Chapter 2: Bagian 3

249 10 0
                                    

"Berhenti di sana!" kata Eli saat dia memisahkan kami.

"Umi, kamu benar-benar termakan hasutan Nico. Ini tidak baik, jatuh melalui taktik paling dasar

 seperti itu."

"M-Maafkan aku atas itu."

"Kamu keterlaluan Eli! Aku pikir itu tadi bagus. Nico baik-baik saja karena aku yakin aku tidak akan mendapatkan nilai buruk. Aku cuma tidak suka bahasa Inggris saja. Setelah ini, kamu sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan aku, yah! Ini bukan seperti aku mendapat nilai buruk di sekolah karena tidak suka belajar. Jika aku melakukan sesuatu dengan serius, aku yakin setidaknya aku bakalan lolos."

Tentu, pola pikirnya yang cepat sudah dikenal baik. Secara normal, jika kita memandang dia sekilas, bahkan aku pikir dia itu anak yang pintar. Aku tidak mengerti mengapa dia mendapatkan peringkat yang buruk, ini benar-benar sebuah misteri. Aku penasaran apakah ada alasan bagus untuk itu? Eli kemudian melanjutkan. "Namun demikian, bahasa Inggris bukanlah satu-satunya subjek di mana kamu tidak lulus, kan? Setelah ini, kita akan mempelajari Sastra Jepang klasik, bahkan nilaimu di pelajaran Jepang Modern juga hampir di ambang batas gagal."

"Oh, kalau tentang bahasa Jepang, aku memiliki sedikit masalah dengan guru yang tidak memahami cara pandangku. Lagipula, aku sudah mencoba menebak bagaimana perasaan penulis dan jawabanku itu bukanlah hal yang dimaksudkan oleh guru tersebut. Ketika kita membaca 'Jaring Laba-Laba' karya Ryunosuke Akutagawa, sang guru bertanya 'Mengapa Kandata dikirim ke neraka dua kali?' Nico kemudian menjawab 'Itu karena dia tidak tahu dia lagi 'masuk TV'-nya surga. Adalah lebih baik mengetahui jadwal TV jika kamu tidak membaca keseluruhan isi surat kabar. Di dunia masyarakat saat ini, kamu tidak tahu kapan kamu sedang diawasi oleh seseorang tapi kamu memang seharusnya tidak terlalu sadar, sih. Para Idola saat ini menggunakan twitter dan sejenisnya. Begitu aku menuliskan itu, si guru nenek-nenek setengah baya itu jadi marah kepadaku dan berkata 'APA-APAAN INI?!" Eli dan Nozomi kemudian menghela nafas panjang saat mendengarkan itu.

(T/N: Cerita sastra 'Jaring Laba-Laba - Kumo no Ita' dari Ryunosuke Akutagawa adalah hal yang nyata dan dapat di baca di internet. Seperti dalam cerita ini, karya Akutagawa merupakan tulisan sastra yang dipelajari di bangku sekolah Jepang. Nama lain dari judul ini adalah "Suatu Hari di Surga". Jika berminat silahkan membacanya.)

"Tapi bukankah aku benar? Nico secara jujur ​​telah menuliskan salah satu hal terpenting di dalam hidup ini."

Aku menatap Nico yang sedang menggembungkan pipinya dan menghela nafas tanpa berpikir. Jika seperti ini kejadiannya maka tidak heran bila guru pun tidak akan bisa mengerti cara pandangnya.

"Tapi tidak apa-apa, karena dalam tes ini, Nico akan memberikan jawaban yang benar sehingga guru sekalipun pasti akan menyukainya <3. Aku bahkan akan melakukannya pada tes latihan ini. Yah, aku sebenarnya tidak suka berbohong tapi kalau itu demi kepentingan µ's maka kalian bisa mengandalkan Nico <3."

"Benarkah? Kalau begitu setelah ini, Sejarah Jepang, Sastra Klasik dan bahasa Inggris...."

Nico mengalihkan geliat Eli.

"Oh, tidak masalah, tidak masalah! Ini cuma karena aku tidak mau repot-repot menghafal hal-hal kayak gitu saja. 'Would' adalah bentuk lampau dari 'will', 'stand by' berarti membuat seseorang menjadi rekan... Nah, lihat aku sudah hafal, kan? Aku bisa mengerti kata-kata tersebut tanpa menggunakan kamus! "

"Kalau begitu, sepertinya selanjutnya adalah Nozomi."

Eli menatap ke arah Nozomi dengan wajah ragu, dan menjadi bingung saat melihat Nozomi membaca sebuah buku lama secara tergesa-gesa dan bersembunyi di balik notesnya Sambil menghindari tatapan Eli, Nozomi berkata dengan senyum cerah, "Oh, aku? aku baik-baik saja, kok. Satu-satunya nilaiku yang jelek pada tahun lalu hanya pada pelajaran Sains saja. Tahun ini, aku sudah sepenuhnya tuntas dengan kelas Sains yang aku pilih."

(T/N: Untuk sekarang ini, seharusnya Science diterjemahkan sebagai Sains atau IPA sih? :-\)

Eli membuka mulutnya dengan heran.

"H-Hei, kamu seharusnya mengatakan itu sejak awal. Nah pada akhirnya ...."

"Penanganan khusus untuk Team S sudah selesai - nico <3."

Eli yang terkejut melontarkan penanya. Sepertinya Eli pun masuk ke dalam hasutan Nico. Sebenarnya, Aku mau menolongnya tetapi aku tidak berdaya.

Aku berpikir "Jika saingan sejati Nico, Maki ada di sini, kita bakalan menang"

Pada akhirnya, aku baru saja selesai membuat makan siang untuk ketiga "onee-sama" (hanya mie goreng saja, sih). Semuanya berpikir bahwa itu enak saat kita memakannya. Kemudian, kami masuk ke sebuah ruangan dan aku mengajari mereka cara memakai pakaian yang dibuat untuk acara-acara khusus (Nico bahkan mengambil beberapa foto, dia mungkin akan mengunggahnya di internet), aku lalu sedikit mengajari mereka tentang memanah, kami masuk ke sebuah ruangan yang ada alat pembakarannya dan makanan ringan yang agak langka. Terakhir, kami memakai hakama, memegang pedang dan berduel pedang bersama-sama. Terus terang, kami hanya menghabiskan hari dengan bermain-main saja.

Mungkinkah yang terbaik adalah yang seperti ini? Harapanku bahwa aku akan menjadi seorang suruhan saja, bahwa aku akan menjadi satu-satunya orang yang plonga-plogo di kelompok ini .... memikirkan itu membuat dadaku berdetak lebih kencang. Aku hanya berdoa supaya kegelapan tidak akan hadir di langit biru di musim panas ini.

Itu akan menjadi kemenangan bagi kita. Perjalanan tiba-tiba yang menjadi lebih istimewa, seperti bumi kepada surga. Jika inilah yang dilakukan orang-orang secara terus melakukan, itu karena menghargai surga adalah tujuan mereka. Orang yang hatinya bisa mencintai dirinya sendiri, akan menemukan cinta menggunakan hati tersebut.

Saya harap kita bisa lolos dari ujian ini, dan kesembilan dari kita akan bisa melakukan kegiatan idola sekolah terbaik di musim panas ini bersama-sama.

Saya harap kita bisa lolos dari ujian ini, dan kesembilan dari kita akan bisa melakukan kegiatan idola sekolah terbaik di musim panas ini bersama-sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komentar <3 Maki

"Oh, aku bersyukur sekali berada di Team M. Sebuah kelompok belajar dengan para gadis dari neraka, Nico bersama Nozomi dan tindakan bodohnya, yah?. Tidak mungkin, tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin bagi aku. Aku menghormati Umi karena telah berperang sebagai seorang gadis prajurit. Ngomong-ngomong, berkat Maki-sensei, Team M sebenarnya telah melakukan ​​banyak hal untuk dipelajari. Roll Cake buatan Kotori-chan sangat enak, lho."

Love Live! School idol diary: Umi Sonoda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang