Chapter 6: Part 4

114 10 0
                                    

Aku menghabiskan waktuku untuk berjalan-jalan di Akihabara. Aku menolak permintaan Honoka dan Rin untuk pergi makan crepes bersama. Aku mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ingin aku pikirkan. Sebelum aku menyadarinya, kakiku telah membawaku pergi ke arah yang berlawanan dari rumahku, ke lorong-lorong, ke daerah perbelanjaan yang kacau di Akihabara.

        "Apa yang harus aku lakukan?" aku berbisik

        Sungguh, apa yang harus aku lakukan?

        Mengapa aku datang kemari? Aku tidak tahu

Aku melihat ke atas dan melihat sebuah tanda besar.

        Toko.... Idol?

        Toko apa ini?

Aku sama sekali nggak ngerti.

        Biasanya aku hanya akan kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Biasanya aku hanya akan kembali. Akan tetapi, saat ini aku menginginkan sesuatu .. sesuatu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Hanya sedikit petunjuk. Saat aku mempersiapkan diri untuk menaiki 1 lantai di gedung sewaan serba guna ini ...

        "Oh, Umi-chan!"

        "Oh, menolak crepes dan ngacir ke tempat kayak gini itu tidak adil, Umi-chan!" Tiba-tiba, tubuh Nico terbang ke arahku. Dalam kebingunganku, dia mulai menggilas-gilaskan tubuhnya ke badanku.

        "langka banget bisa melihat kamu ada di sini, Apakah kamu sedang berbelanja?" Kotori tersenyum. Dia sepertinya memegang tas besar dengan logo toko di atasnya.

        "N-nggak, aku hanya ..." aku secara tidak sadar bereaksi. Mengapa aku melakukan itu? Aku benar-benar penasaran dengan toko ini.

        "Jadi kamu datang untuk melakukan penelitian tentang idola? Pilihan bagus, Umi-chan! Tempat ini penuh dengan barang idola seperti namanya. Nico-nii juga datang ke sini untuk memeriksanya. Kotori datang untuk mendapatkan beberapa referensi tentang pembuatan kostum. Toko ini memberi panduan bagus. Betul, ayo lihat! Ini sangat menarik! "

        Nico menatap wajahku, wajah Nico saat dia tersenyum adalah pemandangan yang menakjubkan.

        Kami menaiki tangga yang gelap. Gema keramaian di dalam toko kecil itu bisa didengar dari surga. Jalannya hampir tidak cukup lebar untuk dilewati satu orang. Produk yang ditempatkan bukan hanya CD dan DVD Idol Group, ada majalah, buku, kartu, maskot, tali pengikat dan semua aksesoris lainnya.

Atau begitulah pikirku.

        Dari handuk mandi sampai kostum panggung (saya penasaran apakah itu yang asli) berjejeran disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Dari handuk mandi sampai kostum panggung (saya penasaran apakah itu yang asli) berjejeran disana. Bantal tubuh dengan gambar seseorang tercetak di atasnya. Woah, apakah itu ukuran utuh?

        "Oh, Umi-chan! Bantal peluk memikat matamu, yah? Kamu itu tidak disangka-sangka sudah dewasa, yah. Bantal ini dibuat untuk anak laki-laki bisa tidur sambil memeluknya seperti ini Lihat! kamu bisa menciumnya seperti ini." Sementara Nico "mempertunjukkannya", Kotori bereaksi "kyaa!". Sementara itu, aku menjadi pusing, rasanya dunia berbalik 180 derajat secara tiba-tiba. Ini seperti aku pergi ke dunia lain.

        "Kusangka para Idola itu hanya menjual CD" kataku

        "Jika mereka akan menahan diri seperti itu, mereka tidak akan bertahan di dunia hiburan yang berat. Itulah mengapa kamu harus berhenti menjadi sangat sederhana, Umi-chan. Ayo menjadi liar seperti para idola masa kini. Kalau kamu terus menahan diri seperti ini, Aku bakalan mencuri fansmu, lho- "dan pada saat itu ...

        "I-Ituuuu.... A-RISE!"

        Itu adalah suara dari para gadis muda yang cantik. Di sisi lain rak, ada 2 gadis yang mengenakan seragam yang tidak aku kenal. Apakah mereka siswi SMP? Mereka melihat-lihat barang-barang di dalam toko ini dengan penuh kekaguman seolah mereka sangat mengenalinya. Mata gadis-gadis itu bersinar saat mereka berdiri di depan barang-barang A-RISE. A-RISE adalah grup idola sekolah yang mewakili Akademi UTX yang berada di Akibahara bersama dengan Otonokizaka.

        "Oh tidak! Sembunyi!"

        Nico membuat kami berlutut dengan mendorong kepala kami ke bawah. Kenapa? Setelah mendengar isyarat itu, Nico berbisik ke telingaku.

        "Kita adalah idola sekolah, yah kan? Jika kita ditemukan oleh para fans, itu bisa menyebabkan masalah." 

Yeah, aku yakin gadis-gadis ini adalah para fans A-RISE tapi aku merasa itu bukanlah masalah. Kita bahkan belum mengeluarkan satu produk apapun. Aku tidak bisa berbuat banyak selain mengeluarkan senyum pahit. Aku mulai tertarik. Kami memutuskan untuk mengintip melalui celah-celah rak. 

Saat mereka mencoba menahan kegembiraan mereka, mereka saling memberi komentar tentang barang-barang di sana-sini. Mereka mengatakan hal-hal seperti "Tali strap Anju-chan yang ini adalah yang terbaik" dan "Aku sangat menginginkan satu set kuku Kira-sama tapi harganya mahal, aku tidak bisa membelinya bulan ini". 

Mereka berdua senang membicarakan hal ini satu sama lain. Melihat kartu, saling berbisik berbagi info tentang tulisan tangan di pojok kartu tersebut, cekikikan dan saling berpelukan satu sama lain. Mata yang berkilauan itu. Seperti berada dalam mimpi, mata mereka bersinar.

         "Bahkan gadis-gadis muda pun berbelanja di sini, sepertinya."

         "Ya, tentu saja, Idol itu sangat populer bagi anak cowok dan cewek. Bagi anak SD mereka lebih memilih Idola Sekolah daripada Boy Group. Grup yang tidak populer di kalangan anak cewek tidak akan pernah bisa beristirahat." Nico dengan penuh semangat menunjukkan pandangannya.

         Kecerahan di wajah mereka berbeda dari apa yang Honoka, Nico, Kotori ... tidak, dari apa yang dimiliki para member μ's. Ini menyampaikan suatu bentuk cemerlang dari hati yang berdenyutkan kebahagiaan. Itu mungkin kekaguman terhadap orang yang mereka cintai. Aku merasa bisa mengerti itu.

Love Live! School idol diary: Umi Sonoda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang