Alexandre Colin
Aku jalanan di hadapanku masih memikirkan kejadian kemarin. Aku dalam perjalanan menuju kantor. Lucu, setelah hampir 6 bulan tidak pernah berada di sana, aku akhirnya memutuskan untuk kembali.
Aku meninggalkan mobilku, dan membiarkan salah seorang dari mereka memarkirkannya. Aku berjalan masuk ke dalam dan mencapai ruangan yang sekarang dipakai oleh Hosana Mason.
“Miss.Mason” Aku menyapanya.
“Mr.Colin ! Aku sangat senang kau kembali. Ada yang bisa saya bantu?” Mason berkata dan tersenyum kecil.
“Tidak banyak, hanya kirimkan laporan selama 6 bulan terakhir ke ruangan ku” Aku berkata datar dan berjalan ke arah lift. Aku berjalan masuk ke lift.
“Mr.Colin..” Farah McKinnon.
“Mrs.McKinnon..” Aku mengangguk.
Kau lihat? Sederhananya hidupku jika dia tidak ada, dan jika aku memutuskan untuk berada di kantor setiap hari. Sederhana yang membosankan.
Break
Stefan, 1 Message.
Aku menatap layar ponselku selama beberapa detik. Mempertimbangkan untuk menghapus kontak Calvin dan teman temannya. Tapi setelah menatap layar ponsel selama beberapa saat, akhirnya aku memutuskan untuk membacanya.
‘Calvin. St.Marry Hospital kamar 201 lantai 2’
Calvin. St Mary Hospital kamar 201 lantai 2. Aku menatap layar ponsel selama sekian detik sebelum akhirnya menyadari kemungkinan Calvin mengalami kejadian. Aku menelan ludah dan menyimpan ponselku.
Perjalanan dari Kantor ke parkiran dipenuhi segala kemungkinan. Aku tidak bisa menepis pikiran yang macam macam. Mungkinkah dia sakit? Kecelakaan? Apakah dia baik baik saja? Uh, sial.
Mudah mudahan saja ini hanya kejutan. Dia hanya ingin membuatku kesal atau apa. Atau mungkin ini balasan karena aku mengabaikan dia? Demi Fortuna! Mudah mudahan saja begitu.
Aku mempercepat langkah kakiku menuju mobil, dan memacu ferarri sialan ini menuju rumah sakit. Calvin Calvin Calvin. Sialan. Ini benar benar menyebalkan. Dia akan menjadi penyebab kematianku suatu saat.
Aku mencapai rumah sakit dengan 10 menit perjalanan disertai umpatan yang sejauh ini masih ramai lancar. Aku tidak repot repot bertanya kepada meja resepsionis, dan langsung berlari menuju lift.
200, 201
namanya tertera jelas di depan kamar, CALVIN HUXTABLE
Aku menelan ludah, dan membuka pintu kamar tersebut. Menunggu, pemandangan apa yang menyambutku dibalik pintu kamar. Entah baik atau buruk, yang pasti Fortuna sedang bermain main disana.
Aku memegang handel pintu dan membukanya. Calvin ada disana. Berbaring di ranjang, dengan mata tertutup. Wajahnya agak pucat, dan di sekelilingnya ada teman temannya. Stefan, Kenny, dan beberapa orang lain yang aku tidak tahu.
“Hi Alex..” Stefan berkata hambar.
“Calvin?” Aku berkata, aku bisa merasakan suaraku tercekat.
“Dia baik baik saja. Setidaknya tidak seburuk yang kau kira…” Stefan menjawab, sambil menghela nafas panjang. “Setidaknya dia sudah tidak lagi..”
“Apa yang terjadi?” Aku menatap semua orang di sana bergantian sebelum akhirnya kembali kepada Stefan.
“Kemarin ketika dia dalam perjalanan, tiba tiba seseorang menusuk bahunya dari belakang. Dia kehilangan banyak darah, dan.. dompetnya” Stefan berkata hambar.
“Dia koma..” Seseorang yang tidak aku tahu berkata. Dia berdiri di samping Stefan.
Aku menelan ludah. Calvin. Calvin-ku. Calvin yang baru aku kenal selama enam bulan terakhir. Calvin yang selama ini aku cemaskan. Orang yang pertama kalinya aku beri kesempatan. Yang akhirnya, hampir aku lepaskan. Demi Algea, dan Penthos! Fortuna suatu hari akan menjadi penyebab kematianku.Buat Readers ku tersayaanggg, yang mau se bagian banyak, jangan minta cepat. Yang mau cepat, jangan minta banyaakk. Okeh? Btw, thanks for reading this. I love you all...
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Relationship (Boyxboy)
RomanceAlexandre Colin, dengan senyum menggoda, dan persona seorang pria lajang yang mapan. Semua orang tahu dia bisa memiliki siapa saja dengan mudah. Tapi tentu saja, rahasianya akan membuat semua orang mendesah kecewa. Seksualitasnya berkata lain, dan m...