Chapter 3: Bagian 2

121 5 0
                                    

Pertama kali Honoka dan aku bertemu dengan Kotori adalah pada hari dimana langit sangat cerah. Pada hari musim semi yang cerah di mana kalian bisa mencium aroma bunga.

Ada banyak orang yang berencana pergi ke sekolah swasta saat kita berencana masuk SMP. Hari Kelulusan di mana kita bisa berpisah satu sama lain itu adalah saat yang sangat sepi dan menyedihkan, semua orang menangis keras-keras. Honoka adalah satu-satunya yang tidak menangis .... satu-satunya orang yang terbiasa dipanggil "Honoka si cengeng".

"Aku ingin mengucapkan selamat kepada semua orang pada hari ini! Honoka sangat bahagia! Aku harap kita tetap berteman selamanya!" Kata Honoka sambil tersenyum. "Nenekku dengan bangga membuat ini," katanya sambil membawakan sesuatu untuk mengingat hari kelulusan ini. Dia memegang sebuah kotak kecil yang berisikan kue manju merah dan putih lalu membagikannya kepada semua orang. Namun, aku tahu itu. Malam itu, saat semua orang tertidur, aku bisa mendengar suara Honoka dari kamarnya saat dia menangis.

[T/N: just remember, kamar Honoka ada di lantai atas. di depan pintu rumahnya]

"Uwaa, sekolah dasar sudah selesai, aku tidak akan pernah melihat orang-orang itu lagi, uwaaaaaa!" katanya sementara teriakannya terdengar di luar seperti sirene. Itu menghangatkan hatiku.

Setelah hari kelulusan, aku pergi ke dojo dan menerima sambutan hangat. Lalu, Aku pergi ke rumah Honoka untuk memberikan sertifikat kelulusan penting yang aku sadari dia telah melupakannya. Pada saat itulah aku mendengar suara tersebut.

"Aku sudah membuat bangga seharian ini, kan? Kalau aku menangis, semua orang akan menjadi lebih sedih. Aku benar-benar tidak mau menangis karena ini adalah hari dimana aku ingin mengucapkan selamat kepada semua orang. Aku tidak ingin melihat teman-teman kesayangan kita di SD Otonokizaka dengan mata berkaca-kaca, aku ingin merekam gambaran ini ke mata saya sambil mengembangkan senyuman di wajahku," Honoka menjelaskan itu kepadaku.

Aku yakin perkara itu tetap sama untuk Honoka yang sekarang.

Ingin melindungi sekolah ini dengan senyuman seorang idola yang bersinar, kalian bisa melihat perasaan itu di wajah Honoka.

Karena itulah pada malam setelah kelulusan sambil mendengarkan suara Honoka di bawah jendela kamarnya*, aku yakin dia dan aku akan berteman selamanya. "Bahkan jika semua orang meninggalkan Honoka maka aku akan berada di sisinya sampai akhir," Aku ingat pernah memikirkan itu. "Bahkan jika tidak ada orang lain yang berada di sisinya, maka sampai selama-lamanya aku yang menjadi satu-satunya rekan sejati bagi sahabatku yang memiliki kekuatan misterius yang tak dikenal ini," pikirku. Itu sebabnya ....

"Umi-chan, ayo kita menjadi idola!"

Sama sekali tidak mungkin

Dalam kebingunganku, itulah yang aku pikirkan ketika dia mengatakan itu kepadaku. Pada akhirnya, aku merasa bahwa ini adalah takdirku sejak saat dimana aku tertangkap oleh senyuman Honoka ketika pertama kali bertemu.

Mungkin menjadi idola adalah takdirku. *cekikikan*

Aku berhenti memikirkan itu. Ini adalah kesempatan langka dimana aku tersenyum dan membiarkan suaraku keluar tanpa berpikir. Oh Honoka, aku akan jadi idola? Aku yang dibesarkan melalui latihan seni bela diri dan tarian jepang secara menyeluruh, Seorang yang loyal sepertiku menjadi idola? Sama sekali tidak terpikirkan. Jika bukan karena Honoka, aku tidak akan berada di sini memikirkan kesempatan kecil itu.

Itu sebabnya, seperti dugaanku.

Aku mencoba yang terbaik untuk menjadi idola demi Honoka. Jangan salah, Honoka. Sampai titik akhir, aku melakukan yang terbaik sebagai simbol persahabatan kita. Mengapa aku menjadi idola bukan karena aku ingin memakai rok pendek. Hanya saja kalau aku mencoba yang terbaik seperti ini, aku akan bisa merasakan pesona saat melihat kepada mata Honoka yang berkilauan ketika dia bersinar walaupun sedikit. Aku hanya ingin menuliskan rahasia kecil itu di sini.

Membiarkan semua orang tahu tentang aktivitas μ's satu demi satu. Memikirkan tentang bagaimana nama kita sudah tersebar sekarang membuatku merasa bahagia.

Love Live! School idol diary: Umi Sonoda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang