Chapter 1: Bagian 3

403 11 0
                                    

Pada perjalanan pulang ke rumah setelah latihan.


"Aku kenyang!! Latihan benar-benar mengosongkan perutmu, yah?" kata Honoka sambil menepuk perutnya. Aku mulai tertawa tanpa berpikir.

"Honoka, kamu terlihat seperti tanuki kalau menonjolkan perutmu seperti itu."

Makan malam telah berlalu dan hari sudah sangat gelap. Aku terkikik saat membayangkan HonoTanuki yang bermata suram. Semakin aku memikirkannya, dia menjadi semakin mirip Tanuki.

Aku tidak bisa berhenti tertawa. Honoka benar-benar mirip dengan Tanuki keramik besar dari Shigaraki yang kalian tempatkan di halaman belakang rumahmu. Yang aku mainkan saat masih kecil.

"Umi-chan, kamu gak perlu tertawa ngakak kayak gitu, deh! Aku pikir ini adalah kesempatan langka bagi kita untuk nongkrong sementara kamu punya waktu luang."

"Maaf *cekikikan"

Aku tersenyum saat membayangkan Honoka yang bahagia memakan kentang goreng sendirian tiba-tiba muncul di pikiranku saat kita mampir di sebuah restoran keluarga bersama dengan semua member setelah latihan.

"Aku senang hari ini, Umi-chan!" kata Honoka saat rambutnya bergoyang sambil melompat. Dia memiliki senyuman yang seperti bulan purnama.

"A-Ada apa? Kok mendadak gini ..."

"Itu tadi sangat menyenangkan! Kayak di masa lalu. Kamu sih terlalu sibuk berlatih di rumah jadi kamu biasanya tidak sempat mampir-mampir bareng bersama anak-anak yang lain saat pulang ke rumah.

Oh, maaf tentang itu Umi-chan, aku ini egois banget, sih... "

"I-Itu ...."

Aku tidak benar-benar keberatan dengan apa yang dia katakan, tapi aku melihat Honoka melihat ke bawah.

Kami pergi bolak-balik dari rumah ke sekolah. Kami semua pulang bersama dengan berjalan kaki dari restoran dekat stasiun kereta. Rumah kami terpisah di berbagai arah, tapi akhirnya, kita berdua, teman masa kecil sejak dulu yang rumahnya paling dekat satu sama lain, hanya tinggal aku dan Honoka.

"Lagipula, Umi-chan adalah pewaris Sonoda Dojo. Karena itulah kamu harus latihan panahan, latihan kendo dan juga tarian jepang. Setiap hari, ada banyak hal yang harus kamu lakukan. Nah, karena μ's, kamu jadi lebih sibuk dari sebelumnya. Bagiku, melakukan aktivitas klub saja sudah melelahkan, tapi Umi-chan melakukan lebih dari itu selama latihanmu di rumah. Kamu benar-benar menakjubkan ... Ah, maafkan aku .. "

"Eh, sama sekali nggak seperti itu, kok! Lagipula, kamu ikut membantu di tokomu, kan?" kataku kepada Honoka merendah.

"Itu bukan perkara besar, aku cuma menyapu di pagi hari, dan pada saat sibuk, saya akan membantu mengemasi kotak saja. Tidak seperti kamu, aku hanya menjaga toko kalau aku ada waktu senggang saja...". Sementara itu ada cahaya lampu yang sedikit menyinari wajahku, aku menatap Honoka, yang tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak bisa menahan senyumanku lagi.

"Kita ini sama, bukankah itu sudah jelas? Sebagai anak perempuan dari bisnis milik keluarga itu benar-benar sangat sulit, yah?" kataku sambil tersenyum. 

Aku melihat ke depan dan menyadari bahwa lingkungan ini tiba-tiba menjadi lebih gelap. Kami mulai berjalan menuju rumah kami beberapa waktu yang lalu. Hampir tidak ada orang di jalan, tidak seperti di sore hari. Deretan gedung dan rumah kecil. Jalanan terasa seperti hening dalam kegelapan malam.

Love Live! School idol diary: Umi Sonoda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang