Part 20

8.9K 462 12
                                    

Alexandre Colin

Aku tidak tahu harus tertawa atau sedih. Pagi ini ketika aku berbicara dengan Stefan, Calvin melihat dari ujung ruangan. Wajahnya tidak bisa dibicarakan dengan kata kata.
Antara marah, bingung, atau bisa jadi sedih. Aku tidak enak sebenarnya mengikuti saran Jarvis dan Nathan. Tapi bisa dibilang saran mereka brilian.
Demi Salazar, aku tidak tahu kapan akhirnya rencana jarvis dan nathanael ini. Aku tahu, ada kemungkinan ini tidak berhasil. Walaupun melihat wajahnya, aku hampir yakin ini berhasil.
Hari ini lumayan menyenangkan. Diluar segala fikiran tentang Calvin, hari ini lumayan. Eiffel, lalu beberapa tempat. Aku sekilas rasanaya melihat Calvin di beberapa tempat.
Sekarang, aku yakin Stefan bertanya tanya kenapa aku diam sedari tadi. Perjalanan ke hotel nya Stefan memakan waktu tidak banyak. Aku ingin melihat wajah Calvin dulu sebelum pulang.

"Bye, Alex. Hari ini benar benar menyenangkan" Stefan tersenyum ke arahku, tanpa menutupi aura.. bahagiannya.
"Ya. Boleh aku naik?" Aku bertanya, berharap dia tidak mengizinkan atau apa.
"Yeah, boleh saja" Stefan berkata, lalu kami menuju kamarnya.

Yeah, bentuk apertemen memang menyenangkan. Setidaknya aku bisa beralasan mengantar Stefan, padahal aku hanya ingin menunjukan wajahku, bersama dengan Stefan ke Calvin.
Ketika Stefan mengetuk pintu, Calvinlah yang membuka. Aku ingin tertawa. Wajahnya benar benar tidak bisa digambarkan. Antara kaget, marah, sedih, atau.. aku tidak tahu campuran perasaan apa lagi yang dia rasakan.

"Mmm., Mau masuk?" Stefan mengangkat alis. Aku menggeleng.
"Tidak, aku akan kembali saja. Hannah pasti menungguku. Bye, Stefan" Aku berkata, lalu mengagguk ke arah Calvin.

Stefan masuk ke dalam, membiarkan Calvin masih di depan pintu. Aku bertanya tanya, apa dia akan mengatakan sesuatu? Aku berharap sebenarnya. Haha.

"Selesai taruhan, rupanya kau menikmati waktu dengan Stefan?" Yeah, sesuai dugaan. Aku mengangkat bahu.
"Yeah, dia menyenangkan. Aku rasa dia memang teman yang baik" Kata kata terakhir aku ucapkan tanpa berfikir. "Kelihatannya kau masih belum lepas dari mood yang jelek? Masih berfikir?" Aku rasa ini bodoh.
"Hmm,.. Tidak seperti itu" Dia bergumam dan memandang ke arah lantai.
"Ya, kalau begitu, selamat malam Calvin" Aku berbalik dan berjalan menuju lift.
"Ermm,.. Alex?" Calvin berkata pelan. Jantungku berdetak lebih kencang.
"Ya?" Aku berbalik menghadapnya.
"Mungkin aku memang cemburu" Calvin berbisik lalu masuk ke dalam.

Bloody Athena! Demi Hades! Apa itu artinya dia mengatakannya?! Serius, aku tidak bisa menahan senyum yang terbentuk di bibirku, serta rasanya hatiku langsung menari nari.

Calvin Huxtable

Segera setelah aku mengatakan itu, aku masuk ke dalam dengan tergesa gesa. Aku tidak ingin mendengar apapun yang akan dikatakan Alex. Aduh, kenapa juga aku mengatakannya? Bodoh!
Aku sudah melihat Alex dan Stefan yang sepertinya.. bahagia? dan sebentar lagi aku bisa mendengar Stefan mengumumkan hubungan mereka. Tapi kenapa juga aku mengatakannya!!
Aku tidak ingin setuju dengan sisi evil sialan itu. Tapi mau tidak mau aku bisa mengakuinya. Sekilas, aku memang ingin melihat ekspresinya. Tapi sudah jelas aku takut,
Demi Hades! Ini diluar dugaanku. Aku mengerang. Ah sialan. Stefan sudah jelas bahagaia sekali sekarang ini. Sebagai sahabatnya, aku tahu dia menyukai Alex.
Dan siapa yang tahu apa yang difikirkan Alex sekarang ini. Bisa saja dia berfikir aku gila atau apa. Bisa jadi jika aku bertemu dia lagi, dia akan mengatakan dengan jelas dia tidak menyukaiku.
Bisa saja besök Stefan akan berkata agar aku tidak mengganggu hubungan mereka berdua. Atau yang terburuk, hanya karena kesalahan sialan ini dia mengabaikanku?

