Rasanya aku harus segera berbicara dengan Jarvis. Mudah mudahan ini bukan ide buruk.
Setelah kembali ke inggris, aku menghabiskan waktuku untuk berdebat selama setidaknya 2 jam, dengan diriku sendiri. Akhirnya aku tidak menghubungi Jarvis. Dia akan meneriaki ku, astaga.
Aku berbaring di ranjang dan menatap langit langit kamarku. Aku menghela nafas panjang. Selama 5 tahun sejarah hidupku, aku tidak pernah mengalami seperti ini. Tidak pernah ada ketertarikan khusus. Hanya bersifat kekaguman atau semacam itu.
Aku selalu menganggap orientasi seksualku bukan masalah. Karena selama itu juga aku tidak pernah berniat memiliki pasangan ataupun berniat memberitahu publik tentang ini. Sekarang aku mulai memikirkannya.
Selama kesuksesanku ini, keluargaku selalu berharap akan.. kau tahu. Aku memiliki istri, anak, dan menunggu waktu sampai aku mati dengan bahagia. Tapi jika tiba tiba aku mendatangi mereka dan mengatakan aku gay dan sebagainya.
Aku bisa membayangkan wajah mereka yang kecewa. Kau tahu, meskipun aku tidak begitu peduli dengan mereka, hal itu tetap akan menggangguku. Aku tidak suka mengecewakan orang lain. Aku yakin, bila aku 15 tahun lebih muda, mereka akan mengusirku dari rumah.
Aku tahu, suatu hari aku harus menikah dengan seorang perempuan atau mengakui kepada mereka. Tapi demi apapun, aku lebih suka gagasan pertama. Semua orang bilang gagasan pertama sangat sulit dilakukan. Atau jika itu terjadi, mungkin semuanya sudah terlambat atau aku tidak akan menyadarinya.
Nah, aku prihatin terhadap hidupku sendiri. Mengatur masalah percintaan saja aku tidak bisa. Apa gunanya perusahaan besar dan uang banyak jika akhirnya mereka akan mulai membuka topik di media. CEO Perusahaan mobil ternama, ternyata seorang Gay. Aku mendengus kesal. Aku berjalan ke kamar mandi, ke shower. Tanpa memikirkan apa apa.
Ketika akhrinya aku memtuskan aku sudah cukup normal untuk keluar dari shower dan berpakaian, aku baru memutuskan apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Karena aku merasa terlalu tua untuk pergi ke kelab dan merasa terlalu pagi untuk tidur, pilihannya adalah membaca.
Yang menjadi pilihanku kali ini adalah buku klasik karangan D.H.Lawrence. Tidak, tidak, jangan utarkan apa yang ada di fikiran kalian. Lady Chatterley's lover itu tidak jelek, dan itu bukan jenis novel seperti yang kalian fikirkan. Percayalah, ini lebih membahagiakan dari pada novel remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Relationship (Boyxboy)
RomanceAlexandre Colin, dengan senyum menggoda, dan persona seorang pria lajang yang mapan. Semua orang tahu dia bisa memiliki siapa saja dengan mudah. Tapi tentu saja, rahasianya akan membuat semua orang mendesah kecewa. Seksualitasnya berkata lain, dan m...