Alexandre Colin
Ternyata, penyelamatku hanya efektif selama beberapa jam saja. Lalu Sophie tidur di ruang tengah. Blake kembali ke rumah kebanggaannya, dengan istri tololnya itu. Aku disini. Carson dan Harris menatapku lagi. Dengan pandangan menyelidik serta berharap.
Aku berharap mati saja. Ditenggelamkan di sini, atau menghilang di balik perut bumi. Lalu mereka putus asa mencariku dan berjanji tidak aneh aneh. Lalu aku kembali lagi.
Aduh, ini akan sulit. Sementara mereka berdua mencecarku. Aku tidak mendengarkan. Aku tidak tahu harus berkata apa. Mereka benar benar menyebalkan sekarang.
"Diamlah kalian berdua. Suatu hari Aku akan membuang kalian di segitiga bermuda" Aku mengeram. Jika saja ini hari kerja, aku tidak akan berada di sini.
"Kau pasti ikut terbuang, Colin. Segitiga bermuda menghisapmu" Harris memutar mata. Aku tidak tahu harus bilang apa lagi.
"Ceritakanlah, Colin. Kami sahabatmu, cerita sajalah" Kelihatannya Carson setengah sadar ketika mengatakannya. Memang sih tidak ada salahnya, tapi aku tidak mau, belum siap, dan terlalu malu untuk cerita.
"Berikan aku waktu sedikit saja, aku belum siap. Kalian bukan jenis sahabat yang benar benar pengertian"Aku berkata. Lalu Harris mulai menghitung mundur. Aku ingin meninjunya rasanya. Aku mengerang.
"Ah, Sialan!" aku berteriak. Mereka hanya memutar mata dan melanjutkan acara bersantai. Kalau ini bukan rumahku, aku akan keluar.
"Dasar bajingan licik tak berguna. Ya, dugaanmu tepat!"Akhirnya aku mengatakannya. Mereka benar benar terkejut. Astaga. Harris hampir melompat. Carson membelalakan mata. Lima detik kemudian mereka tertawa keras keras.
"Laki laki mana, Colin?"
"Hah! Dia Gay?"
"Biseksual juga bisa!"
"Masa sih!"
"Hah! Akhirnya"
"Diamlah!" Akhirnya aku berteriak. Aku tidak tahu dari mulut manakah masing masing pertanyaan itu keluar. Tapi kepalaku sakit.
"Nah, jadi siapa?" Nah, yang bertanya sudah pasti Harris. Sedangkan yang tadi menebak aku Gay, sepertinya Carson.
"Uh, sebenarnya aku tidak benar benar jatuh cinta. Hanya, terarik. Secara khusus. Kau tahu sendiri, ya, begitulah. Err.." aku tidak tau lagi. Astaga. Ini sangat menyebalkan. Aduh, bunuh saja aku!
"Siapa? Laki laki atau perempuan? Apa aku kenal dia?" Harris lagi. Uh, otak ku akan segera meluap.
"Calvin Huxtable"
Mare Green
Tidak, tidak. Aku bukan Mare Green. Aku tetap Kate. Hanya menggunakan nama asli. Mareleen Green. Jadi, Kate Fielding itu siapa? Nama teman dekatku. Keluarga Fielding, teraneh dari yang aneh.
Calvin Huxtable
Aku tidak mau membahas tentang Wanda. Yang pasti aku berhasil pulang dengan selamat. Anggota tubuhku masih lengkap. Kate memaafkanku. Aku mempersiapkan diri untuk acara.
Karena aku tidak berdandan atau luluran, aku hanya bersantai. Fotografer keren dapat melakukan apa saja. Termasuk merayu tunangannya untuk memaafkannya.
Nah, sekarang aku tidak tahu hal apa yang pantas dilakukan fotografer keren. gelas teh dengan red velvet mungkin akan menyenangkan. Jadi aku harus pergi dan memesan.
Pilihanku adalah Starbucks. Haha, tongkrongan anak remaja. Setidaknya aku juga muda. Aku memang belum tua. Dua puluh lima tahun. Usia ideal untuk menikah.
Aku tidak akan pernah menikah. Oke, mungkin pernah. Tapi tidak tahun ini, mungkin sepuluh tahun lagi. Atau memang tidak akan pernah. Berkencan memang menyenangkan. Tapi siapa yang mau disajikan makanan yang sama selamanya.
Jika kau mengerti maksudku. Itulah penyebab perselingkuhan. Aku tidak mau menyakiti hati perempuan manapun. Sesaat kemudian aku tiba di coffee shop.
Memesan ice tea dan red velvet. Lalu mencoba mengutak atik kamera. Tidak jarang di saat seperti ini, seseorang meninggalkan kartu namanya di mejaku. Atau seorang wanita berusaha berbicara denganku.
Tidak ada yang menarik perhatianku kecuali Luna. Kami berteman. Sebenarnya sih, tidak begitu juga. Hanya saja, memang kami mengontak satu sama lain. Oke, dia mantan pacarku.
Putus sebulan sebelum aku kenal Kate. Cantik, Menyenangkan, terutama di ranjang. Oke, abaikan saja. Tapi memang dalam banyak hal dia melebihi Kate. Hanya saja aku lebih suka Kate secara daya tarik
Aku tidak suka membicarakan Luna. Tapi aku sepertinya melihatnya. Tapi sepertinya itu bukan dia. Memang bukan. Atau memang dia? Aku tidak akan pernah mengharapkan ini.
Alexandre Colin
Umpatan serta kata kata kasar terdengar di seluruh ruangan. Mereka melompat serta tertawa. Aku tidak tahu lagi. Astaga, tenggelamkan saja aku. Aku mulai merasa mukaku semerah tomat.
Inilah yang namanya penyiksaan hidup. Sesuatu yang tidak akan pernah aku harapkan. Astaga! Bisakh sesuatu membungkamkan mereka? Ambil saja nyawanya sekalian.
Ketika tawa mereka mereda, mereka mulai mencecarku dengan banak pertanyaan. Aku tidak tahu harus menjawab yang mana dulu. Jelas sekali mereka tidak berharap aku menjawab semua.
Aduh, Harris bukan orang yang benar benar bisa menjaga seuatu. Aku tidak mau seluruh keluargaku mulai mengetahui hal ini. Menyebalkan.
"Baiklah, Harris. Dia fotografer, aku bertemu dia di pemotretan. Carson, tidak, dia tidak gay. Ya, dia sudah punya pacar" Aku hanya menjawab sebagian dari pertanyaan mereka.
"Aku ingin mengirim ini ke media"Ucap Harris. Kemudian Carson tertawa. Aku ingin membunuh mereka satu persatu.
"Oh, sudahlah!" Aku mengerang. Ini benar benar menyebalkan
"Jadi dimana letak permasalahannya? Ku duga kau tidak mau ini terjadi tapi ini terjadi?" Sudah pasti ini Carson.
"Ya, seperti itu lah" aku menjawab seadanya.
Aduh, bunuh saja aku. Entah ini akan terjadi sampai kapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Relationship (Boyxboy)
RomanceAlexandre Colin, dengan senyum menggoda, dan persona seorang pria lajang yang mapan. Semua orang tahu dia bisa memiliki siapa saja dengan mudah. Tapi tentu saja, rahasianya akan membuat semua orang mendesah kecewa. Seksualitasnya berkata lain, dan m...