Part 19

9.1K 437 13
                                    


Alexandre Colin

Ketika aku akhirnya pulang, Hannah melihatku dengan tatapan horror. Aku tidak menunjukan keberadaanku sejak pagi. Aku mungkin harus minta maaf padanya?

"Dua hari lagi kita pulang, Alex, dan jika kau masih menganggap aku, jelaskan kenapa kau menghilang?" Dia berkata pelan. Tidak menatap wajahku, atau menunjukan ekspresi.
"Err, Aku minta maaf. Aku bertemu dengan temanku, secara tidak sengaja" Aku berkata, tidak yakin dia akan percaya.
"Jangan lakukan itu lagi, please?" Hannah menoleh dan dia terlihat.. khawatir? Aku tidak yakin. Aku mengangguk mengiyakan. Lalu teleponku berdering. Stefan.

"Halo?" Aku berkata, berharap ini bukan benar benar dia.
"Umm, Alex?" Yeah, Ini Stefan. Aku nyaris bisa merasakan wajahnya merona.
"Yeah?" Dengan malas, aku menjawab juga.
"Calvin kenapa?" Stefan khawatir dengan Calvin. Memangnya Calvin kenapa? Aku yakin dia tidak terlalu dramatis tentang.. yeah kau tahu.
"Memang, yang kau lihat bagaimana?" Sebenarnya aku tidak yakin aku tahu atau tidak dia kenapa.
"Secara fisik sih, dia baik baik saja, Tapi rasanya ada yang mengganggu nya? Masalah mungkin? Aku mulai merasa ini bukan tentang Kate lagi" Stefan menyelesaikan kata katanya dengan nada khawatir.
"Aku tidak tahu pasti.. dia tidak sedang bicara banyak denganku" Aku berkata ragu. Sialan, ini semua karenaku?
"Aku akan menunggumu disini besok pagi?" Stefan berkata pelan. Uh, aku benar benar akan terancam.
"Oke" Akhirnya, aku setuju setelah mempertimbangkan hal ini selama beberapa saat.

Ketika Stefan menutup telepon, aku menghela nafas panjang. Aku tidak tahu dia bisa se.. kacau? ini. Aku benci harus menghadapi hal seperti ini. Aku bisa melihat Calvin seperti gadis remaja.

Alex yang malang? Kenapa kau tidak bilang saja kepada Calvin bahwa kau 'menyukai' dia? Dia tidak akan menyakiti hatimu.. Aku nyaris bisa mendengar hal itu di kepalaku.

Terlalu banyak resiko jika aku mengatakannya. Resiko yang paling aku takutkan sampai sekarang adalah gossip. Lalu, tentu saja, dia akan menolak dan menjauhiku. Aku butuh Jarvis dan Nathanael saat ini.

"Alex? Apa yang kau butuhkan?" Inilah kata kata petama Jarvis ketika dia mengangkat telepon.
"Apa Harris disana?" Mengabaikan kata kata Jarvis.
"Yeah? Kau butuh sesuatu?" Jarvis berkata lagi.
"Yeah, aku butuh pendengar yang baik" Aku memutar mata, dan menghela nafas. Mereka memang bukan pendengar yang baik,
"Loudspeaker On. Apa masalah mu?" Nathanael berkata.
"Ingat, terakhir kali kalian memaksaku mengatakan.. erm.." Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.
"Yeah, si Huxtable itu?" Kali ini aku sedikit kaget, Jarvis yang mengatakannya.
"Ermm.. Aku ada sedikit masalah dengannya" Suaraku tidak jelas kali ini. Aku tidak nyaman bercerita melalui telepon.
"Katakan saja, aku tidak akan tertawa" Jarvis berkata lagi. Uh, mereka salah minum obat?
"Yeah, Jadi aku mulai dekat dengan dia disini. Entah bagaimana, itu bisa terjadi. Aku mulai dekat dengan dia, jalan jalan, dan semacamnya. Lalu, dia mulai bertanya. Aku mengencani siapa. Yeah, aku tidak tahu aku harus bicara apa, jadi aku bilang saja sejujurnya. Aku tidak mengencani siapa siapa. Tapi dia tidak begitu percaya. Jadi, kami taruhan. Aku akan.. tidak tepat bagimana bilangnya, seperti.. jalan dengan temannya. Aku menjawab ya, karena dengan itu jika aku berhasil mengabulkan semua permintaan temannya itu, aku akan terbebas dari pertanyaan dia. Nah, masalahnya, setelah hari itu, dia aneh. Yeah, oke jangan berkomentar tentang ini. Jadi, aku bertanya apa dia.. erm.. Cemburu.." Aku tidak menyelesaikan ceritanya. Aku benar benar tidak bisa.
"Yeah? Lalu?" Nathanael pasti menikmati ini..
"Ermm.. dia bilang dia butuh waktu untuk berfikir. Stefan bilang sekarang dia bertingkah seperti remaja. Stefan temannya itu" Aku berkata cepat, menyelesaikan semuanya.
"Wow, man. Aku tidak menyangka dia akan begitu" Jarvis terdengar kaget. Apa dia berharap aku ditolak?
"Aku harus bagaimana..?" Akhirnya aku berkata.
"Entahlah, dude. Mungkin kau harus menunggu. Jangan terburu buru. Itu akan merusak semuanya. Yeah, dan jika kau punya selera humor yang buruk, kau bisa terus mengencani Stefan" Nathanael berkata. Dia bisa berkata seperti ini, adalah keajaiban.
"Ha. Ha. Yeah, buat dia cemburu, sampai dia menjadi orang pertama yang mengatakannya" Jarvis menambahkan. Aku tahu mereka akan menahan senyum disana.
"Serius?" Aku berkata ragu.
"Yeah, itu selalu berhasil biasanya" Jarvis berkata lagi.
"Thanks, Guys" Ucapku.
"For my best friend" Nathanael berkata, lulu menutup telephone.