"Calvin, Dia benar benar menyangkan ternyata" Stefan berkata dari belakangku dengan senyum lebar. Ugh..
"Yeah, Kapan kau akan mengumumkan hubungan kalian berdua?" Aku bergumam malas. Dia lalu duduk di sebelahku.
"Aku tidak menyukai dia dalam artian itu dan seperti itu, dia juga tidak" Stefan mengamati dengan cermat ekspresiku. What the..?
"Oh? Tapi aku rasa kau cukup menyukai dia?" Aku berkata lagi.
"Yeah, tapi rasanya dia tidak. Kau tahu sendiri" Dia memiringkan kepala. Sebenarnya dia mau apa sih?
"Tidak. Aku tidak tahu" Aku mejauh darinya, dan berjalan ke kamar.
"Ah, terserah kau lah" Stefan berkata dari luar.

Aku mengecek ponsel, dan melihat satu pesan masuk dari Alex. Yeah, aku tidak bisa menduga. 5 menit yang lalu. Dia mengirim pesan beberapa saat setelah aku menutup pintu?

Benarkah?

Hanya satu kata, dan aku bingung harus menjawab atau tidak. Aku juga bingung harus menjawab apa. Aku tidak akan berkata Ya atau semacamnya. Terlalu.. ah seperti itu lah.

Menurutmu?

Jadilah aku hanya mengirim satu kata, dan bukan jawaban. Hanya memakan waktu 5 menit sampai akhirnya dia menjawab. Aku agak takut sebenarnya.

Mm, Cemburu dalam artian apa?

Man! Si CEO ini sedang mengetesku atau dia memang benar benar tidak tahu? Aku tidak yakin dan tidak mau menjawab. Si sialan ini pasti tahu, dan dia hanya meminta kepastian sialan?

Kau tahu.

Beberapa detik kemudian dia menjawab.

Tidak, aku tidak tahu, Calvin.

Bahkan orang bodohpun pasti tahu. Dia hanya sedang mengetesku. Aku tidak mau menjawab, sedangkan di sisi lain aku malu menjawabnya. Kau tahulah, seperti apa rasanya.

Kau tidak bodoh, dan aku juga tidak. Jadi kau pasti tahu.

Kata kata terakhir ini benar benar tidak enak dibaca. Tapi akhirnya aku mengirimnya juga.

Besok aku ingin menemuimu. Bisa?

Aku membeku sejenak. Aku tidak yakin aku sanggup bertemu dengannya setelah semua ini. Setelah tadi..

Yeah dimana

Aku yakin dia berfikir baik baik tentang ini. Butuh waktu 10 menit sebelum dia menjawab.

Airport? Aku pulang besok.

Good! Aku tidal pulang. Aku akan disini sampai keberangkatan aku ke peru. Artinya sekitar dua minggu tanpa Alex?

Ok.

Tanpa Alex. Setelah melihat wajahnya hampir setiap hari, mau tidak mau mungkin aku akan merindukannya juga. Aku selalu ingin ke peru. Blake juga membicarakannya.

Alexandre Colin

Aku serius, Jarvis dan Nathanael langsung berteriak ketika aku menelepon mereka. Aku juga tidak menyangka dia akan mengatakannnya hari ini.

"Besok ketika kalian bertemu, pasti dia akan mengatakannya" Nathanael pasti menikmati ini.
"Yeah, kalau tidak kau bisa mengtakannya duluan kok" Jarvis mempertimbangkan ini.
"Yeah, aku tahu dude" Aku menghela nafas. Hidupku tidak akan menyenangkan besok.
"Nervous?" Jarvis tertawa. Ugh..
"Yeah, Tentu saja, Jarvis. Dia belum pernah mengalaminya" Nathanael berkomentar sebelum aku menjawab. Man!
"Shut up!" Aku mengerang. Sialan..

Aku tidak mendengar apapun yang mereka perdebatkan setelah itu. Atau tepatnya aku tidak ingin mendengar apapun yang mereka perdebatkan tentangku. Hari ini sudah cukup menyenagkan.

READERSS SORRY YA INI GAK LEBIH PANJANG DARI YANG SEBELUMNYA. SOALNYA INI NULISNYA JUGA UDAH MEPET. BELAKANGAN BANYAK KERJAAN. THNX FOR VOTE AND COMMENT!

Complicated Relationship (Boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang