Alexandre Colin
Aku menyesal. Aku benar benar orang bodoh yang menerima kesialan dengan sangat sialan. Terkutuklah, aku. Calvin Huxtable menyuruhku untuk mengajak Stefan kencan. Ini sangat menyebalkan.
Aku ingin membunuh setiap orang yang aku temui pagi ini. Aku tidak ingin melakukan ini. Ah, sialan. Pagi ini aku bangun dengan dering telepon dari Calvin. Membahagiakan, tapi berakhir dengan umpatan dari segala bahasa yang aku tahu.
“Aku dan dua bajingan itu akan pergi ke restoran yang kemarin aku bicarakan. Jam yang sama. Aku akan meninggalkan Stefan di sana. Denganmu. Ajak dia pergi. Good Luck, Alex” Tidak menunggu jawaban, dan langsung mematikan telepon. Dia akan segera meninggal di tanganku.
Aku bersumpah, melihat Hannah kaget dengan ekspresiku pagi ini. Dia tidak banyak bicara, hanya melirik gugup ke arahku. Apa aku segitu menyeramkannya? Ini menyebalkan.
Aku pergi ke sana, akhirnya dengan langkah gontai dan dengan harapan pingsan di tengah jalan, atau terbunuh. Tapi, dewi fortuna sedang memiliki mood yang bagus hari ini.
Aku sampai di sana sekitar 5 menit terlambat. Stefan ada di meja yang tidak jauh dari pintu masuk. Tidak melihatku, dan sepertinya sibuk dengan apapun aplikasi yang dia mainkan di handphone. Tanpa harapan, akhirnya aku sampai di depan mejanya. Bunuh saja, aku.
“Stefan?” Suaraku hanya lebih besar dari bisikan. Berharap dia tidak mendengar, atau entah bagaimana aku transparan. Dia mendongak, dan senyum terbentuk di bibirnya.
“Err,.. Alex” Senyumnya ragu ragu, dan dia sangat gugup. Ah, tidak, tidak.
“Kebetulan yang menyenangkan” Aku bergumam. “Apakah aku bisa mendapat kesempatan yang menyenangkan, dengan duduk di sini?” Klise. Aku bukan bangsawan inggris.
“Ah, ya silahkan” Dia mempersilahkanku duduk dan menyimpan handphonenya.
“Apa yang kau lakukan disini?” Aku berkata. Aku akan membunuh Calvin setelah ini. Aku benar benar akan mempertimbangkan itu.
“Calvin dan Kenny berjanji akan bertemu disini. Tapi mereka mengirim pesan, bahwa sepertinya mereka harus pergi” Dia tidak banyak bicara, ini akan lebih sulit. Aduh.
“Oh? Apa kau tidak keberatan untuk menemaniku ke beberapa tempat?” Yeah, aku mengatakannya. Tidak sulit untuk mengatakannya, tapi untuk melakukannya akan lebih sulit dari ini.
“Apa?” Dia berbisik, beberapa detik setelahnya. Matanya menunjukan macam macam perasaan yang dia rasakan.
“Menemaniku ke beberapa tempat, kalau kau tidak keberatan?” Sudahlah, katakan saja Ya. Itu tidak sesulit yang akan aku lakukan.
“Oh. Oke. Ya. Terimakasih” Dia terlihat bingung, tapi dia berusaha untuk tidak tersenyum.
Akhirnya, aku dan Stefan makan siang disana. Tidak begitu buruk, tapi mendapat sedikit tamu telepon membuat mood ku memburuk. Dua bajingan yang berbeda.
“Alexandre Colin! Menikmati liburanmu? Bawakan aku menara eiffel. Hannah berefek baik kepadamu? sedikit keterkatikan?” God! Ini menyebalkan.
“Ya, Tidak bisa, Tidak, Tidak. Sudah selesai, Jarvis?” Aku menjawab dan tawa Nathanael terdengar dari telepon.
“Jadi? Bagaimana acara belanjamu dengan dia? Buruk, aku duga?” Jarvis berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Relationship (Boyxboy)
RomanceAlexandre Colin, dengan senyum menggoda, dan persona seorang pria lajang yang mapan. Semua orang tahu dia bisa memiliki siapa saja dengan mudah. Tapi tentu saja, rahasianya akan membuat semua orang mendesah kecewa. Seksualitasnya berkata lain, dan m...