Yeah, menyenangkan memang punya teman seperti mereka. Kadang kadang memang menyebalkan, tapi aku menikmati hidupku dengan mereka. Berusaha dulu, lalu bersenang senang,
Aku benar benar memuja ungkapan itu. Oke, besok aku akan pergi dengan Stefan, dan mudah mudahan Calvin melihat aku bicara dengan dia. Bodoh memang, tapi ini lumayan menyenangkan.

Calvin Huxatble

Demi Aphrodite, aku tidak mau merasakan sesuatu yang harusnya aku tidak rasakan. Demi Zeus, aku tidak mau melihat yang aku tidak mau lihat. Dan, demi Yunani, Aku benci melihat Alex dan Stefan.
Apa lagi yang dia lakukan disini, dan berbicara dengan Stefan. Aku sudah bilang untuk mengakhiri taruhan kan? Aku memang bilang untuk kencan betulan dengan dia. Tapi dia tidak akan serius kan?
Demi Apollo, aku benci ini. Aku akan pergi ke suatu tempat, dimana mereka tidak akan muncul di pandanganku. Demi Fortuna, aku harus punya keberuntungan di hal ini.
Aku tidak tahu, kenapa pilihan pertamaku adalah eiffel. Karena pilihan pertamaku adalah eiffel, maka aku bertemu dia. Fortuna memang tidak ingin berada di sisiku,
Man, mereka terlihat aneh. Tidak cocok. Aku tidak ingin melihat mereka demi, Fortuna! Aku nyaris bisa mendengar tawa mereka dari jarak sejauh ini. Apa sih yang mereka bicarakan?
Aku melangkah ke arah yang berlawanan dengan mereka, hingga suara mereka tidak terdengar lagi. Aku tidak mau mendengar apapun yang mereka katakan.
Aku tidak ingin bertemu mereka. Terutama Alex, yang entah aku tidak tahu apa yang dia lakukan denganku. Aku tidak mengerti kenapa aku merasa kesal karena mereka.
Aku tentu saja tidak cemburu dengan mereka. Aku tidak punya masalah yang menghabiskan waktu dengan Alex adalah Stefan bukan kau. Aku tidak keberatan sama sekali.

selamat membohongi diri sendiri , evil berbisik.

Tidak! Aku tidak membohongi diri sendiri. Memang aku tidak keberatan, aku hanya mungkin kesal tanpa alasan. Kadang kadang itu terjadi, aku akan menghindari dari mereka sampai aku... normal kembali.
Maksudku, aku sudah tidak kesal lagi. Sudah seperti biasa. Aku tidak ingin membuat kesalahan kecil itu. Biarlah, terserah apa yang akan terjadi selanjutnya.

hahaha, calvin. membohongi diri sendiri lagi? terserah kau. aku hanya mengatakan apa yang hatimu katakan, evil tertawa.

Aku tidak membohongi diri sendiri. Tinggalkan pikiran sialanmu itu. Aku memang tidak cemburu. Jika memang begitu, aku akan mengakuinya kepada diri sendiri.

hahaha. Percaya dengan kebohongan sendiri rupanya?

Aku mendesis tidak percaya, Aku punya pikiran yang bertentangan. Ini hal buruk yang tidak ingin aku tahu. Aku tidak ingin berdebat dengan diriku sendiri. Aku akan gila suatu saat.

yeah, jika kau gila kau akan tahu kau telah membohongi diri sendiri.

aku tidak menjawab fikiran itu.

Tadaa Readers, Chapter paling gak jelas dari semuanya. Maaf ya, ini dikit banget. Udah ada rencana di chapter selanjutnya soalnyaa..
MAKASIH YA BUAT SARANNYA!

THNX FOR VOTE AND COMMENT
I LOVE YOU GUYS

Complicated Relationship (Boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang